Anggota DPR Sentil Kombes Irwan: Polisi Harus Bisa Ukur Diri, Terlalu Cepat Masuk Penjara, Terlambat jadi Korban
Mantan Kapolda Kalimantan Selatan ini punya istilah bahwa ketika polisi bertugas bagaikan satu kaki di kuburan dan satu kaki di penjara.
Anggota Komisi III DPR Fraksi Golkar Rikwanto mengingatkan polisi agar bisa mengukur diri ketika menjalankan tugas. Dia meminta polisi mewaspadai hal-hal yang berujung tindak pidana akibat perbuatannya.
Hal ini disampaikan Rikwanto terkait kasus penembakan siswa SMK N 4 Semarang Gamma Rizkynata Oktafandy (17) oleh Aipda Robig Zaenudin.
"Saya hanya mengingatkan saja, bahwasanya sengaja anggota Kepolisian, ini bekal ya. Di lapangan itu baik patroli rutin maupun sedang tidak patroli, sedang jalan, ke suatu lokasi, apapun tapi dia sebagai anggota kepolisian harus mewaspadai hal-hal sebagai berikut," kata Rikwanto dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kapolrestabes Semarang di ruang Komisi III DPR RI, Selasa (3/12).
"Menemukan sebuah tindak pidana atau akan terjadi tindak pidana itu harusnya anggota Polri harus bisa mengukur diri," sambungnya.
Rikwanto menyebut, anggota polisi mesti memahami apa yang ia lakukan, apa yang dihadapi, serta risiko terhadap dirinya.
'Mengukur diri itu saya sedang apa, pakaian saya apa, preman, sipil, atau pakaian dinas. Atau saya sendiri berdua atau bersama kelompok
Singgung Kuburan atau Penjara
"Yang saya hadapi ini kelasnya ringan, berat, atau penuh ancaman terhadap pribadi saya sendiri sebagai petugas terhadap masyarakat atau terhadap calon pelaku itu. Ini diukur betul. Setelah diukur baru tindakan apa yang akan saya lakukan," tuturnya.
Mantan Kapolda Kalimantan Selatan ini punya istilah bahwa ketika polisi bertugas bagaikan satu kaki di kuburan dan satu kaki di penjara.
"Kenapa? terlambat bertindak kalian bisa jadi korban. Kecepatan bertindak kalian bisa salah dan masuk penjara. Itu risiko yang memang enggak bisa dihilangkan sampai sekarang," ucapnya.
"Terlalu cepat salah, terlambat jadi korban. Nah ini istilah yang masih berlaku sampai sekarang," kata Rikwanto.