Menteri Soebandrio, Batal Dieksekusi Mati Usai G30S/PKI Karena Ditolong Ratu Elizabeth dan Presiden AS
Soebandrio akan ditembak mati empat hari setelah Letkol Untung, pimpinan G30S/PKI dieksekusi.
Soebandrio disebut Orde Baru sebagai Durno. Tokoh pewayangan yang licik.
Menteri Soebandrio Batal Dieksekusi Mati Usai G30S/PKI Karena Ditolong Ratu Elizabeth dan Presiden AS
Soebandrio adalah orang nomor dua paling berkuasa setelah Presiden Sukarno di era Orde Lama.
Dia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri I, Menteri Luar Negeri, Kepala Badan Pusat Intelijen (BPI) dan berbagai jabatan lain.
-
Siapa yang membela Soebandrio dalam peristiwa G30S? Pada 1966, Tham Hiem membela Soebandrio, Menlu Kabinet Juanda.Soebandrio saat itu dituduh terlibat dalam peristiwa G30S.
-
Bagaimana G30S/PKI kalah? Dalam waktu singkat semuanya berantakan. Mayjen Soeharto dengan mudah mengalahkan mereka.
-
Siapa pemimpin utama G30S/PKI? Para perwira militer utama G30S adalah Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, Letkol Untung Syamsuri.Komandan Brigade I Djaja Sakti yang bertugas sebagai Pengamanan Ibukota, Kolonel Latief, dan Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan, Mayor Udara Sujono.Ada juga Panglima Komando Tempur dari Kalimantan Brigjen Soepardjo.
-
Siapa yang memimpin gerakan G30S/PKI? Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Siapa yang memimpin pasukan G30S/PKI? Saat Soepardjo menanyakan bagaimana antisipasi jika kekuatan Angkatan Darat menyerang balik, Sjam yang mengendalikan operasi ini pun tidak punya jawaban.
BPI dan Soebandrio yang Pertama Kali Menyebarkan Informasi Soal Dokumen Gilchrist
Dokumen yang disebut BPI berasal dari Kedubes Inggris tersebut menimbulkan kehebohan karena kata-kata 'Our Local Army Friends'.
Kata-kata ini kemudian diartikan sebagai 'Dewan Jenderal'. Sejumlah Jenderal Angkatan Darat dituding menjalin kontak dengan negara neo-kolonialisme dan tidak loyal pada Presiden Suharto.
Mereka juga disebut akan melakukan kudeta pada presiden.
Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani membantah soal Dewan Jenderal akan melakukan kudeta.
Timbul ketegangan antara TNI AD dengan Soebandrio dan BPI.
Selama 1965 isu Dewan Jenderal terus dihembuskan.
Ketegangan itu Mencapai Puncak Saat Peristiwa G30S/PKI
Gerakan 30 September menculik dan membunuh para jenderal Angkatan Darat yang mereka tuding sebagai dewan jenderal.
Namun dalam waktu singkat, Mayjen Soeharto menumpas mereka.
Kekesalan TNI AD makin bertambah saat Soebandrio ditunjuk menjadi inspektur upacara pemakaman para pahlawan revolusi di TMP Kalibata.
Bagi AD, Soebandrio dianggap terlibat PKI, atau setidaknya memberi angin terjadinya G30S.
Soebandrio Dikejar Pasukan Kostrad Pimpinan Kemal Idris dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo Komandan RPKAD
Bersama 15 menteri Kabinet Dwikora, Soebandrio akhirnya ditangkap.
Di media massa saat itu Soebandrio dilabeli Durno, tokoh pewayangan yang culas dan licik.
Oleh Mahkamah Militer Luar Biasa, Soebandio Dijatuhi Hukuman Mati
Ucapannya 'kalau ada teror akan memunculkan kontra-teror, dianggap bisa menimbulkan kekacauan saat itu.
Teror yang dimaksud Soebandrio adalah aksi para mahasiswa yang didukung Angkatan Darat.
Soebandrio dianggap subversif dan dijatuhi hukuman mati. Pengadilan militer itu juga mencabut seluruh tanda jasanya.
Soebandrio membantah semua tudingan, termasuk terlibat Gerakan 30 September.
Soebandrio diberi tahu akan dieksekusi empat hari setelah Letkol Untung dtembak mati.
Peristiwa itu terjadi di akhir 1966. Soebandrio sudah pasrah menanti regu tembak.
Tapi nyawanya terselamatkan...
Ada Permintaan dari Ratu Elizabeth II Agar Soebandrio Tak Dieksekusi Mati
Pesan serupa dikirim Presiden AS Lyndon B Johnson kepada Presiden Soeharto.
Soebandrio memang pernah menjadi diplomat dan Duta Besar RI di London. Tapi menurutnya dia sempat meminta bantuan pada pemerintah Inggris dan AS.
"Ini keajabaian. Saya tidak pernah meminta bantuan pada mereka. Tapi kawat itu datang hampir bersamaan," kata Soebandrio.
Permintaan dua pemimpin dunia itu menyelamatkan Soebandrio.
Hukuman untuk Soebandrio berubah menjadi hukuman seumur hidup.
Tahun 1995 dia baru dibebaskan dengan alasan kesehatan.
Setelah reformasi, tahun 200 Soebandrio menulis memoar Kesaksianku Tentang G30S.