Maut Menjemput Brigjen Soepardjo, Jenderal Pendukung G30S/PKI
Brigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal saat G30S/PKi.
Brigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal.
Maut Menjemput Brigjen Soepardjo, Jenderal Pendukung G30S/PKI
Soepardjo Adalah Jenderal Bintang Satu, Perwira Dengan Pangkat Paling Tinggi di G30S
Dia menjabat panglima Komado Tempur II di Kalimantan Barat.
Soepardjo memimpin 13 batalyon gabungan 4 angkatan untuk menyerang Kuching jika perang dengan Malaysia pecah.
Saat itu kedua negara tengah bersitegang.
-
Siapa yang membela Soebandrio dalam peristiwa G30S? Pada 1966, Tham Hiem membela Soebandrio, Menlu Kabinet Juanda.Soebandrio saat itu dituduh terlibat dalam peristiwa G30S.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Siapa yang memimpin pasukan G30S/PKI? Saat Soepardjo menanyakan bagaimana antisipasi jika kekuatan Angkatan Darat menyerang balik, Sjam yang mengendalikan operasi ini pun tidak punya jawaban.
-
Siapa pemimpin utama G30S/PKI? Para perwira militer utama G30S adalah Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, Letkol Untung Syamsuri.Komandan Brigade I Djaja Sakti yang bertugas sebagai Pengamanan Ibukota, Kolonel Latief, dan Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan, Mayor Udara Sujono.Ada juga Panglima Komando Tempur dari Kalimantan Brigjen Soepardjo.
-
Bagaimana pasukan G30S/PKI dikalahkan di Jawa Tengah? Gerakan Tank dan Panser TNI AD ini Meruntuhkan Moril Pasukan Yang Dipengaruhi Kolonel Sahirman Banyak pasukan yang awalnya mendukung Dewan Revolusi memilih meninggalkan pos mereka tanpa perlawanan. Begitu juga pasukan yang disiapkan untuk menjaga Makodam Diponegoro. Mereka mundur tanpa perlawanan sama sekali.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
Jelang Pecahnya G30S/PKI, Soepardjo Mendapat Radiogram: Anak Sakit
Dia terbang ke Jakarta. Tak cuma menemui keluarganya, Ternyata Soepardjo juga menemui tokoh-tokoh Gerakan 30 September..
Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
Soepardjo tak pernah kembali ke pasukannya di Kalimantan Barat. Dia terus bersama Kelompok 30 September.
Walau Soepardjo Berpangkat Brigjen, Namun Pimpinan Militer G30S Dipegang Letkol Untung
Alasan kelompok ini karena Untung adalah Komandan Batalyon, Tjakrabirawa, pengawal Presiden Sukarno.
Ini untuk menguatkan kesan operasi menyelamatkan Presiden dari kudeta Dewan Jenderal.
Setelah menculik para Jenderal Angkatan Darat, Soepardjo ditugaskan untuk melapor kepada Presiden Sukarno. Letkol Untung Dkk telah berhasil menggagalkan kudeta Dewan Jenderal.
Namun respon Bung Karno tak sesuai harapan Soepardjo dan Kelompok G30S. Mereka malah diperintahkan untuk berhenti.
Soepardjo Langsung Lemas: Kita Sudah Kalah, katanya.
Soepardjo sebenarnya berusaha meneruskan perlawanan. Dia meminta untuk mengambil alih pimpinan dari Letkol Untung, tapi ditolak Sjam dan Aidit.
Dia melihat para pimpinan G30S tak konsisten. Perencanaannya buruk dan tak pernah memikirkan rencana B jika rencana A gagal.
Namun nasi sudah jadi bubur. Pasukan RPKAD telah mendekati Halim dan Lubang Buaya.
Kurang dari 24 jam semua gerakan G30S/PKI di Jakarta telah dihentikan Mayjen Soeharto.
Letkol Untung membubarkan pasukannya dan lari meninggalkan Lubang Buaya.
Brigjen Soepardjo turut melarikan diri setelah gagal memperoleh komando.
Di antara para tokoh utama G30S/PKI, Brigjen Soepardjo adalah orang yang paling susah ditangkap.
Saat yang lain sudah tewas atau ditangkap, Soepardjo bisa terus melarikan diri.
Aidit ditangkap dan tewas di Solo-Boyolali. Untung ditangkap di Tegal.
Tanggal 12 Januari 1967, Satgas Kalong dibantu Tim Intel Angkatan Udara akhirnya berhasil menangkap Brigjen Soepardjo di sebuah rumah di kawasan Halim Perdanakusuma.
Soepardjo Dihadapkan ke Mahmilub dan Dijatuhi Hukuman Mati
Tanggal 18 Maret 1967, Soepardjo dijemput tim eksekutor.
Soepardjo mengenakan pakaian serba putih saat menghadap ajalnya. Permintaan terakhir untuk dieksekusi dalam seragam militer lengkap tidak dikabulkan.
Saksi mata di Rumah Tahanan Militer mendengar Jenderal Pardjo menyanyikan Indonesia Raya sebelum dibawa.
Dia juga sempat mandi dan sukarela membersihkan kamar mandi dan WC di selnya.