Tembakau dan sejarah kelam tanam paksa di Tanah Air
Merdeka.com - Direktur Rumah Kajian dan Advokasi Kerakyatan (Raya) Indonesia, Hery Chariansyah bercerita mengenai tembakau yang dikenal pertama kali di Meksiko sejak 2.500 tahun yang lalu. Tembakau ini kemudian menyebar ke Utara dan Amerika Selatan. Pada tahun 1492, para pelaut Eropa mengekspornya ke daratan Eropa, Asia, dan Afrika.
Tembakau dikembangkan secara komersial di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda melalui Cornelis de Houtman yang menanam kebun tembakau di Banten pada 1596. Pada 1869, Deli Maatschappij mendirikan industri tembakau di Deli, dan dari situ lah budidaya tembakau mulai berkembang di Kudus, Malang, dan Jember, Jawa Timur.
Dalam bukunya yang berjudul Rokok Kretek Bukan Warisan Budaya Indonesia, Hery menjelaskan tembakau mengingatkan masyarakat akan sejarah kelam tanam paksa pada masa kolonial Belanda. Di mana pada tahun 1830, pemerintah Belanda mengangkat gubernur jenderal yang baru untuk Indonesia, Van den Bosch.
-
Kenapa produksi tembakau penting bagi Indonesia? Industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Di mana tembakau ditanam di masa Kolonial? Pada tahun 1650, VOC mengalihfungsikan beberapa kawasan untuk perkebunan tembakau. Beberapa kawasan itu seperti Kedu, Bagelen, Malang, dan Priangan.
-
Kenapa petani tembakau mengalami masa sulit? Aan mengakui untuk saat ini para petani tembakau sedang mengalami masa sulit. Apalagi harga cukai tengah naik. Apabila cukai naik, pabrik tidak akan membeli tembakau yang mahal. Hal ini menjadi masalah tersendiri bagi petani.
-
Apa bentuk kerja paksa di pabrik gula Probolinggo? Mereka dipaksa bekerja di kebun-kebun milik pemerintah Hindia Belanda tanpa imbalan memadai.
-
Mengapa tembakau di Jawa Tengah berkembang pesat? Kondisi itu membuat pertanian tembakau di Jateng berkembang secara signifikan. Setiap daerah di Jateng bahkan punya karakteristik tembakau yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
-
Bagaimana BRIN mendorong produksi tembakau? Salah satu upaya BRIN dalam melakukan percepatan produksi tembakau lokal adalah melalui pemuliaan tanaman agar tahan terhadap anomali cuaca hingga penyakit.
"Dia diserahi tugas meningkatkan produksi tanaman ekspor, salah satunya tembakau. Dalam hal ini, Van den Bosch mengusulkan adanya sistem tanam paksa," kata Hery.
Adapun hal-hal yang mendorong Van den Bosch melaksanakan tanam paksa, antara lain karena Belanda membutuhkan banyak dana untuk membiayai peperangan, baik di negeri Belanda sendiri maupun di Indonesia.
Namun kenyataannya, pelaksanaan tanam paksa diselewengkan oleh Belanda dan para petugasnya yang berakibat membawa kesengsaraan rakyat. Misalnya, kerja tanpa dibayar untuk kepentingan Belanda, kekejaman para mandor terhadap para penduduk, dan eksploitasi kekayaan Indonesia yang dilakukan Belanda.
"Tanam paksa mengharuskan rakyat bekerja berat selama musim tanam. Penderitaan rakyat bertambah berat dengan adanya kerja rodi membangun jalan raya, jembatan, dan waduk," imbuhnya.
Selain itu, rakyat masih dibebani pajak yang berat sehingga sebagian besar penghasilan habis untuk membayar pajak. Akibatnya, rakyat tidak mampu mencukupi kebutuhannya, dan kelaparan terjadi di mana-mana, seperti Cirebon, Demak, dan Grobogan.
Sementara itu di pihak Belanda, tanam paksa membawa keuntungan yang besar. Tanam paksa mampu menutup kas negara Belanda yang kosong sekaligus membayar utang-utang untuk membiayai perang.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkebunan Tembakau Deli di Sumatera Utara mendatangkan keuntungan bagi pengusaha Belanda di era kolonial. Tapi bagi buruh, Deli mengisahkan kesengsaraan.
Baca SelengkapnyaPada masa kejayaan daun emas Madura, dealer-dealer motor kehabisan stok karena diborong orang Madura.
Baca SelengkapnyaDalam penyesuaian ke depan, yang didasari oleh alasan kesehatan masyarakat, perlu dilakukan secara hati-hati dan kalkulatif untuk menciptakan keseimbangan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa percaya tembakau sudah hadir jauh masa sebelum kedatangan Penjajah Portugis.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Orang Rantai ini menjadi bukti perbudakan pekerja tambang yang ada di Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaMereka yang tak punya tanah dipaksa bekerja di kebun milik pemerintah
Baca SelengkapnyaPerusahaan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh peraturan yang memberikan kesempatan pengelolaan tanah selama 75 tahun.
Baca SelengkapnyaPerkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok.
Baca SelengkapnyaPetani termbakau tegas menolak aturan-aturan yang berdampak pada mata pencariannya.
Baca SelengkapnyaDi masa kerajaan, masyarakat dibebani pajak tanah dan pajak tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaDewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPD APTI) Jawa Barat, Nana Suryana dengan tegas menyatakan tak setuju terhadap kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaMasa kolonialisme tak lepas dari praktik perbudakan terhadap kaum pribumi bahkan warga asing yang menetap di Nusantara.
Baca Selengkapnya