CEK FAKTA: Hoaks, CDC Akui Ketidakmampuan Tes PCR Membedakan Covid-19 dan Influenza
CDC akan menghapus tes PCR dan menggantikannya dengan CDC Influenza SARS-Cov-2 (Flu SC2) Multiplex Assay. Bukan berarti PCR tidak mampu membedakan virus SARS-CoV-2 dan influenza.Namun, Multiplex Assay dinilai memberikan kemudahan untuk mendeteksi virus Covid-19 dan influenza secara bersamaan.
Beredar unggahan di media sosial Facebook mengenai Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah mengakui ketidakmampuan tes PCR untuk membedakan antara virus Covid-19 dan influenza.
Berikut narasinya:
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Apa saja manfaat dari tes DNA? Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Bagaimana cara mengambil sampel untuk tes DNA? Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
"CDC akhirnya mengakui tes PCR tidak dapat membedakan antara Covid dan influenza
Mullins merancang tes PCR untuk keperluan manufaktur. Tes ini tidak pernah dimaksudkan untuk penggunaan diagnostik."
Istimewa
Penelusuran
Hasil penelusuran, melansir dari Reuters, Klaim tersebut berawal dari laporan laboraturium yang diunggah oleh CDC Division of Laboratory System pada 21 Juli 2021 bahwa pasca 31 Desember 2021, CDC akan menghapus tes PCR dan menggantikannya dengan CDC Influenza SARS-Cov-2 (Flu SC2) Multiplex Assay.
Namun, ini bukan karena tes PCR gagal atau membingungkan antara SARS-CoV-2 atau Covid-19 dengan influenza, tetapi untuk beralih ke penggunaan tes yang dapat memfasilitasi diagnosis kedua virus tersebut.
Juru bicara CDC Jasmine Reed mengatakan kepada Reuters, permintaan untuk pengujian PCR telah menurun dengan munculnya pengujian throughput dan multiplexed lainnya yang lebih tinggi.
“CDC mendorong laboratorium kesehatan masyarakat untuk mengadopsi CDC Influenza SARS-CoV-2 (Flu SC2) Multiplex Assay untuk memungkinkan pengawasan lanjutan untuk influenza dan SARS-CoV-2, yang akan menghemat waktu dan sumber daya,” kata Reed.
Metode ini disebut lebih efisien dalam penggunaan reagen RT-PCR Real-Time, memungkinkan throughput yang lebih tinggi, serta secara bersamaan memberikan hasil yang akurat tentang keberadaan SARS-CoV-2, influenza A, dan asam nukleat influenza B dalam spesimen pasien.
Kesimpulan
Informasi CDC telah mengakui ketidakmampuan tes PCR untuk membedakan antara virus Covid-19 dan influenza adalah tidak benar. CDC akan menghapus tes PCR dan menggantikannya dengan CDC Influenza SARS-Cov-2 (Flu SC2) Multiplex Assay. Bukan berarti PCR tidak mampu membedakan virus SARS-CoV-2 dan influenza.
Namun, Multiplex Assay dinilai memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendeteksi virus baik virus Covid-19 dan influenza secara bersamaan.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.reuters.com/article/factcheck-covid19-pcr-test-idUSL1N2P42U5
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/lab/multiplex.html