Uniknya Seni Benjang, Gulat Tradisional di Atas Jerami ala Warga Ujungberung
Gulat tradisional ini jadi kesenian unik di Ujungberung, Bandung
Gulat tradisional ini jadi kesenian unik di Ujungberung, Bandung.
Uniknya Seni Benjang, Gulat Tradisional di Atas Jerami ala Warga Ujungberung
Warga Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat, memiliki kesenian gulat tradisional bernama Benjang.
Seni Benjang terus diwariskan turun temurun hingga saat ini dan menjadi hiburan rakyat yang dinantikan.
-
Apa Sajian Kuliner Khas Bengkulu? Provinsi Bengkulu memiliki sajian kuliner lezat dengan bahan dasar daging ikan yang bernama Pendap.
-
Di mana tradisi jenang banyak ditemukan? Tradisi Njenang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Jawa Tengah.
-
Apa keunikan Baju Kurung Tanggung Jambi? Busana adat tradisional yang biasanya jadi busana pengantin di Jambi ini memiliki keunikan tersendiri, mulai dari bahan-bahan hingga aksesoris yang melekat pada pakaian itu.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
-
Makanan khas apa yang berasal dari Bukittinggi? Karupuak Sanjai, merupakan salah satu kudapan yang terbuat dari keripik singkong yang cukup populer. Bukan sekedar makanan ringan saja, camilan ini ternyata menyimpan sejarah yang cukup panjang.
-
Mengapa Seni Topeng Beling unik? Keunikan seni topeng beling juga bisa terlihat dari gerakan tari yang berbeda dari kesenian tari topeng biasa. Penarinya akan menari mengikuti hentakan kendang yang dipukul pemain karawitan. Sesekali, penari juga berjalan memutar di antara panggung dan beling.
Di masa sekarang, Benjang menjadi hiburan dan kerap ditampilkan dengan kesenian lain.
Yang menarik dari Benjang adalah terdapat iringan musik rebana yang bernama terbang.
Gulatnya juga tidak dilakukan di atas ring, melainkan di area perkebunan dengan alas Jerami. Berikut selengkapnya.
Asal usul Benjang
Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Minggu (17/9), Benjang diperkirakan sudah ada sejak awal abad ke-19.
Kesenian ini mulanya sebagai permainan gulat para pemetik kopi di kebun setelah selesai bekerja.
Jika diartikan, Benjang berasal dari kata “Sasamben” atau tempat mirip bale dan “Budak Bujang” atau anak laki-laki remaja.
Ini karena Benjang banyak ditampilkan di bale-bale rumah si empunya hajat.
Terus dikreasikan.
Kesenian ini kemudian semakin popular di kalangan warga pinggiran Kota Bandung, hingga para pegiat melakukan pengembangan.
Dari hasil kreavitas lokal, terciptalah seni Benjang yang dimainkan bersama barongan, kuda lumping bangbarongan dan kesweh (seni orang-orang yang menjadi kakek-kakek atau nenek-nenek dengan topeng kertas).
Adanya iringan alat musik rebana juga membuat kesenian Benjang makin semarak dan riuh dihadiri banyak orang.
Sementara pemainnya akan dianggap kalah jika dia telah jatuh telentang di tanah dan tidak lagi melakukan perlawanan.
Jadi ajang silaturahmi.
Lambat laun Seni Benjang bukan lagi hiburan yang dilakukan oleh para pemetik kopi, melainkan menjadi acara seni yang bisa ditampilkan di hadapan masyarakat.
Pada 1923, masyarakat di Ujungberung semakin akrab dengan kesenian ini, sehingga menjadi salah satu wadah untuk bersilaturahmi antar masyarakat di sana.
Biasanya diadakan saat malam hari.
Setelah semakin ramai, Benjang kemudian digelar semalam suntuk sebagai acara puncak dari pawai kebudayaan. Satu hari sebelum pertunjukan, atau siang harinya, penyelenggara melakukan “wewaran” atau pengumuman acara Benjang. Jarak antar kampung yang masih berjauhan, harus dilakukan persiapan dan pelaksanaan jauh-jauh hari.
Ditampilkan dalam pawai.
Banyaknya acara seni yang tampil bersama Benjang membuatnya menjadi acara pawai dan diberi nama Benjang Helaran.
Acara ini juga identik untuk mengiringi anak-anak yang sedang dikhitan sebagai hiburan.
Punya makna hubungan antar manusia dan Tuhan
Di tahun 1950 sampai 1960-an, seni Benjang berada di masa kejayaannya.
Orang-orang di Ujungberung dan sekitarnya banyak yang memainkan Benjang.
Gambar: Mochamad Khadafi/Liputan6
Walau mempertontonkan aktivitas gulat, namun Benjang menyimpan makna tersendiri.
Ini karena seni Benjang mampu mendatangkan banyak orang untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi, serta mengucap syukur bisa menyaksikan hiburan bertemu dengan sanak tetangga.
Dengan begitu seni benjang memiliki makna “hambluminanas, hablumin-Alloh”, atau bisa menjaga hubungan baik antar sesama manusia dan manusia dengan Tuhan.