Mengenal Tradisi Ujungan di Lebak, Warga "Saling Pukul" untuk Perkuat Persaudaraan
Walau saling pukul pakai rotan, namun warga di sini tidak saling dendam
Walau saling pukul pakai rotan, namun warga di sini tidak saling dendam
Mengenal Tradisi Ujungan di Lebak, Warga "Saling Pukul" untuk Perkuat Persaudaraan
Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan. Tradisi ini dilakukan dengan cara saling pukul satu sama lain menggunakan sebilah batang rotan.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Apa ritual adat Seblang Bakungan? Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan oleh wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.
-
Apa itu Tradisi Ngabungbang? Ngabungbang adalah ritual nyari sapeupeuting yang secara makna dalam bahasa Indonesia yaitu bergabung semalaman.
-
Bagaimana tradisi menumbuk padi di Kampung Adat Urug? 'Biasanya nutu itu sebulan sekali, kalau ada tetangga yang ingin memakai beras,' kata salah seorang warga, Sri Wulandari, mengutip YouTube Balai Kebudayaan Wilayah IX Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis (4/1).
-
Apa tradisi unik di Majalengka? Tradisi unik ini hanya bisa ditemui di Majalengka. Undangan menjadi unsur terpenting dalam prosesi hajatan. Biasanya si empunya hajat akan membuat desain yang menarik, agar tamu undangan terkesan.
-
Bagaimana tradisi kupatan di Serang dilakukan? Ketupat kemudian dibelah dan dibagikan kepada warga yang sudah hadir di dalam masjid. Masyarakat akan bersama-sama memakan sajian tersebut untuk memeriahkan peringatan Isra Miraj, sekaligus merekatkan tali silaturahmi antar warga.
Menariknya, tidak ada perselisihan setelah tradisi itu dilakukan. Yang ada hanya senda gurau dan tawa ceria dari warga untuk memperkuat persaudaraan.
Menurut tokoh setempat, tradisi ini sudah dilakukan turun temurun, sebagai salah satu budaya warisan leluhur. Berikut selengkapnya
Memukul di sekujur tubuh
Mengutip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Senin (13/11), Tradisi Ujungan berangkat dari kata ujung (mengarah ke ujung rotan yang tipis untuk memukul).
Biasanya warga memulainya dengan perwakilan yang merasa berani untuk dipukul. Kemudian, mereka yang hadir akan satu per satu memukul, sampai serempak.
Mereka mengarahkan batang rotan ukuran kurang lebing 60 Cm ke seluruh tubuh pria yang merasa berani itu.
Diiringi tetabuhan alat musik Sunda
Agar Tradisi Ujungan semakin meriah, ditabuhlah alat musik tradisional Sunda berupa kendang, dokdok, terompet sampai gamelan.
Irama musik yang dimainkan bernada rancak, namun tetap harmonis dengan tempo yang cepat. Ini akan samakin membuat pelaksanaannya.
“Dulunya para kasepuhan (orang tua) karena di sini tidak ada tv dan lain-lain, jadi melakukan ujungan sebagai pembuktian kekuatan dalam menjalani kehidupan,” kata salah satu tokoh warga Cibadak, Dul Mukri.
Gunakan rotan khusus
Tak boleh gunakan sembaran rotan untuk mengikuti Tradisi Ujungan. Rotan yang dipakai harus yang berjenis kesur.
Rotan ini memiliki karakter elastis, dan lebih ringan, dibandingkan jenis rotan lannya seperti sampan, pelah dan bubuay.
Tradisi ini juga hanya diikuti oleh kalangan laki-laki saja, dengan kaum perempuan yang biasanya memberi semangat dan dukungan.
Bantu kendalikan emosi
Sebelum dimulai, beberapa deret warga akan berbaris memanjang. Mereka juga sudah siap dengan memegang rotan ujungan.
Tak berapa lama, komando untuk aba-aba dibunyikan melalui tembakan senapan ke udara. Seketika warga menabuh alat musik.
Esensi utama dalam Tradisi Ujungan adalah bagaimana seorang yang mempraktikkannya bisa menahan rasa sabar.
Jika yang dipukul mudah tersinggung dan terjadi hal yang tak diinginkan.
Jadi bagian ritual pertanian
Sebenarnya Tradisi Ujungan meruapakan bagian dari ritual pertanian bernama Seren Taun.
Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan pertanian yang dianugerahi Tuhan.
Seren taun akan dilakukan dengan membawa padi hasil panen yang diikat dipikulan bambu untuk simpan di lumbung pangan milik warga (leuit). Sampai saat ini Tradisi Ujungan masih rutin