Mengenal Gambar Toong, Bioskop Keliling yang Selalu Ditunggu Anak-anak Sunda Tempo Dulu
Dulu gambar toong sempat viral di masanya, anak-anak yang ingin menonton diharuskan membayar sebesar Rp5 sampai Rp10 rupiah
Dulu gambar toong sempat viral di masanya, anak-anak yang ingin menonton diharuskan membayar sebesar Rp5 sampai Rp10 rupiah
Mengenal Gambar Toong, Bioskop Keliling yang Selalu Ditunggu Anak-anak Sunda Tempo Dulu
Permainan anak zaman dahulu tidak selamanya bernuansa tradisional. Dalam keragamannya terdapat sentuhan teknologi sederhana seperti pada gambar toong yang popular di kalangan anak-anak Sunda.
-
Apa yang dimainkan anak-anak di Bandung Timur? Seorang warganet belum lama ini membagikan momen anak-anak tengah asyik bermain kesenian Reak Dogdog. Terlihat beberapa anak memakai kostum boneka menyerupai naga, dan berlari mengejar anak lainnya di sebuah lahan kosong.
-
Siapa saja yang suka bermain tatarucingan Sunda? Saat kumpul keluarga di rumah, orang Sunda khususnya sering kali bersenda gurau dengan melontarkan tebak-tebakan lucu Sunda yang tak pernah gagal membuat suasana lebih cair dan membawa kebahagiaan yang berlimpah.
-
Dimana ditemukan Papan Mainan Kuno? Papan permainan ini ditemukan di pesisir Laut Kaspia, seperti dikutip dari Ars Technica.
-
Dimana Gondang dipertunjukkan? Momen tersebut akan dilaksanakan di acara-acara tertentu yang mengundang banyak orang.
-
Kapan pantun Sunda mulai dimainkan? Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, Jumat (24/11), pantun Sunda diyakini sudah dimainkan sejak abad ke-14.
-
Dimana anak-anak bermain di Kampung Lali Gadget? Seluruh aktivitas anak-anak di Kampung Lali Gadget dipusatkan di desa.
Permainan gambar toong diketahui pernah viral di zamannya dan dinantikan oleh anak-anak di seantero Jakarta hingga Bandung. Biasanya permainan ini dijajakan oleh seseorang dengan menggunakan sepeda.
Anak-anak bisa terhibur melalui teknologi visual sederhana dalam permainan gambar toong. Sayangnya di masa sekarang bisa dikatakan permainan ini telah punah karena sudah tidak ada yang menjajakannya. Penasaran dengan gambar toong? Yuk simak selengkapnya.
Serupa bioskop keliling
Mengutip laman resmi Perpustakaan Nasional, Kamis (21/12), gambar toong bisa dikatakan sebagai bioskop keliling sederhana.
Penjajanya biasa datang dari satu sekolah ke sekolah lainnya, termasuk ke wilayah permukiman dan perumahan warga. Ia membawa sebuah alat selebar lemari pakaian kecil, sekitar 1 meter x 50 cm di bagian belakangnya.
Kotak ajaib itulah yang kemudian menjadi daya tarik anak-anak karena mampu menghadirkan tayangan visual berupa film sederhana atau gambar bergerak dengan iringan audio dari akordeon yang dimainkan.
Anak-anak menonton dari lubang kaleng susu kental manis
Uniknya, kala itu anak-anak kemudian akan membayar sekitar Rp5 sampai Rp10 rupiah untuk melihat tayangan seputar pengetahuan hingga kepahlawanan yang diputar di sana.
Anak-anak baru bisa menonton setelah melakukan pembayaran, dan diberi waktu untuk melihat dari lubang kaleng susu kental manis sekitar 10 sampai 15 menit.
Selama itu penjaja akan memutarkan tayangan dan iringan akordeon.
Anak-anak kemudian mengantre untuk bergantian menonton tayangan edukatif yang disuguhkan di gambar toong.
Hiburan anak-anak pada zamannya
Secara teknis, gambar toong sendiri merupakan lembaran kertas komik berwarna atau foto dengan narasi sederhana seperti cerita kepahlawanan dan tokoh fiksi yang mendidik.
Penjaja akan menarik tali yang mengait ke kayu tipis tempat lembaran komik atau foto tadi di pasang di dalam kotak kayu yang dibawa menggunakan sepeda. Gambar toong pernah digandrungi anak-anak di zamannya, karena dianggap menarik dengan unsur audio dan visual sederhana.
Popular di kota-kota besar
Gambar toong diketahui popular di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan sekitarnya pada akhir 1970-an sampai awal 1980.
Dalam bahasa Sunda, gambar toong berarti gambar yang diintip. Ini terkait cara melihatnya yang hanya bisa dilakukan melalui lubang kaleng susu yang cukup kecil.
Selain itu, sisi menarik dari gambar toong adalah kemampuan bercerita dari penjaja yang saat gambar dimainkan merangkap sebagai dalang dari kisah yang dibawakan.
Tak jarang anak-anak tertawa karena kepiawaian dalang dalam membawakan narasi cerita, diiringi guyonan-guyonan khas anak-anak yang menghibur.