Badia Batuang, Permainan Tradisional Anak-Anak Minangkabau Jelang Waktu Berbuka Puasa
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang.
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang.
Badia Batuang, Permainan Tradisional Anak-Anak Minangkabau Jelang Waktu Berbuka Puasa
Kehadiran bulan suci Ramadan selalu ditunggu-tunggu oleh anak-anak muslim di seluruh Indonesia. Selain berburu tanda tangan imam salat tarawih, di bulan suci ini anak-anak ini juga bisa bermain bersama saat sore hari menjelang waktu berbuka puasa.
Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang. Kata 'badia' artinya bedil atau meriam, sedangkan 'batuang' berarti bambu besar. Biasanya anak-anak akan berkumpul untuk membuat meriam dari bambu dengan ukuran besar. (Foto: Pixabay)
-
Apa Tradisi Bada Riaya itu? Tradisi itu dinamakan Bada Riaya. Tradisi itu dilaksanakan setelah mereka melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan.
-
Apa itu Kesenian Badud? Kesenian Badud menggambarkan cara petani Pangandaran mengusir hama di sawah. Ketukan angklung dan kendang bambu tradisional jadi pengiring Badud.
-
Dimana festival permainan tradisional di Banyuwangi diadakan? Ribuan anak bermain bersama di Taman Blambangan dalam tajuk Festival Permainan Tradisional, Sabtu (22/7/2023).
-
Dimana Kesenian Badud berasal? Di daerah asalanya Kabupaten Pangandaran, kesenian Sunda ini menggambarkan cara petani untuk mengusir hama di sawah.
-
Apa tradisi unik jelang Iduladha di Banyuwangi? Tradisi masyarakat Suku Osing yang unik di Desa Kemiran, Glagah, Banyuwangi Tradisi ini dilaksanakan dengan menjemur kasur bersamaan di depan rumah.
-
Bagaimana cara Banyuwangi mengajarkan anak bermain tradisional? “Esensi pendidikan adalah mewujudkan kebahagiaan. Sisi ini tak boleh diabaikan. Untuk itu, perlu anak-anak diajak bermain dan diajarkan filosofi di balik permainan tersebut. Seperti halnya kebersamaan, gotong royong dan lain sebagainya,“
Sayangnya di era yang serba modern, anak-anak zaman sekarang cenderung memilih untuk bermain gawai yang membuat permainan tradisional seperti badia batuang seakan terlupakan.
Lantas, seperti apa proses pembuatan dan cara bermain menggunakan badia batuang? Simak informasi selengkapnya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Pemilihan Bambu
Dihimpun dari beberapa sumber, badia batuang ini terbuat dari sebatang bambu yang memiliki diameter sekitar 15 cm, dengan ketebalan sekitar 1 sampai 1,5 cm serta panjangnya sekitar 4-5 buku Bambu (1 buku sekitar 30 cm).
Biasanya, anak-anak akan memilih bambu untuk dijadikan meriam berdasarkan usianya. Biasanya akan dipilih bambu dengan usia yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Badiang batuang ini tidak hanya menjadi permainan anak-anak ketika menjelang waktu berbuka puasa, melainkan juga dimainkan ketika waktu sahur untuk membangunkan penduduk sekitar.
Gunakan Minyak Tanah
Untuk memainkan badiang batuang ini meriam dari bambu tadi diberi minyak tanah.
Bambu akan dilubangi ujungnya dan lubang kecil sebelum pangkalnya. Kemudian, barulah meriam itu disulut lalu akan mengeluarkan suara dentuman keras.
Ketika memainkan badiang batuang harus berhati-hati. Sewaktu-waktu api bisa menyembur dari lubang kecil yang berada dipangkalnya. Jika tidak hati-hati, bisa membakar alis atau bulu mata.
Apakah permainan ini mengganggu warga sekitar? Tentu saja tidak, biasanya anak-anak akan memainkan meriam ini jauh dari perkampungan atau di tempat luas seperti lapangan, kebun, sawah, ladang, dan sebagainya.Meski kini eksistensi dari badiang batuang ini sudah mulai memudar, namun di beberapa desa seperti Pauah Kuraitaji, Kampung Apar, Sikapak, dan Marunggi masih kerap terdengar suara dari meriam bambu ini.