Ustaz Yusuf Mansur dilirik untuk jadi calon Gubernur DKI Jakarta?
Ustaz dari Betawi, Yusuf Mansur mengaku ada yang menginginkannya untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta.
Ramai Pilkada DKI 2017 sudah mulai terdengar gaungnya dari sekarang, banyak figur yang lantas bermunculan dan memproklamirkan diri sebagai bakal calon Gubernur DKI 2017-2022. Selain calon petahana Ahok yang maju independent, ada juga Yusril Ihza Mahendra, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, Hasnaeni Moein hingga musisi Ahmad Dhani yang berniat memperebutkan kursi DKI 1.
Dari berbagai pertimbangan untuk mencalonkan satu kandidat sebagai Kepala Daerah, yang jadi poin utama adalah popularitas untuk memenangkan pertarungan. Menariknya salah satu Ustaz dari Betawi, yaitu Yusuf Mansur juga mulai dilirik sebagian pihak untuk maju meski ia tak begitu bernafsu.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
"Sudah ada pembicaraan (maju jadi calon Gubernur), tapi saya emang nggak ada hasrat. Saya istikharah dulu dah sama Jamaah. Bercandaan sih udah ada, saya nggak bernafsu juga kok, saya katakan berbuat dulu aja, jadi Gubernur atau tidak, kita sudah jalankan program ini," ucap Yusuf Mansyur di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (27/03).
Salah satu program yang dimaksud oleh Yusuf Mansur yaitu untuk mengurangi kemacetan dengan membuat sekolah asrama. Selama ini anak-anak di pesantren harus tinggal di tempat yang sama dengan mereka belajar, dan hal itu efektif untuk menekan mobilitas. Ia percaya cara seperti pesantren bisa menjadi solusi bagi permasalahan Jakarta.
"Saya nggak demen nunggu. Kita nggak pengen diterima kasihin juga, statement saya, kalau Gubernur nggak mau pakai, ya kita jalanin sendiri. Kalau ini maju atau tidak, saya akan mengusung tema 'Jakarta Buat Kita Semua'. Nggak cuma buat Muslim, atau agama tertentu, Jakarta buat semua. Saya nggak bicara agama di sini, tapi bicara kebaikan buat semua," ujarnya.
Selain itu Yusuf Mansur yang sedang aktif mengembangkan paytren percaya warga Jakarta bisa menjadi pengusaha-pengusaha hebat. Ketika disinggung kembali kemungkinan maju sebagai calon Gubernur, pimpinan Daarul Quran ini mengaku tak bisa langsung begitu saja. Jika pun harus maju, ia lebih menginginkan untuk menjadi orang kedua terlebih dahulu.
"Saya tidak mendeklarasikan diri saya sebagai Gubernur. Saya katakan, tidak ada pengalaman birokrasi, tanda tangan segala macem, kalau pun iya, saya harus belajar dari kuda-kuda, landasannya dulu. Minimal DKI 2 dulu baru DKI 1, RI 2 dulu baru RI 1, gitu aja lah. Kita mencoba penduduk Jakarta tidak bergantung ke pemimpinnya. Kalau saya ditakdirkan mimpin Jakarta, kita garap dah program seperti ini, menggerakan warganya sendiri untuk jadi pengusaha," tandasnya.
(kpl/aal/sjw)
(mdk/kln)