Ini 7 Pemain Terbaik yang Tak Pernah Juara Liga Inggri: Siapa Saja?
Keberhasilan tim ini tentu tidak terlepas dari peran penting salah satu pemain bintangnya, Darwin Nunez.
Liverpool saat ini masih memimpin klasemen Premier League 2024/2025. Keberhasilan The Reds tentunya tidak terlepas dari peran penting salah satu bintangnya, Darwin Nunez. Penyerang asal Uruguay ini kembali menjadi tumpuan di lini depan setelah mengalami penurunan performa dalam beberapa pertandingan terakhir. Di bawah bimbingan pelatih Arne Slot, Nunez diharapkan dapat mencetak banyak gol sepanjang musim ini untuk mempertahankan persaingan dalam perburuan gelar Premier League.
Darwin Nunez didatangkan dari Benfica pada musim panas 2022. Meskipun sudah berusia 25 tahun, ia belum pernah merasakan manisnya gelar Premier League, yang merupakan kompetisi domestik paling bergengsi di Inggris, bahkan di seluruh dunia. Oleh karena itu, ini adalah kesempatan yang tepat bagi Nunez untuk mengukir namanya dalam sejarah Liverpool di level tertinggi. Jika kesempatan ini terlewatkan, maka ia akan menambah panjang daftar pemain bintang yang tidak pernah merasakan gelar Premier League. Seperti yang dilansir oleh Givemesport, berikut adalah tujuh pemain terbaik yang tidak pernah memenangkan Premier League:
- Daftar 8 Pemain Bintang yang jadi Ampas di Liga Inggris: Gagal Bersinar, Ada yang Hanya Mampir Satu Musim
- Pemain Timnas Indonesia di BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Mengesankan, Egy Jadi Pahlawan
- Daftar 5 Calon Pemain Terbaik Liga Inggris 2024/2025: Ada Cole Palmer hingga Virgil van Dijk
- Pemain Terbaik Pertandingan Timnas Indonesia U-20 Lawan Argentina: Kadek Arel
Robbie Fowler
Pada dekade 1990-an, sepak bola Inggris dipenuhi oleh para pencetak gol hebat, terutama yang berasal dari tanah Britania. Nama-nama seperti Alan Shearer, Andy Cole, Ian Wright, dan Teddy Sheringham merupakan beberapa pemain bintang yang bersinar di liga tersebut. Namun, di antara mereka, naluri mencetak gol Robbie Fowler dari Liverpool sulit untuk ditandingi.
Dikenal karena kemampuan penyelesaian yang sangat baik, Fowler berhasil mencetak lebih dari 30 gol selama tiga musim berturut-turut antara tahun 1994 hingga 1997, yang merupakan masa emasnya di usia 19 hingga 22 tahun. Meskipun ia mengalami cedera yang membatasi performanya di kemudian hari, Fowler tetap menjadi sosok yang sangat dicintai oleh para penggemar di Anfield hingga akhirnya ia berpindah ke Leeds United pada tahun 2001.
Setelah masa baktinya di Leeds, Fowler melanjutkan kariernya dengan bergabung bersama Manchester City, namun tak lama kemudian ia kembali ke Liverpool pada Januari 2006. Dalam periode tersebut, ia terus menambah koleksi golnya yang mengesankan, mencapai total 163 gol di Premier League.
zDengan pencapaian tersebut, Fowler menjadi pencetak gol terbanyak untuk Liverpool dalam kompetisi ini sebelum Mohamed Salah memecahkan rekor tersebut, dan ia pun menempati posisi kesembilan dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa. Meskipun demikian, ia belum pernah berhasil menyelesaikan musim dengan peringkat lebih tinggi dari posisi ketiga.
Luka Modric
Meskipun Luka Modric diakui secara global sebagai otak permainan di lini tengah Real Madrid, penggemar Tottenham Hotspur memiliki kenangan tersendiri terhadapnya setelah enam tahun bermain di Inggris. Selama waktunya di Spurs,
Modric berkontribusi besar dalam membawa klub tersebut mencapai kualifikasi Liga Champions untuk pertama kalinya. Ia selalu menunjukkan performa yang mengesankan berkat visi yang tajam, teknik yang mumpuni, dan energi yang tiada henti. Walaupun Tottenham tidak bersaing untuk meraih gelar selama masa jabatannya, pengaruh Modric menjadi salah satu faktor penting dalam kebangkitan klub tersebut di kancah Eropa.
Setelah bergabung dengan Real Madrid pada tahun 2012, karier Modric melesat tinggi. Ia berhasil mengumpulkan berbagai trofi prestisius, termasuk enam gelar Liga Champions, empat gelar La Liga, serta sejumlah piala domestik, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa. Puncak prestasi Modric terjadi pada tahun 2018, saat ia berhasil mengakhiri dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang berlangsung selama satu dekade dengan meraih Ballon d'Or. Dengan pencapaian tersebut, ia menjadi pemain pertama sejak tahun 2007 yang berhasil memenangkan penghargaan bergengsi itu di luar kedua nama besar tersebut.
Harry Kane
Peluang Harry Kane untuk meraih gelar Premier League masih terbuka lebar secara teknis. Saat ini, meskipun ia bersinar sebagai bintang di Bayern Munchen, tidak ada yang menghalanginya untuk kembali ke Inggris di masa depan. Di sana, ia bisa kembali bersaing untuk mendapatkan gelar dan berusaha mengukuhkan legasinya dengan medali pemenang yang sulit diraih. Salah satu alasan utama Kane memilih bergabung dengan Munchen adalah karena meningkatnya peluang untuk meraih gelar liga, sesuatu yang selalu sulit dicapainya saat masih di Tottenham. Meskipun ia belum berhasil meraih kesuksesan di Jerman, harapannya masih ada dan peluangnya tetap berpihak padanya.
