RI Tak Lagi Masuk 10 Besar Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia tak lagi masuk dalam daftar 10 besar negara dengan penyumbang kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Hal itu ditandai dengan jumlah kasus harian turun menjadi 2.577 kasus pada 13 September 2021.
"Alhamdulillah kasus covid-19 terus menunjukkan tren penurunan, kita sangat optimis tetapi kita juga tetap harus selalu waspada bagi negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia tidak masuk dalam 10 besar jumlah kasus tertinggi di dunia," kata Jokowi dalam sambutannya di webinar UOB Economic Outlook 2022, Rabu (15/9).
Secara rinci Presiden Jokowi menyebutkan, bahwa kasus harian terus turun dari puncak di tanggal 15 Juli yaitu 56.000 kasus menjadi 2.577 kasus pada 13 September 2021. Tentu itu sebuah penurunan yang sangat tajam. "Presentase kasus harian kita sebesar 13,6 persen kasus harian per 1 juta jauh dibawah negara tetangga kita di ASEAN," ujarnya.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan jumlah kasus HIV di Jawa Tengah menurun? Dia menyebut temuan pada 2023 ini menurun dibanding 2022 kemarin. Sebab pada tahun sebelumnya tercatat ada 3.120 kasus.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Selain itu, tingkat daftar isian rumah sakit juga turun, BOR nasional Indonesia di angka 13,8 persen dan BOR Wisma Atlet yang dulu sempat 92 persen saat ini juga turun menjadi 7 persen. Per 12 September 2021 angka positivity rate harian Indonesia di angka 2,64 persen lebih baik dari dunia di angka 8,34 persen.
Selanjutnya, angka kesembuhan di Indonesia juga mencapai 94,03 persen diatas rata-rata dunia yang 89,59 persen. Terkait vaksinasi, kalau dihitung dari jumlah orang yang di vaksin sudah mencapai 72,76 juta orang atau 34,94 persen.
"Kalau dilihat dosis yang sudah ter suntikan berada di angka 42,2 persen, kita akan terus meningkatkan vaksinasi kecepatan vaksinasi tetapi Kita harus selalu waspada kita harus selalu disiplin terhadap protokol kesehatan selalu memakai masker," ujarnya.
Di sisi lain, Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah insentif kepada dunia usaha. Kementerian keuangan pada tahun 2020 mengalokasikan dana ekonomi sebesar Rp 695,2 Triliun dengan realisasi Rp 579,8 triliun.
Sedangkan pada tahun 2021 sebesar Rp 744,75 triliun dengan realisasi sampai Juli 2021 sebesar Rp 305,5 Triliun. Dana tersebut dialokasikan berimbang untuk kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional untuk mendorong kegiatan ekonomi yang seimbang.
Kemudian, pemberlakuan PPKM berlevel 1 hingga 4 dimaksudkan agar gas dan rem sesuai kondisi terkini. Pemerintah melakukan sejumlah ujicoba dan membuka beberapa sektor usaha namun tetap sesuai aturan dan protokol yang ketat.
"Artinya kesehatan adalah yang utama namun ekonomi juga sangat penting, Alhamdulilah upaya pembukaan ekonomi secara hati-hati ini dipatuhi bersama dan dunia usaha, sehingga ekonomi mulai menggeliat kembali," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSelain menyoroti angka kematian tinggi akibat penyakit tidak menular, Jokowi menekankan pentingnya pencegahan stunting atau gizi buruk.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi membanggakan penurunan utang Indonesia usai pandemi.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaSebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia yang terjadi sepanjang kurun 2022 hingga sekarang, semua varian 2B dan seluruhnya telah sembuh.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya