10 Kudeta yang diduga dibekingi CIA di seluruh dunia
Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Intelijen Pusat (CIA) banyak terlibat pada upaya pergantian rezim negara lain.
Penggulingan rezim pemerintahan selalu terjadi di tiap negara. Baik dengan cara bijak, maupun cara ekstrem seperti kudeta atau pemberontakan. Tak sedikit, penggulingan rezim pada akhirnya menjadi tungganggan politik oleh pihak tertentu, termasuk negara lain.
Sepanjang sejarah, Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Intelijen Pusat (CIA) banyak terlibat pada upaya pergantian rezim negara lain. Seperti pendanaan, pelatihan kelompok pemberontak, maupun bantuan langsung militer.
Berikut 10 penggulingan rezim di negara-negara yang dibekingi CIA:
-
Apa yang dilakukan oleh CIA dalam peristiwa G30S/PKI? "Kami Tidak Menciptakan Ombak-Ombak itu. Kami Hanya Menunggangi Ombak-Ombak itu ke Pantai Itu adalah kalimat yang diucapkan Duta Besar AS untuk Indonesia era 1965-1969, Marshal Green.Green menjawab pertanyaan itu di sebuah rapat rahasia Senat AS. Seorang senator bertanya apakah AS dan CIA terlibat dalam peristiwa kudeta yang terjadi di Indonesia tahun 1965?
-
Siapa agen CIA yang disusupkan ke istana Presiden Sukarno? Seorang agen disusupkan untuk mendekati keluarga Presiden RI. Seorang Wanita Muda Yang Cantik Menemui Presiden Sukarno Dia mengaku keluarganya adalah pendukung kemerdekaan Indonesia. Bung Karno pun menerimanya dengan tangan terbuka. Tidak ada kecurigaan apa-apa dari intelijen dan para pengawal Bung Karno. Identitasnya dipastikan aman. Mahasiswa asal AS ini pun leluasa masuk Istana dan bergaul akrab di sana.
-
Mengapa agen CIA menyamar sebagai mahasiswa AS untuk mendekati Presiden Sukarno? Di era Perang Dingin, agen-agen Central Intelligence Agency (CIA) melakukan operasi ke berbagai negara.Indonesia yang kala itu dicap dekat dengan Blok Timur, ikut jadi sasaran.
-
Kapan agen CIA wanita cantik itu bertemu Presiden Soekarno? Seorang agen disusupkan untuk mendekati keluarga Presiden RI. Seorang Wanita Muda Yang Cantik Menemui Presiden Sukarno Dia mengaku keluarganya adalah pendukung kemerdekaan Indonesia. Bung Karno pun menerimanya dengan tangan terbuka. Tidak ada kecurigaan apa-apa dari intelijen dan para pengawal Bung Karno. Identitasnya dipastikan aman. Mahasiswa asal AS ini pun leluasa masuk Istana dan bergaul akrab di sana.
-
Bagaimana agen CIA wanita cantik itu bisa masuk ke istana? Identitasnya dipastikan aman. Mahasiswa asal AS ini pun leluasa masuk Istana dan bergaul akrab di sana.
-
Bagaimana cara CIA memberikan bantuan kepada militer dan tokoh anti-komunis di Indonesia? CIA Memberikan Bantuan Dana Untuk Militer dan Para Tokoh Antikomunis di Indonesia Mereka memberikan bantuan berkedok obat-obatan senilai 500.000 USD kepada pihak militer. Obat-obatan tersebut akan dijual untuk mendapatkan uang tunai guna penumpasan komunis. Seorang pejabat kontak CIA di Indonesia pun diberi dana 10.000 untuk melawan kekuatan PKI dan organisasi sayapnya.
Keruntuhan rezin komunis Eropa Timur dan Uni Soviet
Sejak 1944, jejak CIA sudah terlihat pada upaya mendukung perlawanan dan pembangkangan kepada rezim komunis di Eropa Timur dan Uni Soviet. Salah satu buktinya adalah operasi Contraspionase, dan ditemukannya manifes terpisah berisi catatan kontribusi jatuhnya rezim Soviet.
Keberhasilan campur tangan AS terlihat dari berbaliknya dasar pemerintahan Eropa Timur dan Uni Soviet, dari komunis menjadi kapitalis. Dan masuknya negara-negara dalam dua kawasan itu sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Kudeta Suriah 1949
Tidak lama setelah menjadi republik merdeka pada 1946, kondisi politik Suriah kembali bergejolak. Puncaknya pada 1949 ketika Kepala Staf Angkatan Darat Husni al-Za'im memimpin kudeta, hingga mengakhiri masa awal pemerintahan sipil.
Sebelum kudeta, Za'im diberitakan bertemu dengan CIA sedikitnya enam kali. Za'im membahas rencana pemberontakan tersebut, termasuk kesepakatan kucuran dana, dan fasilitas militer untuk memudahkan kudeta.
