Tak Hanya China, Ini Deretan Negara Perang Dagang dengan Amerika Serikat
Merdeka.com - Pemberitaan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China akhir-akhir ini menyedot banyak perhatian. Terutama, setelah China memutuskan untuk membalas perlakuan AS dengan menetapkan tarif impor pada barang-barang AS.
Dampaknya, ekonomi dunia yang melambat jadi salah satu 'hasil' perang antara dua negara ini. Selama dua tahun berturut-turut, ketegangan AS dengan China seolah tak menemukan titik damai.
Meski demikian, China hanyalah satu dari sekian negara yang jadi 'musuh' AS dalam perdagangan. Dalam periode kepemimpinan Trump, ternyata AS juga memberlakukan tarif impor pada negara-negara ini, seperti yang dirangkum dari berbagai sumber:
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Bagaimana China bersaing dengan AS dalam luar angkasa? Ketika Tiongkok bangkit, sebagian penelitian AS di bidang luar angkasa tampaknya mengalami kesulitan. Divisi ilmu biologi dan fisika NASA, yang bertanggung jawab atas banyak eksperimen ISS, sangat kekurangan dana dibandingkan dengan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diminta untuk ditangani, dan memiliki pendanaan paling sedikit dari semua divisi dalam Direktorat Misi Sains NASA.
-
Kenapa AS melarang investasi teknologi di China? AS mengatakan tindakan tersebut akan ditargetkan secara sempit. Namun, hal ini akan semakin memperburuk hubungan ekonomi antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
-
Bagaimana hubungan AS dan Rusia saat ini? 'Hampir tidak mungkin hubungan ini memburuk lebih jauh. Saat ini, hubungan kita berada pada titik terendah dalam sejarah.'
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Kenapa AS khawatir dengan dominasi teknologi China? “Penelitian kami mengungkapkan bahwa China telah membangun fondasi untuk memposisikan dirinya sebagai negara adidaya sains dan teknologi terdepan di dunia.
1. Uni Eropa
Pada 22 Juni, Uni Eropa menetapkan bea masuk sebesar 25 persen barang dari AS dengan total nilai USD 2,8 miliar. Hal ini dilakukan karena AS menerapkan tarif impor pada baja dan aluminium Eropa.
Barang-barang yang kena bea masuk itu antara lain motor Harley Davidson, kacang tanah, blue jeans, bourbon, baja dan aluminium.
2. Meksiko
Tak cuma 'bermusuhan' dalam bidang politik dan pertahanan, AS juga berseteru dengan Meksiko dalam perdagangan.
Buktinya, setelah Trump menetapkan tarif impor baja dan aluminium dari Meksiko, negara tersebut membalas tindakan AS dengan menaikkan tarif impor AS 15 persen hingga 25 persen dengan total nilai USD 3 miliar. Barangnya kebanyakan produk makanan seperti daging babi, kentang, apel, bourbon dan keju-kejuan.
3. Kanada
Tidak cukup sampai disitu, AS juga 'menyerang' negara tetangganya dengan memberlakukan tarif 25 persen untuk impor baja dan 10 persen untuk impor aluminium, yang berlaku efektif 1 Juni 2018 lalu.
Kanada merespons tindakan AS dengan memberlakukan pajak juga untuk barang yang sama senilai USD 16 miliar.
4. Turki
Dengan komoditas yang sama, baja dan aluminium, AS mengenakan tarif impor dari Turki dengan porsi yang tidak main-main, 50 persen dan 20 persen! Alhasil, Turki ikut menaikkan tarif pada barang asal AS yang meliputi kendaraan bermotor, minuman beralkohol, baja struktural, beras dan produk kecantikan.
Tapi, Trump mereda dan mengurangi tarif menjadi 25 persen dan 10 persen. Nantinya, Turki akan melakukan hal yang sama.
5. Jepang
Supaya perdagangannya lebih baik, AS meminta akses pasar yang lebih luas ke Jepang. Tapi, permintaan itu tidak diiringi dengan tindakan baik hati AS mengurangi tarif barang Jepang.
Namun pada KTT G7, kedua negara sudah sepakat untuk bekerja sama demi kemajuan perdagangan.
6. India
AS keukeuh tidak menghapus tarif impor baja dan aluminium India. Imbasnya, negara tersebut memberlakukan tarif pada kacang-kacangan asal AS. Pajaknya setinggi 120 persen!
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaMeski demikian, situasi perdagangan ini belum menguntungkan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaThe Economist sendiri menunjukkan bahwa harga barang atau jasa di Amerika yang jika dikonversi menjadi USD100, maka di China nilai tersebut hanya USD60 saja.
Baca SelengkapnyaTrump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaPrediksi tersebut berkaca terus membaiknya laju perekonomian China selama lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaEksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Baca Selengkapnya