Badia Batuang, Permainan Tradisional Anak-Anak Minangkabau Jelang Waktu Berbuka Puasa
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang.
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang.
Kehadiran bulan suci Ramadan selalu ditunggu-tunggu oleh anak-anak muslim di seluruh Indonesia. Selain berburu tanda tangan imam salat tarawih, di bulan suci ini anak-anak ini juga bisa bermain bersama saat sore hari menjelang waktu berbuka puasa.
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang. Kata 'badia' artinya bedil atau meriam, sedangkan 'batuang' berarti bambu besar. Biasanya anak-anak akan berkumpul untuk membuat meriam dari bambu dengan ukuran besar. (Foto: Pixabay)
Sayangnya di era yang serba modern, anak-anak zaman sekarang cenderung memilih untuk bermain gawai yang membuat permainan tradisional seperti badia batuang seakan terlupakan.
Lantas, seperti apa proses pembuatan dan cara bermain menggunakan badia batuang? Simak informasi selengkapnya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Dihimpun dari beberapa sumber, badia batuang ini terbuat dari sebatang bambu yang memiliki diameter sekitar 15 cm, dengan ketebalan sekitar 1 sampai 1,5 cm serta panjangnya sekitar 4-5 buku Bambu (1 buku sekitar 30 cm).
Biasanya, anak-anak akan memilih bambu untuk dijadikan meriam berdasarkan usianya. Biasanya akan dipilih bambu dengan usia yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Badiang batuang ini tidak hanya menjadi permainan anak-anak ketika menjelang waktu berbuka puasa, melainkan juga dimainkan ketika waktu sahur untuk membangunkan penduduk sekitar.
Untuk memainkan badiang batuang ini meriam dari bambu tadi diberi minyak tanah.
Bambu akan dilubangi ujungnya dan lubang kecil sebelum pangkalnya. Kemudian, barulah meriam itu disulut lalu akan mengeluarkan suara dentuman keras.
Ketika memainkan badiang batuang harus berhati-hati. Sewaktu-waktu api bisa menyembur dari lubang kecil yang berada dipangkalnya. Jika tidak hati-hati, bisa membakar alis atau bulu mata.
Apakah permainan ini mengganggu warga sekitar? Tentu saja tidak, biasanya anak-anak akan memainkan meriam ini jauh dari perkampungan atau di tempat luas seperti lapangan, kebun, sawah, ladang, dan sebagainya.
Meski kini eksistensi dari badiang batuang ini sudah mulai memudar, namun di beberapa desa seperti Pauah Kuraitaji, Kampung Apar, Sikapak, dan Marunggi masih kerap terdengar suara dari meriam bambu ini.
Permainan ini masih lestari di Kabupaten Bandung Barat
Baca SelengkapnyaKetika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Baca SelengkapnyaMamanukan akan dinanti oleh masyarakat di sepanjang wilayah pantura Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPermainan babalonan sarung jadi media mengenalkan ibadah yang menyenangkan kepada anak
Baca SelengkapnyaTradisi Puter Kayun bukan hanya warisan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisatawan.
Baca SelengkapnyaSebelum masuk ke kampung Baduy, ada baiknya mengenal sekilas di Imah Saba Budaya
Baca SelengkapnyaPantun merupakan salah satu tradisi dan budaya Nusantara yang patut untuk dilestarikan.
Baca SelengkapnyaPantun berbalas lucu adalah bagian penting dari budaya Indonesia yang kaya akan tradisi lisan.
Baca SelengkapnyaAcara basuh kaki diadakan Perkumpulan Boen Hian Tong di Gedung Rasa Dharma, Jalan Gang Pinggir, Semarang, Kamis (8/2).
Baca Selengkapnya