Tato Mumi Berusia 1.200 Tahun Terungkap Pakai Teknologi Laser
Dengan teknologi laser, peneliti menemukan tato mumi Chancay berusia 1.200 tahun di Peru. Detail geometris dan artistiknya menunjukkan keahlian luar biasa.
Mumi berusia 1.200 tahun dari budaya Chancay di Peru telah mengungkap keindahan seni tato kuno yang terpendam selama berabad-abad. Dengan teknologi laser modern, para peneliti menemukan detail luar biasa dari desain tato yang diukir menggunakan jarum kaktus atau tulang hewan tajam.
Peneliti dari Chinese University of Hong Kong menggunakan Laser-Stimulated Fluorescence (LSF) untuk mempelajari lebih dari 100 mumi dari budaya Chancay. Teknologi ini mampu menghasilkan gambar berkontras tinggi antara kulit yang diawetkan dan tinta hitam, mengungkap pola geometris dan zoomorfik yang rumit.
-
Bagaimana teknik laser mengungkap tato mumi? Teknik ini melibatkan fluoresensi terstimulasi laser (LSF), yang menghasilkan gambar berdasarkan fluoresensi sampel, sehingga mengungkap detail yang mungkin terlewatkan oleh pemeriksaan sinar ultraviolet (UV) sederhana.
-
Kapan tato mumi dibuat? Arkeolog di Peru melaporkan, sebuah teknik laser terbaru mengungkap detil rumit tato berusia 1.200 tahun.
-
Siapa yang menemukan tato pada mumi? 'Hanya tiga individu yang ditemukan memiliki tato rumit yang terdiri dari garis-garis halus setebal 0,1 - 0,2 mm [0,004 hingga 0,008 inci], yang hanya dapat dilihat dengan teknik baru kami,' kata rekan penulis studi Michael Pittman, seorang ahli paleobiologi di Universitas China Hong Kong, kepada Live Science melalui email.
-
Siapa sosok mumi berusia 2.700 tahun? Seorang ahli antropologi mengungkap siapa sosok mumi berusia 2.700 tahun yang awalnya dikira berasal dari Mesir.
-
Bagaimana laser bekerja? Idenya adalah menembakkan laser secara berkala ke puing-puing dari arah berlawanan untuk memperlambatnya. Dengan berkurangnya kecepatan mengorbit, puing-puing tersebut akan memasuki atmosfer bumi untuk terbakar.
-
Bagaimana sinar laser membantu mengungkap kota kuno Ocomtún? Ditemukan dengan menggunakan Lidar, kota ini terletak di negara bagian Campeche di tenggara Meksiko.
"Tato ini dibuat dengan presisi luar biasa. Setiap titik tinta ditempatkan dengan hati-hati, menunjukkan keterampilan tinggi dari seniman tato kuno," tulis para peneliti dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) dikutip dari DailyMail, Rabu (15/1).
Jarum Tato Pakai Tulang
Tato ini diukir menggunakan alat sederhana seperti jarum kaktus atau tulang hewan yang diasah. Dengan garis selebar hanya 0,1 hingga 0,2 mm, hasil seni ini bahkan melebihi detail yang terlihat pada tembikar, tekstil, dan seni batu dari era yang sama.
Para peneliti juga mencatat bahwa tato ini tidak hanya sekadar hiasan, tetapi mungkin memiliki makna budaya atau spiritual yang mendalam.
Teknologi LSF memungkinkan penghapusan visual tinta yang memudar atau melebar karena usia mumi, sehingga mengembalikan keaslian seni tato ini. Teknik ini memberikan wawasan baru tentang kehidupan budaya dan seni masyarakat kuno seperti Chancay.
Dalam penelitian terkait, para ahli dari Jerman menemukan bahwa pandangan terhadap tato bervariasi menurut usia. Generasi muda cenderung lebih menerima tato ekstrim dibandingkan mereka yang berusia di atas 50 tahun, yang mungkin dipengaruhi oleh stereotip tradisional.