Ini Pengakuan CIA Tentang Peristiwa G30S/PKI Tahun 1965
Banyak spekulasi tentang keterlibatan CIA dan dinas rahasia AS dalam peristiwa G30S/PKI. Bagaimana sebenarnya?
Banyak spekulasi tentang keterlibatan CIA dan dinas rahasia AS dalam peristiwa itu. Bagaimana sebenarnya?
Ini Pengakuan CIA Tentang Peristiwa G30S/PKI Tahun 1965
Gerakan 30 September Dicatat Dengan Tinta Hitam Dalam Sejarah Indonesia
Mereka menculik dan membunuh para jenderal Angkatan Darat.
Namun angin politik cepat berubah. Gerakan Letkol Untung Cs ini langsung ditumpas habis.
Kekuatan komunis kemudian dihabisi hingga akar-akarnya.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Kapan peristiwa G30S PKI terjadi? Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Kapan G30S/PKI terjadi? 'Jumlah pasukan yang ikut gerakan ini sangat kecil. Kodam Jaya punya 60.000 prajurit, 20 kali lebih banyak dari pasukan yang ikut G30S.
-
Bagaimana PKI melancarkan G30S PKI? Gerakan ini pada awalnya hanya mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal dengan menculik mereka untuk dibawa serta disekap di Lubang Buaya. Akan tetapi dalam pelaksanaanya, 3 orang langsung dibunuh di tempat.
-
Siapa yang memimpin gerakan G30S/PKI? Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
Di belakang Gerakan 30 September ada Ketua CC PKI DN Aidit, Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman, Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan sejumlah tokoh lain.
Mereka disebut aktor utama peristiwa berdarah tersebut. Lalu siapa lagi?
Keterlibatan Intelijen Asing Juga Disebut-Sebut Dalam Peristiwa G30S/PKI.
Salah satu yang dituding adalah CIA atau Central Intelligence Agency, badan intelijen Amerika Serikat.
Benarkah demikian?
"Kami Tidak Menciptakan Ombak-Ombak itu. Kami Hanya Menunggangi Ombak-Ombak itu ke Pantai
Itu adalah kalimat yang diucapkan Duta Besar AS untuk Indonesia era 1965-1969, Marshal Green.
Green menjawab pertanyaan itu di sebuah rapat rahasia Senat AS.
Seorang senator bertanya apakah AS dan CIA terlibat dalam peristiwa kudeta yang terjadi di Indonesia tahun 1965?
AS dan CIA Mengaku Tidak terlibat Dalam Peristiwa G30S/PKI
Tapi mereka jelas terlibat dalam penumpasan kekuatan komunis di Indonesia.
Demikian ditulis dalam buku membongkar Kegagalan CIA yang ditulis Tim Weiner.
CIA Memberikan Bantuan Dana Untuk Militer dan Para Tokoh Antikomunis di Indonesia
Mereka memberikan bantuan berkedok obat-obatan senilai 500.000 USD kepada pihak militer.
Obat-obatan tersebut akan dijual untuk mendapatkan uang tunai guna penumpasan komunis.
Seorang pejabat kontak CIA di Indonesia pun diberi dana 10.000 untuk melawan kekuatan PKI dan organisasi sayapnya.
CIA pun Memberikan Bantuan Alat-Alat Komunikasi Kepada Para Komandan Militer Anti-PKI
AS juga memberikan daftar nama 67 tokoh pimpinan PKI pada seorang pejabat Indonesia yang antikomunis.
CIA bukan satu-satunya agen asing yang bermain dalam penumpasan komunis di Indonesia.
Jenderal Soemitro dalam biografinya pun blak-blakkan menyebut bekerja sama dengan Mossad dari Israel dan MI-6 dari Inggris.
Kerja Sama Dengan Mossad dan Mi-6 Dalam Bidang Intelijen
"Kami mengadakan hubungan intelijen dengan Mossad (Israel) dan dengan MI-6 (Inggris). Kedua-duanya sangat peka mengenai masalah komunis,"
kata Jenderal Soemitro.
Soemitro membenarkan pernah menemui perwakilan mata rantai Israel di Jalan Tosari, Jakarta Pusat.
Dia juga mengizinkan tiga orang jenderal, anak buahnya mengadakan hubungan dengan Israel dalam rangka menumpas PKI.