CEK FAKTA: Hoaks 98 Juta Orang Amerika Diberi Virus Kanker melalui Vaksin Polio
Postingan yang mengklaim vaksin polio memberikan virus kanker bagi penerimanya adalah hoaks. Nyatanya, virus SV40 yang terdapat pada vaksin polio tidak dapat menyebabkan kanker bagi manusia.
Beredar unggahan di akun Instagram berupa tangkapan layar dari sebuah artikel berjudul “CDC admits 98 million Americans were given cancer virus via the polio shot.”
Jika diterjemahkan, judul tersebut yaitu:
“CDC mengakui 98 juta orang Amerika terkena virus kanker melalui suntikan polio.”
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Apa yang diklaim dalam berita hoaks tentang kasus Vina Cirebon? Berita tersebut dibagikan oleh akun Facebook dengan nama Novita Erna Kreator, Uda Dedi, dan Pak Tri. Ketiga akun tersebut membagikan tangkapan layar sebuah video di Youtube berjudul “Duakui Salah Tangkap!! Egi Palsu Resmi Di Lepas, Hotman Paris & Ibu Putri Turun” yang diunggah oleh akun Media Populer.
-
Bagaimana Gatotkaca dari Sukoharjo melawan hoaks? Danar mengatakan, tempat paling tepat untuk menanyakan kebenaran terkait berita yang mereka peroleh adalah tempat di mana mereka menuntut ilmu, seperti melakukan diskusi atau sharing dengan guru terkait berita yang mereka dapatkan.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
Sebagai informasi CDC atau The Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), merupakan badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat.
Penelusuran
Berdasarkan hasil penelusuran cek fakta merdeka.com, dilansir dari apnews.com, judul tersebut berasal dari artikel yang terbit tahun 2015. Artikel tersebut diterbitkan oleh Vaccine.news, salah satu situs yang terkenal dengan konten anti-vaksin dan informasi kesehatan yang salah.
Artikel tersebut salah mengartikan dokumen yang dikeluarkan oleh CDC pada tahun 1950-an dan 1960-an, soal beberapa vaksin polio yang terkontaminasi SV40, yang berasal dari sel ginjal monyet yang digunakan untuk membuat suntikan pada saat itu.
Artikel tersebut mengutip dokumen yang mengatakan, lebih dari 98 juta orang di AS telah divaksinasi polio antara tahun 1955 hingga 1963, dan SV40 telah mencemari 10-30% dari vaksin polio tersebut.
Pada dokumen tersebut tertulis, virus SV40 telah ditemukan pada jenis kanker tertentu pada manusia, tetapi belum ditentukan apakah SV40 yang menyebabkan kanker tersebut.
CDC mengonfirmasi pada apnews.com bahwa klaim tersebut salah. Nyatanya, SV40 dikhawatirkan dapat memberikan efek kepada manusia karena SV40 ditemukan dapat menyebabkan kanker pada hewan laboratorium.
Namun, sebagian besar penelitian tidak menemukan hubungan antara vaksin polio yang terkontaminasi SV40 dengan perkembangan kanker. Pada intinya, virus SV40 yang ada pada vaksin polio dapat menyebabkan kanker pada hewan percobaan, tidak pada manusia.
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim vaksin polio memberikan virus kanker bagi penerimanya adalah hoaks. Nyatanya, virus SV40 yang terdapat pada vaksin polio tidak dapat menyebabkan kanker bagi manusia.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi:
https://apnews.com/article/fact-check-cdc-98-million-police-vaccine-cancer-206258488603
Reporter Magang: Azizah Paramayu