Kedekatan CIA dengan Za'im terbukti ketika dia berhasil mengudeta, kebijakan yang dibuatnya ketara berpihak pada AS. Seperti menyetujui penggarapan jaringan pipa trans-Arab (Tapline), sebuah proyek Amerika dirancang untuk mengangkut minyak Saudi Arabia ke pelabuhan Mediterania.
Irak 1960
Usai dikudeta, AS merencanakan pembunuhan pemimpin diktator Abd al-Karim Qashim. Kedekatan Qashim dengan partai komunis membuat gerah AS, hingga akhirnya CIA membuat skenario pembunuhan.
Meski waktu itu Qashim sudah menjadi tahanan pemerintah, namun CIA merasa takut pada pergerakan Qasim. Melalui operasi khusus 'melumpuhkan', CIA berhasil membuat Qasim tidak berdaya, sebelum akhirnya di eksekusi oleh regu tembak pada delapan Februari 1963.
Republik Dominika 1961
Berdasarkan bukti yang masih tersisa, keterlibatan CIA pada upaya penggulingan kekuasaan diktator Rafael Trujillo pada 30 Mei 1961.
Tidak hanya berdialog dengan pihak pemberontak, CIA juga menyokong beberapa keperluan selama perebutan kekuasaan. Seperti dana hingga sarana militer.
Skenario pembunuhan diktator Ngo Dinh Diem, Vietnam Selatan
Peristiwa itu terjadi pada 1963, tepatnya saat Duta Besar AS untuk Vietnam Selatan Henry Cabot Lodge, Jr enggan bertemu dengan diktator Ngo Dinh Diem, setelah Henry mengetahui rencana pembunuhan tersebut.
CIA memberikan bantuan dana senilai USD 40.000 dan jaminan keamanan kepada Jenderal Duong Van Minh untuk memimpin pemberontakan.
Pada 1 November 1963, Diem dikepung para pemberontak di istana presiden. Diem yang hanya mendapatkan perlindungan dari saudara-saudaranya, mencoba meloloskan diri melalui terowongan bawah tanah yang dibangunnya. Namun nahas, Diem akhirnya berhasil ditangkap, dia dihujam bayonet dan tembakan revolver.
Pembunuhan presiden terpilih secara demokratis di Brasil
CIA berperan besar pada keberhasilan pembunuhan Presiden Brasil Joao Goulart, Maret 1964. Diduga, kedekatan Goulart dengan tokoh komunis, menjadi alasan utama AS membunuhnya.
Dalam transkip komunikasi rahasia antara duta besar AS untuk Brasil Lincoln Gordon, dan pemerintah AS waktu itu menunjukkan jika AS menginstruksikan untuk berperang habis-habisan. AS juga memberikan segala keperluan logistik selama pemberontakan.
Kudeta presiden pertama Ghana 1966
Kwame Nkrumah, presiden terpilih secara demokratis pertama Ghana merupakan sosok yang berandil besar membantu Ghana memperoleh kemerdekaan dari penjajahan Inggris. Saat memimpin, Kwame menganjurkan penerapan perspektif non-aligned ekonomi Marxis.
Namun gaya kepemimpinan Kwame tersebut, mendatangkan ketidaksukaan AS. Ujungnya, saat Kwame melakukan kunjungan kenegaraan pada Februari 1966, pemerintahannya digulingkan dalam kudeta militer yang dipimpin Emmanuel Kwasi Kotoka.
Jakarta Operation
Permusuhan AS kepada presiden sosialis Cile terpilih Salvador Allende, berujung pada kudeta konstitusi yang menumbangkan dirinya.
Dalam dokumen declassified selama pemerintahan Clinton, CIA berperan sebagai agen yang mencegah terbentuknya pemerintah Marxis, dengan menyebarkan propaganda anti-Allende. Alhasil, kongres Cile membatalkan pengangkatan Allende dan melakukan pemilihan ulang.
Argentina 1976
Pemerintah yang terpilih secara demokratis, Isabel Martinez de Peron berhasil digulingkan dalam kudeta militer pada Maret 1976. Dalam penggulingan tersebut, tercatat 600 orang hilang.
Delapan hari sebelum kudeta, Kepala Angkatan Laut Argentina yang juga pemimpin kudeta Laksamana Emilio Eduardo Massera mendatangi kepada Duta Besar AS untuk Argentina Robert Hill. Kedatangannya terkait rencana kudeta yang akan dilakukannya.
Kudeta Turki 1980
AS berperan besar pada kudeta militer 12 September tahun 1980 di Turki. Hal itu terbukti dengan pengerahan 3.000 tentara Amerika bergerak ke pusat pemerintahan Turki, tiga hari sebelum kudeta. CIA mengakui kudeta itu merupakan bagian dari rencananya merebut kekuasaan waktu itu.