Turki Tahan Suku Bunga Rendah, Inflasi Diperkirakan Tembus 83,5 Persen
Merdeka.com - Survei Bloomberg memperkirakan tingkat inflasi Turki tahun 2022 tembus 83,5 persen di bulan September 2022, terus meningkat selama 16 bulan berturut-turut. Inflasi Turki kemungkinan meningkat bulan lalu ke tingkat yang terakhir terlihat pada pertengahan 1998.
Lonjakan inflasi terjadi setelah Gubernur Bank Sentral Turki, Sahap Kavcioglu memulai serangkaian penurunan suku bunga tahun ini. Akibatnya Turki menjadi outlier di antara otoritas moneter global, yang sebagian besar secara agresif melakukan pengetatan untuk mengendalikan kenaikan harga.
Bank sentral Turki pada bulan Juli memperkirakan inflasi akan mencapai puncak antara 80 persen dan 90 persen pada Oktober. Kemudian akan melambat menjadi 65 persen pada akhir tahun ini.
-
Siapa yang memimpin pengendalian inflasi? 'Volatile food ini diperangi melalui TPIP. Nah, kebetulan tim pengendali inflasinya itu ketuanya Menko ekonomi. Wakilnya Gubernur BI.
-
Apa itu inflasi? Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu perekonomian selama periode tertentu.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk menurunkan inflasi? 'Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi,' ujarnya.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Bagaimana Gubernur Kalsel membantu penurunan inflasi? “Sama seperti cabai, bawang dan lainnya. Bukan karena kita tidak punya lahan, tetapi permasalahan lain seperti distribusi dan lainnya,“ ungkapnya.
-
Siapa yang dapat mengendalikan inflasi? Saat inflasi tinggi, bank sentral sering kali menaikkan suku bunga untuk memperlambat pengeluaran dan investasi, yang membantu mengurangi tekanan inflasi.
Di sisi lain, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bersikeras untuk menahan tingkat suku bunga yang lebih rendah. Menurutnya ini akan membantu mengurangi inflasi yang sebenarnya bertentangan dengan teori ekonomi konvensional. Dia menyerukan agar suku bunga acuan dipotong menjadi di bawah 10 persen pada akhir tahun, dari 12 persen saat ini.
"Pemotongan suku bunga lebih lanjut pasti akan menyebabkan lebih banyak depresiasi mata uang dan inflasi yang lebih tinggi," kata Ekonom Morgan Stanley, dilansir dari Al-Arabiya News, Jakarta, Kamis (6/10).
Kavcioglu telah memberikan pemotongan, seperti yang diminta oleh Erdogan. Pada dua pertemuan penetapan suku bunga terakhir, memangkas patokan sebesar 100 basis poin setiap kali.
Hal ini telah meninggalkan Turki dengan suku bunga negatif terdalam di dunia ketika disesuaikan dengan inflasi. Sementara lira telah kehilangan lebih dari 50 persen nilainya terhadap dolar dalam 12 bulan terakhir.
Bank sentral akan mengadakan pertemuan penetapan suku bunga berikutnya pada 20 Oktober, dan menerbitkan laporan inflasi keempat tahun ini seminggu kemudian.
Di sisi lain, para pejabat Turki menolak kritik yang menyebut kenaikan harga yang merajalela akibat dari kesalahan kebijakan moneter. Alih-alih menyalahkan invasi Rusia ke Ukraina untuk reli global dalam komoditas termasuk energi dan makanan. Bahkan ketika dampak dari barang-barang yang mudah berubah seperti itu dikecualikan.
Berdasarkan laporan Badan Statistik negara, TurkStat melaporkan inflasi tahunan Turki mencapai lebih dari 66 persen pada Agustus. Kebijakan eksperimental telah mendorong inflasi di atas 100 persen di beberapa bagian negara.
Harga konsumen di Istanbul, kota terpadat di Turki, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Rincian data Istanbul menunjukkan biaya segala sesuatu mulai dari sewa hingga makanan naik tajam bulan lalu.
Dalam upaya untuk meringankan rasa sakit bagi orang Turki berpenghasilan rendah menjelang pemilihan yang dijadwalkan Juni mendatang, pemerintah telah menaikkan upah minimum nasional dua kali dalam setahun.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingkat inflasi hingga bulan Juli, sudah turun hingga angka 3,08 persen.
Baca SelengkapnyaInflasi Indonesia juga lebih rendah dibandingkan Eropa, yakni sebesar 5,3 persen.
Baca SelengkapnyaBank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaMenteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi capaian inflasi tahunan (Year-on-Year) pada bulan September 2024 mencapai 1,84 persen.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaAngka ini masih berada dalam target pemerintah 1,5-3,5 persen. Sementara inflasi bulanan (month-to-month) pada Oktober 2024 sebesar 0,08 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.287 per USD, menunjukkan penguatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca Selengkapnya