Film Eyang Subur telan biaya Rp.10 M
Tak sedikit biaya yang harus digelontorkan untuk membuat film kisah hidup Eyang Subur.
Tak sedikit biaya yang harus digelontorkan untuk membuat film kisah hidup Eyang Subur. Bahkan Ramdan Alamsyah selaku produser mengaku, film tersebut menelan biaya hingga 10 miliar rupiah.
Menurutnya, besar biaya yang dikeluarkan dapat mencerminkan hasil kerja yang diperlihatkan dalam film tersebut. Dana itu diperoleh atas kerjasama dengan beberapa rekan di Australia.
-
Kapan film "Bangsal Isolasi" tayang? Pada tanggal 25 Juli 2024, film BANGSAL ISOLASI yang disutradarai oleh Adhe Dharmastriya akan tayang di bioskop.
-
Kapan film Pareh diproduksi? Pareh merupakan salah satu film produksi Hindia Belanda pada tahun 1936 yang disutradarai oleh Albert Balink dan Mannus Franken dari Belanda.
-
Kenapa Hari Film Sedunia diperingati? Hari Film Sedunia bertujuan untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan kreativitas yang dihasilkan oleh industri film.
-
Di mana lokasi syuting film Oeroeg di Cirebon? Mengutip Instagram @cirebonhistory, film Oeroeg mengambil tempat di gedung British American Tobacco (BAT) yang berlokasi di Jalan Pasuketan, Kalurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
-
Film apa yang dibintangi oleh Indah Permatasari? Film horor terbaru yang dibintangi Indah berjudul Sakaratul Maut, membuat penasaran dengan aktingnya.
-
Kenapa film Oeroeg diambil gambar di Cirebon? Kedua lokasi juga masih kental dengan nuansa kolonial, sehingga cocok dijadikan lokasi syuting film bertema penjajahan.
"Disiapkan budget, hitungannya miliar. Maunya, biaya sesuai dengan hasilnya. Kita bekerjasama dengan teman-teman di Australia. Sudah disiapkan budget 10 M," ungkapnya di Kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Senin (22/7).
Rencananya film itu akan bersetting di beberapa lokasi seperti Solo, Jombang, Bandung dan Bogor. Diproyeksikan, penggarapan akan memakan waktu selama 25 hari.
"Syutingnya ada di Solo, Bogor, Jombang, dan Bogor juga. Produksi akan memakan waktu sekitar 14 sampai 25 hari," paparnya lagi.
Menjadi tantangan tersendiri, saat proses syuting para kru harus bekerja keras membuat suasana kembali ke era 90-an. Diantaranya, peristiwa kebakaran yang dialami Eyang Subur pada tahun 1991 silam.
"Di Jakarta yang PR, karena diangkat tahun 78-91. Setting harus dibuat karena saya ingin yang riil. Kebakaran, kepanikan di dalamnya supaya lebih riil," jelasnya.
Hindari Konflik, Ivan Ogah Buka Bersama Venna Melinda
Usai Buka Bersama, Cristian Gonzales Beri Coaching Clinic Pada Anak Yatim
Strategi Jitu Bella Shofie Jalani Syuting Saat Ramadan
Sibuk, Denada Tak Punya Manajemen Waktu
Reza Artamevia Tak Mau Bikin Lagu Religi (kpl/aha/dis/phi)