CEK FAKTA: Hoaks Jokowi Barter Vaksin Corona dengan Lahan untuk Perusahaan China
Klaim Presiden Jokowi melakukan barter vaksin corona dengan lahan untuk perusahaan China adalah tidak benar atau hoaks.
Beredar informasi yang menyebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan barter vaksin corona dengan lahan untuk perusahaan China. Informasi ini diunggah akun Facebook Serjana Militer pada 31 Juli 2020.
Akun Facebook Serjana Militer mengunggah video dengan berjudul "GAWAT.. JKW BARTER LAHAN UTK VAKSIN TERUNGKAP..! 3 FAKTA BARU". Ditambah dengan narasi sebagai berikut:
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang menjadi fokus pembahasan dalam rapat khusus Presiden Jokowi? Presiden akan mengadakan rapat internal besok (hari ini) mengenai ini dan tentu kita akan mempersiapkan langkah-langkah
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
BERITA HARI INI !!JOKOW! BARTER ,VAKSIN CORON4DGN LAHAN UNTUK PERUSAHAAN C!NA...
©2020 Liputan6.com
Penelusuran
Cek Fakta Merdeka.com menelusuri klaim Presiden Jokowi melakukan barter vaksin corona dengan lahan untuk perusahaan China.
Dilansir dari Liputan6.com, Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga menyebutkan klaim Presiden Jokowi melakukan barter vaksin corona dengan lahan untuk perusahaan China adalah hoaks.
"Itu hoaks," kata Arya kepada Liputan6.com, Kamis (6/8).
Penelusuran lainnya dilakukan menggunakan Google Search dengan kata kunci "kerjasama indonesia china vaksin".
Hasilnya ditemukan artikel Liputan6.com berjudul "Kerja Sama China-RI Kembangkan Vaksin COVID-19 Dalam Proses, Siap Produksi Massal?" yang dimuat pada 30 Juli 2020.
Liputan6.com, Jakarta - Menlu Retno Marsudi kembali mengadakan pertemuan bilateral secara virtual, kali ini diadakan dengan Menlu RRT Wang Yi.
Pertemuan berlangsung secara intens dan cukup lama, membahas berbagai isu global hingga kawasan.
Tentu, masalah utama yang menjadi topik pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah terkait pandemi Corona COVID-19.
"Kami sepakat untuk terus melakukan kolaborasi internasional guna penanganan Virus Corona COVID-19, terutama dalam menjamin rantai pasokan bahan baku bagi produksi obat dan pengembangan vaksin," ungkap Menlu Retno.
Terkait dengan kerja sama pengembangan vaksin antara Bio Farma dan Sinovac, kedua negara berkomitmen untuk terus memberi dukungan bagi kerja sama selanjutnya.
"Dua isu yang saya tekankan adalah mengenai ketersediaan vaksin dalam bentuk bulk dengan jumlah yang mencukupi, agar segera dapat diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan masalah harga vaksin yang terjangkau," lanjutnya.
Biofarma dan Sinovac saat ini tengah melakukan kerja sama clinical trial tahap ketiga terkait proses pengembangan vaksin untuk Virus Corona COVID-19.
"Tentunya sambil menunggu uji klinis ini selesai, maka persiapan tahap selanjutnya yang menyangkut produksi sudah harus dipersiapkan," sambung Menlu Retno.
Kini, BioFarma tengah berada dalam proses meningkatkan kapasitas produksi yang sebelumnya 100 juta menjadi 250 juta per tahun.
Kementerian Luar Negeri pun akan terus mengawal kerja sama ini, termasuk dengan negara dan perusahaan lainnya.
Selain itu, dalam artikel voaindonesia.com, kerjasama pengembangan vaksin Covid-19 juga menggandeng Korea Selatan. Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Selain China, Indonesia Gandeng Korea Selatan dan CEPI Produksi Vaksin Covid-19" yang dimuat pada 24 Juli 2020.
JAKARTA — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, hari Kamis (23/7), mengatakan selain bekerja sama dengan China, Indonesia juga menggandeng Korea Selatan dan CEPI (Coalition for Epidemic, Preparedness and Innovation) untuk mengembangkan dan melakukan uji coba vaksin guna memberantas virus corona yang mematikan.
Indonesia, melalui PT Kalbe Farma, melakukan kerja sama pengembangan vaksin dengan Korea Selatan, lewat perusahaan Genexine. kerja sama untuk jenis vaksin DNA ini sudah dilaksanakan sejak bulan lalu.
Retno menambahkan sejak Juni 2020, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi telah memfasilitasi pembahasan kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 antara Kalbe farma dengan Genexine. "Genexine telah melakukan uji klinis tahap satu di Korea Selatan hingga Agustus 2020. Sedangkan uji klinis tahap kedua direncanakan akan dimulai di Indonesia pada bulan September atau Oktober 2020," kata Retno.
Mengingat penemuan vaksin akan menjadi titik balik pemberantasan pandemi Covid-19, Indonesia, tegas Retno, akan secara konsisten melakukan diplomasi menemukan dan mengakses vaksin. Serta tentu saja memenuhi kebutuhan alat kesehatan dan obat-obatan pendukung lainnya.
Khusus mengenai vaksin Covid-19, lanjut Retno, di setiap pertemuan internasional termasuk di tingkat konferensi tingkat tinggi, Indonesia terus menyuarakan pentingnya akses terhadap akses vaksin Covid-19 yang aman, tepat waktu, dan dengan harga terjangkau bagi semua negara. Seruan di panggung internasional ini ditindaklanjuti dengan upaya Indonesia untuk mendapatkan akses atas vaksin Covid-19.
Retno mengungkapkan dua strategi untuk memperoleh vaksin Covid-19. Dalam jangka pendek, Indonesia bekerja sama dengan beberapa negara dan mitra lainnya untuk memperoleh akses terhadap vaksin yang tengah dikembangkan. Untuk strategi jangka panjang, Indonesia mengembangkan sendiri vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh konsorsium perusahaan nasional.
Dalam jangka jangka pendek, perusahaan nasional PT Bio Farma tengah menjalin komunikasi intensif dengan Sinovac dari China untuk jenis vaksin inaktivasi virus. Sementara PT Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan untuk jenis vaksin DNA. Lalu Bio Farma dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI).
Retno menegaskan ketiga kerja sama ini dilakukan secara bersamaan untuk mendapatkan akses tercepat terhadap vaksin Covid-19. Pada kesempatan tersebut, Retno menyampaikan sekarang ini Indonesia telah bermitra dengan 120 pihak, yaitu sebelas negara, 12 organisasi internasional, dan 97 lembaga non-pemerintah.
Kesimpulan
Klaim Presiden Jokowi melakukan barter vaksin corona dengan lahan untuk perusahaan China adalah tidak benar atau hoaks.
Faktanya, tidak ada pembahasan terkait barter lahan untuk perusahaan China dalam kerjasama vaksin corona.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)