Potret Mayang Adik Alm Vanessa Angel Berbagi Cerita Soal Magang di Gedung DPR RI, Tak Bisa Pulang Karena Ada Demo
Adik mendiang Vanessa Angel, Mayang Lucyana bercerita tentang pengalamannya magang di Gedung DPR RI.
Pengalaman Berkesan
Menurutnya, pengalaman yang paling mengesankan adalah saat ia berkesempatan bertemu dengan mentornya. Mentor tersebut memiliki kesabaran dan ketelatenan yang luar biasa dalam mengajarinya berbagai hal baru.
"Sukanya ya aku dipertemukan sama mentor aku yang baik baik banget, maksudnya kayak sabar banget ajarin aku, kayak ngajarin hal hal yang sebelumnya aku nggak tahu jadi tahu," ucapnya.
- Potret Fuji & Fadly Faisal Ajak Gala Sky Ziarah Kubur ke Makam Orangtua di Hari Ultah Vanessa Angel
- Potret Cantik Mayang Lucyana Mengenakan Gamis dan Hijab Dibanjiri Pujian
- Bak Wanita Karir, 8 Foto Terbaru Mayang Adik Mendiang Vanessa Angel Yang Magang di Kantor DPR-MPR
- Potret Mayang Adik Alm Vanessa Angel Magang di Kantor DPR-MPR, Gayanya Selalu Kece Bak Wanita Karier
Dia merasa beruntung bisa memiliki sosok mentor yang begitu perhatian dan penuh pengertian. Mentor tersebut tidak hanya mengajarkan pengetahuan baru, tetapi juga memberikan dukungan yang sangat berarti dalam proses belajar.
Tahu Ruang-ruang di Gedung DPR RI
Mayang berbagi pengalaman lain yang sangat mengesankan baginya, yaitu saat ia diperkenalkan kepada berbagai ruang rapat yang ada di Gedung DPR. Pengalaman tersebut memberikan kesan mendalam, terutama melihat bagaimana setiap ruangan memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda, mencerminkan pentingnya peran yang dimainkan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat legislatif.
"Kemudian, saya diberi penjelasan tentang ruang-ruang rapat anggota DPR, dan saya sangat terkesan melihatnya. Gedung paripurna DPR MPR yang begitu luas membuat saya terpesona, terutama saat rapat anggota di mana saya juga hadir. Rasanya luar biasa sekali, saya benar-benar terpesona," ungkapnya.
Pengalaman tersebut memberikan kesan mendalam bagi dirinya. Melihat fasilitas yang ada di gedung tersebut membuatnya lebih memahami pentingnya peran DPR dalam menjalankan tugasnya. Ia merasa bangga bisa berada di tempat yang memiliki nilai sejarah dan politik yang tinggi. Dengan segala kemewahan dan keindahan yang ada, ia tidak bisa menahan rasa kagumnya terhadap gedung yang menjadi simbol kekuasaan legislatif di Indonesia.
Ada Ketegangan
Di tengah kebahagiaan yang menyelimuti, Mayang tidak bisa mengabaikan perasaan tegang yang muncul ketika demonstrasi besar berlangsung di sekitar Gedung DPR. Ia bahkan menceritakan pengalaman mengejutkan ketika dirinya terkena gas air mata, yang membuat suasana semakin menegangkan.
"Kalau dukanya waktu demo sih. itu kan waktu demo chaos banget, aku sampai nggak bisa pulang, aku baru pulang malam, karena semua tahu lah gimana chaos nya waktu demo, di gedung DPR, depan, belakang, dan semuanya hancur semua, Dan aku sempat kena gas air mata juga dan itu perih banget sih," kata Mayang.
Mayang mengungkapkan pengalaman pahitnya saat mengikuti demonstrasi. Ia merasakan kekacauan yang sangat hebat, hingga membuatnya tidak bisa pulang tepat waktu. Ia baru bisa kembali ke rumah pada malam hari karena keadaan yang sangat tidak terkendali.
Saksikan Demonstrasi
Mayang merasakan pengalaman yang berbeda ketika dia menyaksikan demonstrasi secara langsung. Sebelumnya, dia hanya bisa melihatnya melalui layar televisi, sehingga kesempatan ini sangat berarti baginya.
Merasa terkejut, karena sebelumnya saya hanya menyaksikan demonstrasi melalui televisi. Namun, kali ini saya dapat menyaksikan langsung antusiasme masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi mereka kepada DPR.
"Kaget sih, karena selama ini kan aku ngelihat demo hanya melalui TV tapi ini aku merasakan demo depan mata yang bener-bener antusias masyarakat yang pengen menyuarakan isi hati ke DPR," katanya.
Dia mengungkapkan rasa takutnya dengan jujur, "Takut sih jujur aku takut kena timpukan batu ya sempet kena gas air mata juga sih kan itu juga sakit banget, pernapasan jadi terganggu." Dalam situasi tersebut, dia merasakan ketidaknyamanan yang luar biasa, terutama ketika gas air mata mulai mengganggu pernapasannya.
Pengalaman itu membuatnya merasa cemas dan khawatir akan keselamatannya.Ketika menghadapi situasi yang mengancam, perasaan takut sering kali muncul. Dia mengakui bahwa menghadapi kemungkinan terkena lemparan batu sangat menakutkan dan menambah beban psikologis yang dirasakannya.