6 Jenis Tes DNA Beserta Manfaat & Cara Pengambilan Sampel, Bisa Deteksi Berbagai Penyakit Genetik
Berikut jenis-jenis tes DNA beserta manfaat dan cara pengambilan sampel yang bisa membantu mendeteksi berbagai penyakit genetik.
Berikut jenis-jenis tes DNA beserta manfaat dan cara pengambilan sampel yang bisa membantu mendeteksi berbagai penyakit genetik.
6 Jenis Tes DNA Beserta Manfaat & Cara Pengambilan Sampel, Bisa Deteksi Berbagai Penyakit Genetik
Sebagian orang mungkin menganggap tes DNA sebagai tes yang dilakukan untuk mengetahui garis keturunan atau identitas orang saja.
Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribonukleat sendiri adalah materi genetik yang menentukan sifat dan karakteristik fisik seseorang. Pada umumnya, manusia mempunyai 46 kromosom dalam setiap selnya. Kromosom-kromosom inilah yang tersusun dari DNA.
-
Apa yang ditemukan dalam penelitian DNA? Museum melaporkan, para peneliti berhasil mengumpulkan informasi yang memadai tentang delapan tengkorak ini, sehingga membenarkan upaya khusus untuk menemukan keturunan mereka yang khusus. Dalam pemeriksaan tengkorak tersebut, salah satu tengkorak yang menarik perhatian adalah yang bertuliskan 'Akida.' Hal ini mengindikasikan bahwa tengkorak ini pernah dimiliki oleh penasihat terkemuka Mangi Meli, seorang pemimpin yang kuat dari kelompok etnis Chagga pada akhir abad ke-19. Museum mengonfirmasi sampel DNA yang diperoleh dari tengkorak ini secara langsung sesuai dengan keturunan Akida.
-
Apa yang ditemukan di DNA manusia? Virus kuno yang tertanam dalam genom manusia mungkin meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi, bipolar, dan skizofrenia.
-
Mengapa DNA penting untuk transfer gen? DNA adalah komponen penting yang diperlukan untuk mentransfer gen dari orang tua ke keturunannya.
-
Mengapa polisi memeriksa DNA tali? Polres Metro Jakarta Utara fokus menunggu hasil pemeriksaan DNA dari satu keluarga yang tewas bunuh diri di apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara. Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menjelaskan DNA yang dicek oleh petugas adalah tali yang dipakai mengikat tangan satu keluarga ini saat melompat. 'DNA yang ada di tali ya, yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kami lakukan pemeriksa intinya itu,' ucapnya, Senin (18/3).
-
Bagaimana DNA menyimpan informasi genetik? Basa-basa ini dan susunannya dalam molekul DNA memainkan peran penting dalam penyimpanan informasi dari satu generasi ke generasi berikutnya.
-
Siapa yang mendukung tes DNA? “Saya selama ini berusaha untuk bersabar dan kuat menghadapi masalah ini meskipun terasa berat untuk saya. Tidak ada yang saya khawatirkan lagi dan justru saya mendukung suami melakukan tes DNA untuk memutus keraguan,“
Apabila seseorang mempunyai kelainan DNA atau genetik misalnya arena penyakit turunan atau faktor lain, mereka dapat mengalami penyakit tertentu.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
Tahukah kalian, ada beragam jenis tes DNA yang bisa dilakukan. Bahkan masing-masing jenis tes DNA ini mempunyai manfaat yang berbeda.
Tes DNA pun juga bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Meski begitu, semua cara ini dirancang untuk mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara gen yang diuji
Lantas apa saja jenis tes DNA beserta manfaat dan cara pengambilan sampel yang bisa membantu mendeteksi berbagai penyakit genetik?
Melansir dari Alodokter, Senin (4/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
1. Uji Praimplantasi
Jenis tes DNA pertama adalah dengan uji praimplantasi. Tes DNA bisa dilakukan oleh pasangan suami istri yang sedang merencanakan kehamilan melalui program bayi tabuh.
Tidak hanya itu, tes DNA juga bisa dilakukan oleh pasangan yang berisiko mempunyai anak dengan kelainan genetik tertentu. Misalnya seperti penyakit fibrosis kistik atau penyakit sel sabit.
