Semester I-2015, laba BTN naik 54,25 persen
Merdeka.com - Bank Tabungan Negara mencatat perolehan laba Rp 831 miiliar pada semester I-2015. Jumlah ini meningkat 54,25 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 539 miliar.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Bank BTN Maryono di Jakarta, Senin (27/7).
"Kami meraih peningkatan laba yang sangat baik di semester I tahun ini, kita dapat laba Rp 831 miliar," ujarnya.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Apa yang membuat AUM BRI tumbuh? Sepanjang semester I-2023, dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) tumbuh 20,42% secara tahunan atau year-on-year (YoY), dengan peningkatan jumlah nasabah mencapai sebesar 19,84% yoy di periode tersebut.
-
Kenapa saham BRI naik 61,5 kali lipat? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
-
Apa aset BRI saat ini? Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian pada September 2023, Aset BRI mencapai Rp1.851,97 T atau tumbuh 9,93% (yoy).
Maryono menuturkan, pertumbuhan laba agresif itu juga didukung perolehan net interest income (NII) sebesar Rp 3,18 triliun. Ini naik 19,06 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp2,67 triliun.
Sedangkan pada akhir tahun, Maryoni menargetkan perolehan laba meningkat 40 persen. Target ini diyakini bisa tercapai lantaran peluang untuk tumbuh masih terbuka tahun ini.
"Laba semester I-2015 tumbuh tinggi, karena kami memiliki target sampai dengan akhir tahun diatas 40 persen," ungkapnya.
Selanjutnya, tingginya laba ini juga adanya dorongan dari kinerja di pendapatan bunga (interest income) mencapai Rp 7,35 triliun di semester I-2015. Itu naik 13,69 persen dari periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 6,46 triliun.
Sedangkan posisi aset perseroan juga tumbuh 14,99 persen atau Rp 155,95 triliun di semester I-2015. Periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 135,62 triliun. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Capaian tersebut tumbuh 15 persen (yoy) dibandingkan dengan perolehan laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Baca SelengkapnyaBank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan.
Baca SelengkapnyaDengan kinerja tersebut, BTN mencatatkan laba bersih sekitar Rp983,8 miliar atau naik sekitar 5,15 persen YoY.
Baca SelengkapnyaKeuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaBTN mencatat, pencapaian kinerja keuangannya per Mei 2024 telah sejalan dengan yang ditetapkan perseroan atau on track.
Baca SelengkapnyaDari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 16,6 persen menjadi Rp365,4 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaBTN Syariah juga telah menghimpun DPK senilai Rp36,25 triliun pada kuartal III-2023.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023, BSI membukukan laba bersih senilai Rp5,70 triliun atau tumbuh 33,88 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaRealisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca Selengkapnya