Mengenal Betandak Dangkong, Kesenian Tradisional Simbol Persatuan Masyarakat Kepulauan Riau
Sebuah bentuk kesenian tradisional rakyat Melayu ini menciptakan ruang bagi berkumpulnya masyarakat dari berbagai kelas.
Bicara seni dan budaya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan kesenian tradisional yang tersebar di setiap daerah. Hampir seluruh kesenian tersebut telah ditetapkan menjadi warisan budaya yang sewajarnya harus dilestarikan.
Beberapa kesenian ini tidak hanya murni dari leluhur dari setiap suku, namun ada pula yang dilahirkan dari akulturasi dengan budaya-budaya luar, paling umum adalah budaya Melayu. Salah satu daerah dengan ciri khas Melayu yang kental disetiap budayanya yaitu Kepulauan Riau.
-
Apa itu Seni Benjang? Warga Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat, memiliki kesenian gulat tradisional bernama Benjang.Seni Benjang terus diwariskan turun temurun hingga saat ini dan menjadi hiburan rakyat yang dinantikan. Di masa sekarang, Benjang menjadi hiburan dan kerap ditampilkan dengan kesenian lain.
-
Apa makna ikan bandeng bagi masyarakat Betawi? Jika digali filosofisnya, ikan bandeng berarti sumber rezeki dan kemakmuran di dalam kehidupan sosial.
-
Apa itu Kesenian Badud? Kesenian Badud menggambarkan cara petani Pangandaran mengusir hama di sawah. Ketukan angklung dan kendang bambu tradisional jadi pengiring Badud.
-
Apa yang dimaksud dengan Seni Topeng Beling? Seni ini diketahui merupakan bentuk baru dari tradisi tari topeng Cirebon yang sudah lebih dahulu ada.
-
Dimana Seni Benjang biasanya dilakukan? Gulatnya juga tidak dilakukan di atas ring, melainkan di area perkebunan dengan alas Jerami.
-
Siapa yang menampilkan tarian di Desa Budaya Pampang? Selain itu, Anda juga bisa melihat pertunjukan seni tarian yang sering digelar oleh masyarakat setempat.
Terdapat sebuah kesenian yang tidak lepas keterlibatan rakyat Melayu yang bernama Betandak Dangkong atau biasa disebut dengan Joged Dangkong. Kesenian ini merepresentasikan bentuk interaksi kesenian pergaulan rakyat Melayu.
Lewat kesenian Betandak Dangkong, masyarakat Melayu khususnya di Kepulauan Riau akan dipertemukan satu sama lain tanpa memandang dari kalangan dan kelas manapun. Penasaran dengan kesenian ini? Simak informasinya yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber berikut.
Asal-muasal Betandak Dangkong
Tarian ini termasuk yang cukup populer dalam tatanan kebudayaan masyarakat Melayu. Betandak Dangkong sudah populer kira-kira sejak masa pemerintahan kerajaan Melayu Bentan, Riau-Lingga, hingga pada era tahun 1960-an.
Dirangkum dari berbagai sumber, nama Betandak Dangkong atau Joged Dangkong berasal dari sumber bunyi dari alat musik yang mengiringinya, yaitu dang-dang kung dang-dang kung dang-dang kung.
Untuk kelompok Joged Dangkong ini tidak hanya terdiri dari pemain musik saja, melainkan juga penari dan penyanyi. Para penari akan didandan dengan pakaian serta perhiasan yang mencolok sehingga mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi siapapun yang menyaksikannya.
Proses Pelaksanaan
Betandak Dangkong memiliki nama lain seperti Joget Tanda dan Lambak. Biasanya kesenian ini dimainkan 4 sampai 8 penari yang terdiri dari 3 pemain musik dan seorang penyanyi. Tarian tersebut biasanya akan ditampilkan ketika peringatan hari-hari besar Islam dan hari peringatan nasional.
Dalam proses pelaksanaannya ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, di antaranya penari wajib wanita, pemusik pengiring terdiri dari biola, gendang gong, akordion, gendang tambo, lalu pakaian penari.
Urutan pementasannya dimulai dari: Tahapan buka tanah, ditujukan untuk pemberitahuan kepada “penunggu” sekitar agar acara bisa berjalan dengan lancar. Kemudian, lantunan lagu dan tari bertabik yang bermakna sebagai ucapan selamat datang. Lalu, melantunkan lagu Dondang Sayang yang diikuti lagi-lagu keinginan penandak berjudul Tanjung Katung.
Terakhir atau bagian penutup ini biasanya akan dilakukan pelantunan lagu cik-cilik. Musik dan irama dari pertunjukan ini berkesan sepert joget Melayu, Dondang Singapura, dan Tanjung Katung.
Terdaftar dalam Warisan Budaya
Mengutip Liputan6.com, Betandak Dangkok sudah diakui dan terdaftar dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada tahun 2015. Keunikan dari Joged Dangkong ini para penari dan pemusik menari dengan bebas sesuai keinginan mereka.
Selain itu, tarian ini mampu menciptakan ruang publik yang mempertemukan semua lapisan masyarakat, baik itu dari kalangan dan kelas manapun. Tak heran jika Betandak Dangkok sudah menjadi tradisi yang cukup populer di Kepulauan Riau.
Hingga saat ini masyarakat setempat masih melestarikan budaya unik yang satu ini meski zaman sudah lebih modern. Selain sebagai ikon budaya Melayu, kesenian ini juga menekankan pentingnya persatuan setiap masyarakat yang tidak memandang fisik atau kelas.