Mengenal Kesenian Lebon Asal Pangandaran, Tradisi Pertarungan Jawara Antar Kampung
Kesenian lebon dijadikan sebagai salah satu tradisi pertarungan jawara antar kampung serta sarana untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
Kesenian lebon awalnya dijadikan sebagai salah satu tradisi pertarungan jawara antar kampung serta sarana untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
Mengenal Kesenian Lebon Asal Pangandaran, Tradisi Pertarungan Jawara Antar Kampung
Lebon merupakan kesenian yang berasal dari Pangandaran, Jawa Barat. Secara geografis, Pangandaran menjadi wilayah perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah.
Kondisi ini menjadikan Pangandaran sebagai salah satu daerah di Jawa Barat dengan kekayaan budaya yang melimpah. Lebon sendiri termasuk salah satu kekayaan budaya yang dimiliki sebagai kesenian tradisional.
(Foto : shutterstock)
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Apa ciri khas Kampung Laweyan? Mbok Mase adalah perempuan yang gigih dan ulet, ciri khas perempuan Kampung Laweyan pada masa jayanya.
-
Kenapa Kampung Batik Laweyan terkenal? Sejak zaman dahulu kala, kampung ini sudah dikenal sebagai pusat produksi batik klasik yang mempertahankan keunikan dan keaslian motif dan warna tradisional.
-
Dimana Kesenian Badud berasal? Di daerah asalanya Kabupaten Pangandaran, kesenian Sunda ini menggambarkan cara petani untuk mengusir hama di sawah.
-
Kenapa tradisi Ngobeng di Palembang dilakukan? Tradisi ini sangat tinggi maknanya karena bagian dari adab dalam melayani tamu ketika ada acara sedekahan atau kendurian dan pernikahan yang dilakukan secara lesehan kemudian membagi makanan.
-
Dulu, dimana anak Betawi main Bleduran? Di masa silam, wilayah Jakarta masih dipenuhi lahan-lahan kosong. Lokasi inilah yang dijadikan tempat untuk bermain bleduran oleh anak-anak Betawi.Tanah-tanah kosong ini biasanya berupa lapangan desa, sekitar area masjid, lahan persawahan sampai kebun milik warga.
Sejarah Hadirnya Kesenian Lebon
Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, sejarah mencatat, kesenian lebon lahir dan berkembang di masa Kerajaan Galuh (Sunda) yang saat runtuh diambil alih oleh Kerajaan Mataram (Jawa) pada tahun 1650.
Perkembangan kesenian lebon memiliki keterkaitan yang erat dengan sejarah yang berlangsung pada setiap masa.
Latar belakang sejarah yang berubah-ubah membawa dampak adanya perbedaan konsep serta esensi yang ditampilkan dalam kesenian lebon.
Secara etimologis, lebon berasal dari sisipan dua bahasa, yaitu lebboni (bahasa Jawa) yang artinya diboehan atau dikafani, dan lebokna (bahasa Sunda) yang artinya dilebok atau dikurebeun kana taneuh, atau dikubur.
(Foto : shutterstock)
Pada masa-masa awal kemunculan lebon, kubu yang kalah akan langsung dikubur di arena pertarungan. Oleh sebab itu, kedua belah kubu yang akan bertarung telah menyiapkan kain kafan, pacul, dan sekop untuk menguburkan kubu yang kalah dalam pertarungan.
(Foto : kebudayaan.kemdikbud)
Lebon dikenal sebagai sebuah kesenian oleh masyarakat Pangandaran pada tahun 1950. Setelah itu, kesenian lebon dijadikan sebagai salah satu tradisi pertarungan jawara antar kampung serta sarana untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
(Foto :
jadesta.kemenparekraf)
Namun, seiring dengan perubahan zaman, Seni Lebon ini berubah menjadi pementasan seni reka dari adegan pertarungan Lebon sesungguhnya dengan dibuat alur cerita yang menarik agar tetap terlihat seperti aslinya.
Untuk menghindari cedera dalam “perkelahian” antar jawara, petarung perlu menggunakan pelindung di beberapa bagian tubuhnya.
Bagian tubuh yang dilindungi yaitu kepala menggunakan pelepah daun pinang yang dibungkus dengan kain.
Anggota badan lainnya yang dilindungi yaitu tangan sampai siku dan kaki terutama bagian betis menggunakan kulit hewan.
Sedangkan untuk “mengalahkan” lawan masing-masing petarung diberi sebuah alat pukul yang terbuat dari rotan.
(Foto : Youtube/Pesona Budaya Pangandaran)