CIA Susupkan Agen Wanita Cantik ke Istana Negara
Tak ada yang menyadarinya, termasuk Presiden dan pasukan pengawal presiden RI
Tak ada yang menyadarinya, termasuk Presiden dan pasukan pengawal presiden RI
CIA Susupkan Agen Wanita Cantik ke Istana Negara
Di era Perang Dingin, agen-agen Central Intelligence Agency (CIA) melakukan operasi ke berbagai negara.
Indonesia yang kala itu dicap dekat dengan Blok Timur, ikut jadi sasaran.
Seorang agen disusupkan untuk mendekati keluarga Presiden RI.
-
Apa yang dilakukan wanita intelijen itu? Perempuan tersebut awalnya mengatakan ia pergi untuk membeli narkoba, namun kemudian mengakui ia telah berselingkuh dengan seorang pria Palestina dari Ramallah selama sekitar satu tahun.
-
Mengapa wanita intelijen itu ditangkap? Perempuan tersebut ditahan selama tiga hari oleh kementerian pertahanan Israel karena dicurigai 'menyalahgunakan kewenangannya hingga membahayakan keamanan negara'.
-
Siapa istri terakhir Soekarno? Sosok Heldy Djafar, Istri Terakhir Presiden Soekarno Asal Kalimantan Timur Saat menikah, Heldy istri kesembilan Soekarno berumur 18 tahun, sedangkan Soekarno berumur 65 tahun
-
Bagaimana Sukarno melibatkan wanita penghibur? Bung Karno bahkan berhasil mengumpulkan 670 pelacur di Bandung untuk masuk PNI. Bung Karno sangat memuji mereka karena menjadi anggota yang paling setia dan patuh serta sangat membantu dalam menjalankan perintah Bung Karno untuk kepentingan pergerakan.
-
Apa yang dilakukan Sukarno dengan wanita penghibur? Salah satu tempat yang digunakan sebagai tempat pertemuan adalah rumah pelacuran. Tempat Paling Aman Menurutnya, itu adalah tempat yang paling aman karena mana mungkin seseorang yang pergi ke rumah pelacuran akan membahas untuk menggulingkan pemerintahan.
-
Kenapa Sukarno melibatkan wanita penghibur? Bung Karno sangat memuji mereka karena menjadi anggota yang paling setia dan patuh serta sangat membantu dalam menjalankan perintah Bung Karno untuk kepentingan pergerakan.
Seorang Wanita Muda Yang Cantik Menemui Presiden Sukarno
Dia mengaku keluarganya adalah pendukung kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno pun menerimanya dengan tangan terbuka.
Tidak ada kecurigaan apa-apa dari intelijen dan para pengawal Bung Karno.
Identitasnya dipastikan aman. Mahasiswa asal AS ini pun leluasa masuk Istana dan bergaul akrab di sana.
Bung Karno pun Menunjukkan Ketertarikan Pada Wanita Muda itu
Komandan Detasemen Pengawal Pribadi Bung Karno AKBP Mangil Martowidjojo bercerita wanita itu hampir setiap pagi menemani Bung Karno dan tamu-tamunya sarapan pagi dan berbincang di Istana.
Putra Sulung Bung Karno, Guntur Soekarno sempat melihat gadis asal AS di Istana.
Seorang wanita bule dengan usia sekitar 19-22 yang sering tampil dengan kebaya. Penampilannya memang sangat menarik.
"Perfect," kata Guntur.
Tak Cuma Cantik, Wanita itu Pun Luwes Menyesuaikan Diri Dengan Adat Jawa
Dari mulai membungkuk kepada yang lebih tua, hingga melayani keluarga Bung Karno saat makan.
Tampak sekali keakraban antara mereka.
Wanita itu juga ikut latihan menari di Istana dan menunjukkan ketertarikan pada budaya Indonesia.
Bahkan dia lebih sering tampil dalam balutan kebaya dan rambut yang digelung sederhana.
Identitas Wanita ini Terbongkar Justru Saat Presiden Sukarno Bertemu Dengan Sahabatnya, Presiden Ayub Khan dari Pakistan
Ayub bertanya pada Bung Karno apa di Istana Jakarta ada gadis cantik dari Amerika Serikat?
Bung Karno membenarkan. Dia menyebut wanita itu sebagai orang baik dan ingin belajar kesenian Indonesia.
"Apakah Bung Karno tahu betul, siapa gadis cantik itu sebenarnya?" tanya Presiden Ayub Khan yang merasa geli.
"Hai Bung Karno, ketahuilah gadis cantik itu tersebut justru sudah dikenal oleh intel Pakistan sebagai agen CIA" kata Ayub.
Bung Karno Sangat Terkejut Mendengar Ucapan Sahabatnya Tersebut
Selama ini dinas intelijen Indonesia dan Pasukan Kawal Presiden kebobolan.
Presiden Sukarno pun mengusir gadis itu dari Jakarta begitu tahu informasi dari Pakistan.
Bung Karno Memarahi Dinas Intelijen Indonesia dan Para Pengawalnya Atas Kebobolan ini
Namun dia bersyukur, tak ada peristiwa apa pun karena laporan dari Presiden Ayub.
"Untung Pak Ayub kasih warning kepada Bapak dan beritahu soal keanggotaan dia," kata Bung Karno lega.