Agar Tak Arogan, Jenderal Rikwanto Beri Tips Cara Bawa Senpi yang Benar
Berikut tips cara membawa senjata api yang benar menurut Jenderal Rikwanto.
Belakangan, institusi Polri tengah menjadi sorotan masyarakat luas akibat rentetan kasus penembakan yang melibatkan anggotanya. Apalagi dengan kasus yang membuat nyawa korban melayang akibat polisi begitu mudah mencabut pistol.
Irjen Pol (Purn) Rikwanto pun mewanti-wanti anggota Polri yang memegang senjata api agar bisa lebih mawas diri. Terlebih diakui olehnya bahwa memegang senjata api mampu menimbulkan hawa panas.
Sehingga menurutnya anggota yang dibekali oleh senjata api harus siap secara fisik maupun emosional. Sebab, jika tidak kuat khawatir senjata api digunakan di momen tidak tepat.
Ia pun kemudian membagikan tips cara membawa senjata api yang benar. Tips ini pun perlu untuk diperhatikan agar tidak menimbulkan rasa arogan dalam diri anggota.
Lantas bagaimana tips cara membawa senjata api yang benar menurut Rikwanto? Melansir dari akun YouTube merdeka.com, Rabu (15/1), simak ulasan informasinya berikut.
Aturan Penyimpanan Senjata Api
Dalam wawancara eksklusif bersama merdeka.com, anggota Komisi III DPR yang juga pensiunan polisi, Irjen (Purn) Rikwanto berbicara mengenai senjata api. Mengingat Ia begitu prihatin melihat banyaknya kasus anggota Polri yang melibatkan senjata api.
Ia pun mengatakan bahwa seharunya anggota Polri yang dibekali dengan senjata api harus sudah siap secara fisik maupun emosional.
Ia juga mengungkapkan bahwa ada aturan penyimpanan senjata api yang harus ditaati. Aturan ini dibuat sejalan dengan bahaya dan risiko yang bisa ditimbulkan oleh senjata api.
"Itu senjata berburu, senjata latihan saja kita harus simpan ya. Penyimpanannya pun dipisah itu antara senjata, dengan magasin, dengan peluru. Tidak disatukan," jelas Rikwanto.
"Dibawanya juga dari satu tempat ke tempat lain juga dipisah juga. Itu karena kerawanan itu," lanjutnya.
Tips Cara Bawa Senpi yang Benar
Lebih lanjut, Rikwanto menjelaskan bagaimana tips cara membawa senjata api yang benar. Ia pun mencontohkannya secara sederhana agar anggota dan masyarakat pun paham.
"Misal saya punya senjata non-organik ya, saya mau latihan di Lapangan Tembak Senayan, itu bawanya sudah dipisah. Peluru, magasin sama senjatanya. Nanti di sana baru dirangkai lagi," ungkap sang Jenderal.
Ia pun menambahkan bahwa senjata api tidak boleh dirangkai apabila anggota tidak siap tembak.
"Tidak boleh, tidak siap tembak, tidak boleh. Nanti di sana sudah selesai, bongkar lagi. Dipisah lagi, " ujarnya.
Khawatir Timbulkan Rasa Arogan
Siapa sangka, aturan penyimpanan dan aturan membawa senjata api ini memiliki tujuan tersendiri. Selain agar tidak berbahaya, membawa senjata api secara terpisah ini juga untuk meminimalisir sikap arogansi anggota.
"Itu tuh untuk menghilangkan arogansi kita loh. Kalau terpasang semuanya, taruh, rasanya kalau di jalan tuh sedikit saja ada macam-macam, bawaaannya sudah panas saja," jelas Rikwanto.
"Tapi kalau terpisah, nah kan tidak ada niat, mau dipakai juga tidak bisa kan. (Hawa panas) agak surut, gitu," tutupnya.