Beberapa sel telur akan dikeluarkan dari indung telur (ovarium) untuk melakukan tes ini. Setelahnya, sel telur tersebut dibuahi dengan sel sperma di luar tubuh hingga membentuk bakal janin (embrio).
Kemudian, setiap embrio nantinya akan diperiksa apakah mempunyai kelainan genetik tertentu. Selanjutnya, dokter akan memilih embrio yang sehat untuk dipindah ke dalam rahim.
2. Uji Prakelahiran
Jenis tes DNA kedua adalah uji prakelahiran. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan atau mutasi genetik pada kromosom janin. Tes DNA juga dapat dilakukan guna mendeteksi dini penyakit tertentu pada janin. Misalnya seperti sindrom Down dan sindrom Edward.
Terdapat dua jenis uji prakelahiran untuk kelainan genetik. Pertama adalah tes skrining prakelahiran yang bisa memberitahu apakah janin mempunyai kelainan. Kedua yaitu tes diagnostik prakelahiran yang mampu memastikan janin benar-benar mempunyai kelainan tertentu, termasuk sindrom Barber Say.
3. Uji Pembawa atau Carrier Testing
Jenis tes DNA ketiga adalah uji pembawa atau carrier testing. Tes DNA ini bermanfaat untuk mengetahui apakah seseorang mempunyai kondisi tertentu atau gen yang memungkinkan diturunkan kepada anak-anaknya.
Informasi seperti ini pun sangat bermanfaat dalam membantu pasangan menentukan keputusan dalam merencakan kehamilan.
4. Uji Prediksi
Jenis tes DNA ke empat adalah uji prediksi. Uji prediksi sendiri bisa dimanfaatkan apabila seseorang mempunyai orang tua atau saudara dekat dengan penyakit turunan. Tes ini bisa dilakukan dengan mengambil sampel dari air liur atau darah.
Melalui tes DNA ini, dokter bisa menyarankan tindakan pencegahan sejak dini mungkin. Sebelum gejala muncul dan bisa langsung merencanakan pengobatan yang tepat.
5. Maternity atau paternity test
Maternity atau paternity test merupakan tes DNA yang bisa digunakan untuk mengetahui identitas orang tua dari seorang anak. Tes ini mempunyai tingkat akurasi yang sangat tinggi yakni mencapai 99,9%.
Maternity atau paternity test bisa dilakukan dengan dua cara, meliputi tes darah dan mengambil swab bagian dalam pipi dari anak. Hal tersebut dilakukan untuk mengambil sampel dan mencocokan DNA dari anak dan orang tua.
6. Uji Forensik
Sudah menjadi rahasia umum, serangkaian tes DNA juga dapat digunakan sebagai salah satu pemeriksaan untuk kepentingan proses penegakan hukum atau forensik.
Beberapa contoh tes DNA yang sering kali dilakukan pada uji forensik yaitu tes darah dalam menentukan darah korban atau pelaku pelanggaran hukum, tes sidik jari dan proses identifikasi bagian tubuh korban kejahatan atau peristiwa tertentu. Misalnya seperti kecelakaan pesawat atau kebakaran.
Tes DNA Bisa Deteksi Berbagai Penyakit Genetik
Bukan hanya itu saja, tes DNA juga bisa membantu mendeteksi berbagai penyakit genetik.
Adapun beberapa jenis penyakit genetik yang bisa dideteksi dengan tes DNA adalah sebagai berikut:
a. Defisiensi alfa 1-antitripsin (A1AT)
b. Thalasemia
c. Penyakit Crohn
d. Fibrosis kistik
e. Kanker
f. Sindrom Klinefelter
g. Anemia sel sabit
h. Sindrom Down
Cara Pengambilan Sampel DNA
Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
Sebagian besar sampel pun menggunakan darah dari pembuluh darah. Namun, ada pula yang memanfaatkan sampel air liur.
Untuk tes DNA pada janin, sampel yang diambil biasanya cairan ketuban atau sampel jaringan plasenta.
Usai diambil. sampel kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.
Untuk mendapatkan hasil tes DNA tersebut, biasanya diperlukan waktu beberapa minggu hingga bulan.
Apabila keluarga menderita penyakit genetik, tidak ada salahnya bagi kalian untuk melakukan tes DNA.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah penyakit genetik tersebut diturunkan kepada kalian atau anak-anak di kemudian hari.