Sempat Diancam, Ria Ricis Akhirnya Maafkan Eks Sekuriti tapi Tegaskan Proses Hukum Tetap Berjalan
Dalam persidangan, Angga menyatakan rasa penyesalan yang mendalam atas tindakan yang telah merugikan Ricis beserta keluarganya.
Ria Yunita, yang lebih dikenal dengan nama Ria Ricis, muncul di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada hari Kamis, 21 November 2024. Kehadirannya sebagai saksi dalam sidang yang membahas kasus pengancaman dan pemerasan yang dilakukan oleh mantan sekuritinya, Angga Pratama, menjadi sorotan.
Dalam persidangan tersebut, Angga mengungkapkan rasa penyesalan yang mendalam atas tindakan yang telah merugikan Ricis dan keluarganya. "Saya sebagai pelaku atas apa yang dilakukan terhadap Ibu Ria Yunita, sekali lagi saya mohon dibukakan permohonan maaf sebesar-besarnya dari Ibu Ria, dari keluarga ibu Ria," kata AP di depan Majelis Hakim. Ia juga menambahkan, "Saya tahu saya melakukan banyak kesalahan yang menyebabkan terlalu banyak kerugian, saya mohon maaf."
- Ria Ricis Belum Kirim Uang ke Pemeras
- Babak Baru Kasus Dugaan Pemerasan Ria Ricis Rp300 Juta, Ini Temuan Polisi
- Ria Ricis Lapor Polisi Terkait Tindakan Pengancaman dan Pemerasan yang Dialaminya, Ternyata Dilakukan Orang Terdekat
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis Dirujuk ke RS Jiwa, Polisi Ungkap Kelanjutan Proses Hukumnya
Permintaan maaf Angga langsung mendapat respon dari hakim, yang kemudian menanyakan apakah Ricis bersedia untuk memaafkan. Ricis mengungkapkan bahwa ia sudah memaafkan Angga, tetapi menegaskan bahwa proses hukum harus tetap dilanjutkan. "Iya (memaafkan). Ikhlas sambil berjalan," jelasnya.
Awal Laporan
Peristiwa ini dimulai dari laporan yang dibuat oleh Ricis kepada Polda Metro Jaya pada tanggal 7 Juni 2024. Dalam laporannya, ia menyebutkan bahwa AP diduga melakukan pengancaman melalui pesan WhatsApp dengan meminta uang sebesar Rp 300 juta. AP mengancam akan menyebarluaskan foto dan video pribadi Ricis jika permintaannya tidak terpenuhi.
Ricis menyampaikan bahwa ia merasa sangat sedih atas insiden ini, terutama karena AP merupakan salah satu karyawan yang cukup dekat dengan keluarganya. "Dia itu kan termasuk salah satu karyawan yang kenal baik. Kalau teman-teman lihat, dulu kami pernah bikin video sama-sama. Jadi pas kejadian gini ya lebih ke sedih sih," ungkapnya, mencerminkan perasaannya yang mendalam terhadap situasi tersebut.
Belajar adalah suatu proses yang penting
Meskipun Ricis telah memaafkan AP secara pribadi, ia menekankan pentingnya penegakan hukum agar dapat memberikan efek jera. "Kalau semua perbuatan buruk cuma minta maaf terus selesai, gampang banget dong. Jadi tetap proses hukum berjalan," ungkapnya. Ricis berharap bahwa kasus ini dapat dijadikan pelajaran bagi semua pihak yang terlibat.
Dalam keterangan yang disampaikan setelah sidang, Ricis mengakui bahwa ia sebenarnya tidak ingin berada di pengadilan. "Ini suatu kejadian yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Saya mohon doanya semoga semuanya berjalan lancar dan dapat seadil-adilnya," tutupnya. Dengan pernyataan tersebut, Ricis menunjukkan harapannya agar proses hukum dapat berjalan dengan baik dan adil untuk semua pihak.