Kisah di Balik Permainan Tradisional Ambung Gila dari Riau, Unik dan Penuh Mistis
Penuh unsur magis dengan membaca mantra dan doa-doa tertentu.
Penuh unsur magis dengan membaca mantra dan doa-doa tertentu.
Kisah di Balik Permainan Tradisional Ambung Gila dari Riau, Unik dan Penuh Mistis
Kepulauan Riau bukan hanya terkenal dengan objek pariwisata yang begitu beragam dan selalu dikunjungi wisatawan lokal hingga mancanegara. Berbicara budaya, masyarakat Kepulauan Riau tentu memiliki permainan tradisional yang penuh unsur magis. Permainan tersebut dikenal dengan nama Ambung Gila atau bisa juga disebut Ambong Gile. Sebuah permianan yang populer di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau ini penuh unsur magis dengan membaca mantra dan doa-doa tertentu.
Tidak boleh sembarangan, permainan Ambung Gila ditampilkan hanya boleh dilakukan oleh laki-laki yang sudah dewasa dan umur yang cukup. Meski memiliki unsur magis dan hal gaib, tetapi permainan ini termasuk warisan budaya nenek moyang mereka.
-
Apa saja cerita mistis di Gunung Sumbing? Pendaki yang sering naik ke Gunung Sumbing sering diganggu dan disesatkan oleh penampakan makhluk halus. Beberapa wujud yang sering mengganggu pendaki adalah manus berpakaian putih, pocong dan orang yang sedang bertapa.
-
Kenapa Anggau Siboik-boik unik? Keunikan dari anggau siboik-boik ini terletak pada bahan dasar yang digunakan. Makanan ini menggunakan hewan endemik Mentawai, yaitu kepiting anggau yang tergolong cukup berbeda dengan spesies kepiting lain di Indonesia.
-
Dimana Tradisi Ngabungbang dilakukan? Tradisi ini dilakukan pada 14 Rabiul Awal di tempat-tempat keramat yang dianggap suci.
-
Dimana ritual perang-perangan di Sungai dilakukan? Pada puncak Lom Plai di akhir pekan, kemeriahan pesta adat dimulai dari sungai. Sungai adalah simbol kehidupan suku Dayak. Ada beragam upacara adat yang dimulai dari Sungai.
-
Dimana Tradisi Cikibung dilakukan? Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari.
-
Apa itu tradisi Mangai Binu di Nias? Mangai Binu adalah tradisi berburu kepala manusia yang dilakukan oleh seorang Emali.
Dukun Berperan Penting
Setiap jengkal permainan Ambung Gile ini tidak lepas dari peran seorang dukun atau mereka menyebutnya dengan Bomo. Kemudian Ambung adalah keranjang panjang yang terbuat dari anyaman rotan.
Dukun atau Bomo akan mengelilingi Ambung yang sudah dipegang oleh dua atau tiga orang laki-laki dewasa. Kemudian Bomo mengelilinginya lalu mengucapkan mantra atau doa dari lubuk hatinya.
Benar saja, Ambung yang dipegang erat mulai terasa berat dan mulia bergerak dengan sendirinya. Perlahan, Ambung akan semakin menggila alias gerakannya mulai kuat.
Saking kuatnya gerakan, orang yang memegang Ambung bisa terpental karena tidak mampu menahan gerakan dari roh halus tersebut.
Bisa Terseret-seret
Permainan ini mengingatkan kita pada Jailangkung, tentu dilakukan oleh orang dewasa baik itu laki-laki atau perempuan. Bagi mereka yang bisa fokus, para pemain tidak mudah lepas genggamannya dari Ambung.
Para pemain yang fokus, kuat, dan serius biasanya akan ikut bergerak bersama Ambung. Bahkan, ada yang bisa sampai terseret-seret karena menahan kekuatan Ambung.
Apabila Ambung sudah terlepas dari tangan, maka ada giliran untuk pemain selanjutnya. Untuk permainan ini biasa dilakukan oleh dua sampai tiga orang saja.
Permainan "Gagal" Dilakukan
Setiap pelaksanaan Ambung Gila, tidak melulu isi Ambung akan bergerak dengan liar. Tak sedikit terjadinya Ambung sama sekali tidak bergerak dan bebannya tidak semakin berat.
Meski Bomo dalam kondisi membacakan mantra-mantra, namun tidak ada satupun roh gaib yang memasuki Ambung. Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, aksi ini bisa "gagal" karena para pemain sudah membaca ayat Al-Qur'an sehingga tidak ada roh gaib yang masuk.
Seiring berjalannya waktu, Ambung Gila sudah mulai tidak begitu populer di masyarakat Kabupaten Lingga. Perlunya menjaga dan memelihara budaya lokal ini secara turun-temurun agar tidak termakan zaman.