Tudingan-tudingan ke Pertamina curangi harga gas 12 kg
Merdeka.com - PT Pertamina terus dituding melakukan kecurangan dalam penentuan harga gas 12 kilogram (kg). Pasalnya perusahaan berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dianggap belum transparan dalam penentuan harga penetapan harga elpiji non-subsidi tersebut.
Perbedaan mencolok harga gas 12 kg ini, ketika di bulan Januari 2015. DI Malaysia, ukuran serupa hanya dijual harga sebesar 20 ringgit atau setara dengan Rp 70.000 kepada masyarakat Malaysia.
Sedangkan harga elpiji di Indonesia tembus Rp 120.000. Pebedaan mencolok ini menimbulkan tanda tanya besar berapa biaya produksi gas Pertamina.
-
Apa yang di periksa KPK? 'Yang jelas terkait subjek saudara B (Bobby) ini masih dikumpulkan bahan-bahannya dari direktorat gratifikasi,' kata Jubir KPK, Tessa Mahardika Sugiarto di Gedung KPK, Kamis (5/9).
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Gimana cara Pertamina cek tabung gas? Jika hasil pengujian ulang bagus, maka tabung tersebut dapat tetap digunakan, namun sebaliknya jika tabung dinyatakan kurang layak maka akan ditarik dari peredaran dan diganti dengan tabung baru.
-
Kenapa Pertamina cek SPBB di Ketapang - Gilimanuk? Dengan terkoneksinya tol trans jawa, jalur darat dari Jawa menuju Bali meningkat signifikan, apalagi ketika liburan saat ini. Karena itu, kesiapan layanan BBM bagi mobilitas masyarakat dan kecepatan pengisian bahan bakar kapal bisa sangat mempengaruhi operasional penyebrangan ASDP serta kelancaran proses bongkar muat kapal di Pelabuhan,' terang Arya.
-
Mengapa KPK menelaah laporan tersebut? 'Bila ada laporan/pengaduan yang masuk akan dilakukan verifikasi dan bila sudah lengkap akan ditelaah dan pengumpul info,' kata Tessa dalam keterangannya, Selasa (4/9).
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
Saat itu, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono membuatnya meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit ulang terkait adanya dugaan korupsi dalam memproduksi elpiji ukuran 12 kg.
Sedangkan baru-baru ini, Indonesia Corruption Watch (ICW) juga mendesak perusahaan pelat merah tersebut melakukan evaluasi. Koordinator Divisi Research ICW Firdaus Ilyas meminta Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN mengevaluasi harga gas elpiji ukuran tersebut.
Masih banyak lagi tudingan kepada Pertamina untuk memperbaiki harga gas 12 kg. Berikut tudingan kebohongan Pertamina soal gas:
Negara dirugikan
PT Pertamina (Persero) memutuskan menaikkan harga gas elpiji 12 kg dari sebelumnya Rp 129.000 menjadi Rp 134.000 di Maret. Salah satu alasannya, Pertamina kerap terus menerus menanggung kerugian dari bisnis penjualan gas elpiji 12 kg hingga miliaran rupiah.
Kenaikan harga gas 12 kg tidak hanya merugikan rakyat, tapi juga negara. Dengan kenaikan harga gas 12 kg, masyarakat berbondong-bondong migrasi ke tabung gas melon atau 3 kg yang disubsidi pemerintah. Otomatis besaran subsidi yang harus dikeluarkan negara semakin besar.
"Kalau (elpiji) 12 kg dinaikkan apa untungnya bagi negara? Pertamina untung tapi negara rugi," ujar Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika dalam diskusi mingguan bertajuk ENERGI KITA yang digagas RRI, merdeka.com, dana mitra lingkungan (DML), Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI), Sewatama, Institut Komunikasi nasional (IKN)di Bakoel Koffie, Jakarta, Minggu (8/3).
Kardaya mengkritik tak transparannya pemerintah dan Pertamina dalam penentuan harga gas elpiji. Perbedaan harga antara gas elpiji 12 kg dan 3 kg sudah menyalahi prinsip dasar penentuan harga dalam kebijakan energi. Karena itu, wajar jika rakyat berbondong-bondong migrasi ke gas 3 kg.
"Logikanya, ada barang yang sama, tapi kenapa yang 3 kg harga per kilonya Rp 4.000 dan yang 12 kg harga perkilonya Rp 12.500. Padahal barangnya sama," tuturnya.
Pertamina curangi harga gas 12 kg
Indonesia Corruption Watch ( ICW) membeberkan fakta-fakta di balik penetapan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar, serta harga gas elpiji 12 kg yang baru saja dinaikkan.
Dari data yang dipaparkan ICW, meskipun pemerintah menurunkan harga BBM jenis premium maupun solar, sesungguhnya pemerintah memahalkan harga dua jenis BBM itu.
Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, Firdaus Ilyas menjabarkan, untuk harga keekonomian elpiji 12 kg pada Januari 2015 sebesar Rp 9.508 per kg. Dia menuding, harga yang dijual Pertamina lebih mahal Rp 1.717 per kg atau Rp 20.600 per satu tabung 12 kg.
Secara keseluruhan dari perhitungan itu, ICW menyebut pemerintah dan Pertamina memahalkan harga BBM dan gas 12 kg hingga mencapai Rp 2,479 triliun. Angka itu terdiri dari, premium sebesar Rp 1,440 triliun, solar sebesar Rp 909,9 miliar dan elpiji 12 kg sebesar Rp 128,8 miliar.
Beri harga mahal dibanding Malaysia
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono menyebut harga elpiji ukuran 12 Kilogram non subsidi di negara tetangga yaitu Malaysia dijual hanya harga sebesar 20 ringgit atau setara dengan Rp 70.000 kepada masyarakat Malaysia. Harga elpiji di Indonesia yang tembus Rp 120.000 menimbulkan tanda tanya besar berapa besar biaya produksi gas Pertamina .
"Kenaikan harga elpiji oleh Pertamina yang mencapai harga Rp 120.000 hingga Rp 200.000 di pasaran tidak dapat diterima begitu saja. Apalagi dengan kurs rupiah yang semakin melemah karena ringgit juga mengalami pelemahan," Â ucap Arief dalam keterangan tertulisnya kepada merdeka.com, Minggu (5/1).
Dengan kondisi seperti ini, Arief meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit ulang terkait adanya dugaan korupsi dalam memproduksi elpiji ukuran 12 Kilogram non subsidi.
"Terkait Undang Undang Keterbukaan Publik, Pertamina harus memberikan informasi kepada masyarakat terkait biaya produksi gas elpiji non subsidi," tutupnya.
Penentuan harga tidak transparan
Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta PT Pertamina Persero bersama dengan pemerintah, Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN mengevaluasi harga gas elpiji 12 Kilogram (Kg). Tidak hanya itu, ICW juga meminta pemerintah dan Pertamina transparan dalam formula dan mekanisme penetapan harga elpiji non-subsidi tersebut.
Koordinator Divisi Research ICW Firdaus Ilyas mengungkapkan, evaluasi harga elpiji 12 kg perlu dilakukan mengingat harga minyak mentah dunia terus jatuh. Belajar dari pengalaman harga BBM jenis Premium, evaluasi perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas perekonomian.
"Kalau Pertamina ingin menjaga sama dengan harga ekonomi pasar, maka harganya fluktuatif. Tapi dia tidak boleh mendapatkan keuntungan berlebih dan mendiamkan itu," tegasnya di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (20/8).
Setidaknya, kata dia, evaluasi bisa dilakukan dua bulan sekali. Apalagi saat ini perubahan harga minyak dunia bergerak cepat. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gas Elpiji 3kg yang tidak sesuai sudah dilakukan pengamanan berupa penyegelan untuk sementara tidak diedarkan kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaKemendag menemukan sejumlah stasiun pengisian gas elpiji mengurangi takaran 200-700 gram per tabung.
Baca SelengkapnyaTabung yang sudah berkarat harus segera dibersihkan dan diperbaiki, sehingga, apabila tabungnya ditimbang maka berat kotornya (bruto) sebesar 5 kilogram.
Baca SelengkapnyaKPK belum menjelaskan soal apa saja temuan penyidik dalam pemeriksaan kepada kedua pejabat PGN tersebut.
Baca Selengkapnya"Bila ada laporan/pengaduan yang masuk akan dilakukan verifikasi dan bila sudah lengkap akan ditelaah dan pengumpul info," kata Tessa
Baca SelengkapnyaKonsumen berhak menimbang tabung gas di tempat pembelian jika ragu takarannya berkurang.
Baca SelengkapnyaUsai penggeledahan, KPK mengamankan barang bukti, berupa dokumen terkait jual beli gas antara PT PGN dan PT IAE, beserta barang bukti elektronik.
Baca SelengkapnyaKomisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut KPK memegang banyak kasus korupsi di PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaAlex mengatakan, pihaknya memilih berhati-hati dalam mengusut kasus ini. Menurut Alex, dalam mengusut sebuah kasus pihaknya tak bisa sembarangan.
Baca SelengkapnyaPenyalahgunaan LPG subsidi dilakukan dengan pelaku membeli LPG 3 kg bersubsidi dari pangkalan.
Baca SelengkapnyaKPK belum mengumumkan lebih lanjut soal informasi apa saja yang akan dikonfirmasi kepada kedua pejabat PGN tersebut.
Baca SelengkapnyaErick menyebut, temuan BPK atas permasalahan yang terjadi di perusahaan BUMN merupakan hal yang lumrah.
Baca Selengkapnya