Mengenal Rorodaan, Permainan Anak Tradisional dari Bandung Barat yang Sarat Makna
Permainan ini masih lestari di Kabupaten Bandung Barat
Permainan ini masih lestari di Kabupaten Bandung Barat
Anak-anak di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat masih melestarikan permainan tradisional Rorodaan. Setiap waktu senggang mereka akan bermain bersama di jalanan kampung dengan riang gembira.
Rorodaan memang menjadi permainan turun temurun yang dipertahankan masyarakat setempat, tak hanya sebagai pengisi waktu luang namun juga kaya akan makna.
Anak-anak akan dilatih cara kerja sama, kekuatan fisik dan mental sampai menjalankan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Rorodaan menjadi permainan anak-anak Sunda yang unik dan menguatkan rasa persahabatan.
Mengutip Youtube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Rorodaan saat ini tengah digemari anak-anak SD dan SMP di Bungur Endah, Desa Ranca Senggang, Kecamatan Sindang Kerta.
Permainan ini memiliki bentuk mirip skuter yang terbuat dari kayu serta bambu, dengan adanya rangka, stang kemudi, dudukan hingga roda sehingga bisa dijalankan secara manual.
Rorodaan dimainkan dengan cara didorong oleh dua orang yang saling bergantian, di mana salah seorangnya merupakan penumpang. Penamaan Rorodaan juga berasal dari adanya dua hingga empat buah roda.
Sebenarnya Rorodaan memiliki banyak bentuk, mulai dari yang umum yakni kayu memanjang, dengan di bawahnya terdapat papan siku untuk tempat duduk. Lalu berbentuk kayu memanjang saja, berbentuk sepeda roda tiga bahkan ada juga yang menyerupai kendaraan truk mini.
Yang menarik, Rorodaan ini biasanya dimainkan bersama-sama, dengan masing-masing anak bisa meminjam satu sama lain atau saling berlomba.
“Jadi memang permainan Rorodaan ini banyak manfaat, sehingga di sini dilestarikan sebagai nilai budaya leluhur,” kata Camat Sindang Kerja, Ujang Mulyana.
Keunikan lain dari permainan tradisional ini adalah Rorodaan hanya bisa ditemui di kampung-kampung Jawa Barat dataran tinggi.
Ini karena Rorodaan membutuhkan gaya gravitasi dalam memainkannya, dan akan sangat seru dimainkan di wilayah dengan kontur jalan menurun.
Anak-anak akan membawa Rorodaan dari bawah, dan di ujung jalan yang menanjak mereka berlomba-lomba sampai ke bawah duluan.
Merujuk budaya-indonesia.org, nilai sosial dari Rorodaan ada pada kerja samanya. Permainan ini dilakoni oleh dua orang yang saling bergantian untuk menaiki dan mendorong. Saat balapan ada koordinasi dari penumpang dan yang mendorong.
Jika menang, dan lanjut berlomba maka akan terjadi pertukaran posisi dari yang sebelumnya mendorong dan akan menjadi penumpang, begitu sebaliknya.
Selain itu anak-anak akan dilatih kreativitas dalam membuat jenis Rorodaan, kemudian dilatih fisik karena sepanjang permainan anak-anak akan diajak untuk bergerak, berjalan dan berlari dengan mendorong Rorodaan.
Permainan Rorodaan juga dijadikan lomba kebudayaan oleh pemerintah dan masyarakat budaya sebagai bentuk ngamumule atau melestarikan kaulinan budak (permainan tradisional anak).
Di sini juga akan melatih rasa saling dukung serta rasa saling tolong menolong untuk mencapai tujuan bersama.
“Kalau dari pemerintah akan mengadakan festival Rorodaan ini, kalau dalam bahasa Sundanya akan dibalapkeun-lah,” kata Kabid Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat, Hernandi Tismara.
Tebak-tebakan benda adalah permainan yang bermanfaat untuk anak.
Baca SelengkapnyaPermainan babalonan sarung jadi media mengenalkan ibadah yang menyenangkan kepada anak
Baca SelengkapnyaEmpet-empetan biasa dimainkan anak-anak para petani di tatar Sunda.
Baca SelengkapnyaMeningkatkan kecerdasaan sang buah hati ternyata bisa dilakukan melalui permainan. Apa saja rekomendasinya?
Baca SelengkapnyaAnak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang.
Baca SelengkapnyaSeakan kembali ke masa kecil, permainan tradisional dari Sumatera Barat ini selalu hadir ketika Bulan Ramadan tiba.
Baca SelengkapnyaPlesetan kata masih menjadi permainan yang menghibur.
Baca SelengkapnyaSeorang warganet mengabadikan keseruan itu dari jendela kamar kosnya.
Baca SelengkapnyaPermainan tradisional ini dulu sangat populer, sampai dijadikan perlombaan antar kerajaan
Baca Selengkapnya