Profil Aditya Gumay, Perjalanan Karier dan Daftar Film-Film Legendaris yang Disutradarainya
Aditya Gumay, sutradara Indonesia yang terkenal melalui program Lenong Bocah, kini bersiap untuk mengadaptasi tragedi Nia Kurnia Sari ke dalam film.
Aditya Gumay lahir pada 4 Oktober 1966 dan dikenal luas sebagai salah satu sutradara terkemuka di industri film Indonesia. Kariernya dimulai dengan mengelola sanggar seni yang berhasil mencetak banyak artis terkenal, seperti Olga Syahputra, Ruben Onsu, dan Indra Bekti.
Nama Aditya mulai bersinar pada tahun 1990-an ketika ia sukses menyutradarai acara LENONG BOCAH, yang ditayangkan di stasiun televisi TPI (sekarang MNC TV). Acara ini tidak hanya menghibur penonton, tetapi juga meraih berbagai penghargaan, termasuk enam Piala Vidia di Festival Sinetron Indonesia pada periode 1994-1996. Dengan lebih dari 30 tahun pengalaman di dunia hiburan, Aditya telah terlibat dalam berbagai proyek film sebagai sutradara, produser, dan penulis naskah.
- Ingat Alan Nuary Mantan Kekasih Suzanna di Film Berjudul Ratu Ilmu Hitam, Begini Kabarnya di Usia Jelang Kepala 7
- Ini Asal Mulanya Nama Saskia Puspasari Adik Desy Ratnasari, Dewi Perssik & Rian Ibram Sampai Melongo
- Sosok Njoo Cheong Seng, Penulis Sastra Melayu dan Sutradara Legendaris Keturunan Tionghoa
- Kisah Hidup Sofia WD, Artis Legendaris yang Pernah jadi Pejuang Kemerdekaan
Saat ini, setelah mencetak sukses dengan berbagai film, Aditya tengah bersiap untuk mengangkat kisah tragis Nia Kurnia Sari ke layar lebar. Aditya Gumay, yang dikenal melalui acara Lenong Bocah, kini bersiap untuk menyutradarai proyek terbarunya. Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Merdeka.com dari berbagai sumber pada Kamis (7/11/2024):
1. Awal Karier Aditya Gumay di Dunia Perfilman
Aditya Gumay memulai perjalanan kariernya di bidang seni dengan menempuh pendidikan di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP) serta mengikuti kursus sinematografi di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail. Pada tahun 1986, ia mendirikan Sanggar Ananda dan Teater Kawula Muda, yang berfungsi sebagai pijakan awal bagi kariernya. Dari kedua sanggar tersebut, Aditya berhasil melahirkan banyak talenta muda yang kini dikenal luas di industri pertelevisian Indonesia. Sanggar Ananda, yang sampai saat ini telah memiliki 15 cabang dan lebih dari 3.000 murid, berperan sebagai pusat pengembangan artis-artis yang terlibat dalam berbagai sinetron, iklan, dan program televisi.
2. Pencapaian di Industri Film
Setelah lebih dari 15 tahun berkiprah di industri televisi, Aditya Gumay memulai langkahnya di dunia perfilman dengan menyutradarai film berjudul TINA TOON DAN LENONG BOCAH pada tahun 2004. Dalam film ini, ia mengajak sejumlah artis yang sebelumnya aktif di sanggar Ananda, seperti Tina Toon, Olga Syahputra, dan Ruben Onsu. Selain bertindak sebagai sutradara, Aditya juga berperan sebagai penulis naskah film tersebut. Setelah debutnya, Aditya kembali sukses menyutradarai beberapa film, salah satunya adalah EMAK INGIN NAIK HAJI yang dirilis pada tahun 2009. Film ini berhasil membawanya meraih nominasi Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2009. Selain itu, EMAK INGIN NAIK HAJI juga memperoleh penghargaan Piala Festival Film Bandung untuk kategori Sutradara Terbaik pada tahun 2010. Selain sebagai sutradara, Aditya juga aktif berperan sebagai juri di berbagai ajang penghargaan perfilman, termasuk Indonesian Movie Awards pada tahun 2012.
