Sri Mulyani: Inflasi Tinggi Bisa Rem Investasi dan Pengaruhi Pemulihan Ekonomi
Merdeka.com - Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell telah membunyikan alarm tentang lonjakan inflasi yang mencapai 7 persen, alias tertinggi dalam 40 terakhir. Powell pun berjanji akan mengambil tindakan keras.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, jika inflasi tinggi, suku bunga tinggi dipastikan akan mengerem investasi, yang berarti momentum pemulihan ekonomi bisa terpengaruh.
"Kalau inflasi tinggi, suku bunga tinggi, pasti akan mengerem investasi dan ini berarti momentum pemulihan ekonomi bisa terpengaruh, konsumsi tergerus oleh inflasi, investasi tergerus," kata Sri Mulyani dalam economic outlook, Rabu (22/3).
-
Siapa yang memimpin pengendalian inflasi? 'Volatile food ini diperangi melalui TPIP. Nah, kebetulan tim pengendali inflasinya itu ketuanya Menko ekonomi. Wakilnya Gubernur BI.
-
Apa itu inflasi? Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu perekonomian selama periode tertentu.
-
Apa yang ditekankan Mendagri terkait inflasi? 'Faktanya terjadi inflasi, kenaikan, meskipun tidak terlalu tinggi. Artinya, menurut saya, daya beli masyarakat masih cukup terjangkau,' ungkap Mendagri.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Siapa yang dapat mengendalikan inflasi? Saat inflasi tinggi, bank sentral sering kali menaikkan suku bunga untuk memperlambat pengeluaran dan investasi, yang membantu mengurangi tekanan inflasi.
-
Apa yang paling penting bagi pemerintah dalam inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
Di sisi lain, hadirnya berbagai peristiwa Covid-19 hingga konflik Rusia dan Ukraina juga mempengaruhi kemampuan ekonomi global untuk tumbuh.
Namun, saat ini pandemi Covid-19 cukup terkendali tapi muncul tantangan baru dari konflik di Rusia-Ukraina. Konflik itu mendorong kenaikan harga energi dan sejumlah komoditas, sehingga mendisrupsi suplai secara global. Alhasil, inflasi secara global terus meningkat.
"Konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan spillover ke seluruh dunia, yaitu kenaikan harga-harga komoditas. Kenaikan harga komoditas sebetulnya sudah mulai muncul karena pemulihan ekonomi mengalami disrupsi dari sisi supply-nya," ujarnya.
Demikian, tingginya inflasi membuat berbagai negara memberlakukan kebijakan untuk menjaga perekonomian. Namun, yang menjadi perhatian global adalah langkah The Fed yang akan menaikkan suku bunga, tujuannya untuk menjaga laju inflasi.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah masih akan fluktuatif namun ditutup menguat.
Baca SelengkapnyaInflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya hingga Rupiah.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.287 per USD, menunjukkan penguatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.
Baca Selengkapnya