Ralat: Menurut Ki Kusumo, siapa presiden Indonesia 2014?
Ki Kusumo angkat bicara soal pilpres. Namun ia harus hati-hati dalam mengatakan ramalannya.
Ki Kusumo belum mau buka suara tentang siapa capres dan cawapres yang akan memenangkan pilpres 9 Juli mendatang. Di antara Jokowi atau Prabowo, Ki Kusumo enggan memberikan bocoran siapa yang akan menang.
Posisinya sebagai Ketua Umum Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) yang memiliki jutaan anggota membuatnya harus berhati-hati berpendapat. Ia pun menyatakan masih belum punya pilihan.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Apa yang di lakukan Prabowo saat mendampingi Jokowi dalam rapat? Ini setiap rapat ada rapat internal rapat-rapat terbatas, Pak Prabowo selalu mendampingi pak Presiden," kata Budi, saat diwawancarai kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/3).
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Kenapa Prabowo bertemu Jokowi di Istana? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan.
"Saya belum milih. Suara saya suara 30 juta. Berpikir dengan benar, dengan konsep, untuk orang-orang saya. Tahun ini tahun kuda hitam. Presidennya nanti yang menang nggak disangka-sangka," kata Ki Kusumo saat dihubungi KapanLagi.com®, Minggu (22/5).
Anggota KPMP sempat dukung salah satu capres, dan Ki Kusumo geram dengan hal tersebut. "Kita lihat satu atau dua hari ke depan, kalau belum ada keputusan, KPMP pilih netral, berdiri netral bersama TNI dan Polri," tambahnya.
Sementara itu, Divisi Hukum KPMP, Muhammad Zakir SH mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan anggota KPMP dengan memutuskan sikap politik untuk mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres adalah tindakan indisipliner dan melawan hukum.
"KPMP punya AD/ART. Mereka telah melanggar aturan main organisasi yang sangsinya bisa berupa pemecatan dari struktur organisasi atau berupa pidana karena melanggar undang-undang hak cipta," tutupnya. (kpl/uji/mae)
(mdk/kln)