Film-Film Legendaris yang Disutradarai Aditya Gumay
Aditya Gumay memiliki sejumlah film legendaris yang menjadi bagian penting dalam sejarah perfilman Indonesia. Berikut ini adalah beberapa film yang pernah disutradarai olehnya:
- EMAK INGIN NAIK HAJI (2009) - Film yang mendapatkan penghargaan sebagai Sutradara Terbaik dan masuk dalam nominasi kategori Skenario Cerita Adaptasi Terbaik di Festival Film Indonesia 2009.
- RUMAH TANPA JENDELA (2011) - Sebuah film yang juga merupakan karya tulis naskah dan produser eksekutif Aditya.
- TAMAN LAWANG (2013) - Film dengan kisah emosional yang turut melibatkan bintang-bintang besar.
- SAYAP KECIL GARUDA (2013) - Film drama yang ia sutradarai dan tulis naskahnya.
Aditya juga pernah menggarap film "ADA SURGA DI RUMAHMU" pada tahun 2015 yang menyentuh tema keluarga, serta film "UMMI AMINAH" yang menyentuh sisi spiritual masyarakat Indonesia.
3. Film-Film Legendaris yang Disutradarai Aditya Gumay
Aditya Gumay dikenal sebagai sutradara dengan sejumlah film bersejarah yang memiliki peranan penting dalam perkembangan perfilman di Indonesia. Di bawah ini adalah beberapa karya yang pernah ia sutradarai:
- EMAK INGIN NAIK HAJI (2009) - Film ini berhasil meraih penghargaan sebagai Sutradara Terbaik serta masuk dalam nominasi Skenario Cerita Adaptasi Terbaik di Festival Film Indonesia 2009.
- RUMAH TANPA JENDELA (2011) - Ini adalah film yang tidak hanya disutradarai oleh Aditya, tetapi juga merupakan hasil tulis naskah dan produksi eksekutifnya.
- TAMAN LAWANG (2013) - Sebuah film yang menghadirkan kisah emosional dan melibatkan sejumlah bintang ternama.
- SAYAP KECIL GARUDA (2013) - Film drama ini merupakan hasil karya Aditya baik dalam penyutradaraan maupun penulisan naskahnya.
Selain itu, Aditya juga mengarahkan film "ADA SURGA DI RUMAHMU" pada tahun 2015 yang mengangkat tema keluarga. Ia juga terlibat dalam pembuatan film "UMMI AMINAH" yang menggali aspek spiritual dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
4. Angkat Tragedi Nia Kurnia Sari ke Layar Lebar
Aditya Gumay saat ini sedang merencanakan untuk mengadaptasi cerita tragis mengenai pembunuhan Nia Kurnia Sari ke dalam sebuah film. Keluarga Nia telah memberikan persetujuan untuk proyek ini, yang menandakan dukungan mereka terhadap penggambaran kisah tersebut. Film ini akan disutradarai oleh Aditya Gumay dan bertujuan untuk menampilkan perjuangan hidup Nia yang penuh inspirasi, meskipun takdirnya berakhir dengan tragis. Dengan harapan, film ini dapat memberikan pelajaran berharga dan menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghargai kehidupan.
Aditya Gumay berkeinginan untuk mengangkat kisah Nia Kurnia Sari ke dalam sebuah film
Aditya Gumay menyatakan bahwa kisah yang dialami Nia Kurnia Sari merupakan sebuah tragedi yang sangat menyentuh hati dan kaya akan pelajaran berharga. Menurutnya, adalah hal yang penting untuk mengangkat cerita ini ke dalam format film agar masyarakat dapat memahami perjalanan hidup Nia yang penuh dengan berbagai tantangan, meskipun akhirnya berujung pada sebuah tragedi.
Apa pendapat keluarga Nia mengenai proyek film ini?
Aditya menyatakan bahwa keluarga Nia Kurnia Sari telah memberikan izin untuk mengangkat kisah hidup Nia menjadi sebuah film. Mereka berharap film ini dapat menjadi penghormatan yang pantas bagi Nia dan mampu menginspirasi banyak orang.