Sebagai kapten tim nasional Inggris, Kane telah memberikan yang terbaik selama masa puncaknya di Spurs. Ia tampil dengan performa yang sangat mengesankan secara konsisten, meskipun tanpa trofi yang banyak orang anggap layak ia dapatkan. Namun, keberadaannya di Premier League meninggalkan jejak yang tak terhapuskan. Ia diakui sebagai salah satu striker nomor sembilan terhebat dalam sejarah liga, meskipun tidak memiliki gelar juara di namanya. Warisan yang ditinggalkannya tetap dikenang, dan pencapaian yang diraihnya selama ini menjadi bukti nyata dari kualitasnya sebagai pemain.
Xabi Alonso
Pada tahun 2004, ketika Rafael Benitez bergabung dengan Liverpool, ia bertekad untuk menghadirkan nuansa Spanyol dalam timnya. Salah satu langkah awal yang diambilnya adalah merekrut Xabi Alonso, yang terbukti menjadi keputusan yang sangat tepat untuk mencapai visi tersebut. Gelandang berbakat ini segera menjadi sosok kunci dalam skuat Benitez, berkontribusi secara signifikan dalam meraih kemenangan luar biasa Liverpool di Liga Champions pada musim pertamanya. Dalam final yang sangat berkesan melawan AC Milan di Istanbul, Alonso bahkan berhasil mencetak gol yang membantu timnya meraih salah satu kemenangan paling bersejarah dalam sejarah klub.
Selanjutnya, peran Alonso juga sangat vital dalam membawa Liverpool menempati posisi kedua di Premier League musim 2008/2009. Meskipun sumbangsihnya sangat besar dan ia menjadi salah satu pemain terpenting dalam tim, Alonso harus meninggalkan Anfield tanpa meraih gelar liga. Namun, perjalanan kariernya tidak berhenti di situ; ia akhirnya berhasil meraih trofi liga bersama Real Madrid dan Bayern Munchen, yang menunjukkan bahwa bakat dan dedikasinya tidak pernah diragukan.
Gianfranco Zola
Sebelum kekayaan jutaan dolar Roman Abramovich mengangkat Chelsea ke jajaran klub elit Premier League, kehadiran Gianfranco Zola telah memberikan semangat dan karakter yang kuat bagi tim ini. Zola, yang bergabung dengan Chelsea pada tahun 1996, membawa pengalaman berharga sebagai mantan juara Serie A bersama Napoli yang dilatih oleh Diego Maradona.
Selama tujuh tahun kariernya di Stamford Bridge, ia memukau para penggemar dengan kemampuan teknis, visi permainan, dan bakat luar biasa, sehingga banyak yang menganggapnya sebagai salah satu pemain terhebat dalam sejarah klub.
Dalam periode tersebut, Zola berhasil mencetak 80 gol di Liga Primer, namun pengaruhnya jauh melampaui angka tersebut. Ia menjadi sosok inspiratif di London Barat, dan meskipun Chelsea telah mengalami transformasi menjadi klub kaya dalam beberapa tahun terakhir, Zola tetap diingat sebagai salah satu talenta terbaik yang pernah dimiliki klub.
Steven Gerrard
Status legendaris Steven Gerrard di Anfield sudah tidak diragukan lagi. Meskipun ia tidak pernah mengangkat trofi Premier League, kariernya dipenuhi dengan berbagai pencapaian penting, seperti dua trofi Piala FA, tiga gelar Piala Liga, satu Piala UEFA, serta kemenangan yang sangat berkesan di Liga Champions 2005. Gerrard dikenal sebagai sosok yang setia, bersemangat, dan memiliki performa yang luar biasa dalam banyak pertandingan, sehingga ia berhasil mengukuhkan posisinya dalam sejarah klub Liverpool.
Walaupun kenyataan bahwa ia tidak pernah meraih gelar Liga Primer akan selalu menjadi bayang-bayang, terutama setelah kekalahan menyakitkan melawan Chelsea, hal tersebut tidak mengurangi kualitasnya sebagai seorang pemain. Sebaliknya, pencapaian dan dedikasinya terhadap klub menunjukkan bahwa Gerrard adalah salah satu pemain hebat yang pernah ada. Sejarah Liverpool akan selalu mengingat kontribusinya yang luar biasa dan semangat juangnya di lapangan.
Paul Gascoigne
Berbagai spekulasi muncul mengenai Paul Gascoigne, seperti "bagaimana jika" ia memilih bergabung dengan Manchester United daripada Tottenham? Pertanyaan lain yang sering diajukan adalah, "bagaimana jika ia tidak menandatangani kontrak dengan Lazio?" serta "bagaimana jika ia tetap berada di Inggris dan menjalani masa-masa terbaiknya di sepak bola Inggris?" Sayangnya, semua skenario tersebut tidak terwujud, sehingga gelandang berbakat ini tidak pernah meraih gelar Premier League.
Selama kariernya, Gascoigne hanya menghabiskan empat musim di Liga Primer, di mana ia membagi waktunya antara Middlesbrough dan Everton. Kedua klub tersebut lebih fokus pada upaya untuk terhindar dari degradasi ketimbang bersaing merebut gelar, sehingga peluang Gazza untuk meraih penghargaan utama selama periode tersebut menjadi sangat terbatas. Akibatnya, satu-satunya trofi utama yang berhasil ia raih di Inggris adalah Piala FA, yang dimenangkannya pada tahun 1991, sebelum liga utama Inggris mengalami perubahan nama.
Sumber: Givemesport