Daftar Tiga Operasi Militer yang Membuat Soeharto Diangkat Jadi Jenderal Besar Bintang Lima
Hanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Soeharto dianugerahi gelar jenderal bintang lima. Hal ini merupakan peristiwa langka dan terjadi baru sekali dalam sejarah Indonesia.
Daftar Tiga Operasi Militer yang Membuat Soeharto Diangkat Jadi Jenderal Besar Bintang Lima
Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
-
Mengapa Presiden Soeharto memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI? Presiden Soeharto selalu punya pertimbangan saat memilih Panglima TNI.
-
Bagaimana Soeharto memulai karir militernya? Berakhirlah karir militernya di tubuh angkatan bersenjata Hindia Belanda. Namun menjadi serdadu KNIL menjadi langkah awal karir kemiliterannya yang panjang.
-
Bagaimana Soeharto menyingkirkan jenderal? Di era Orde Baru, 'Didubeskan' atau dikirim menjadi Duta Besar adalah cara Soeharto menyingkirkan para jenderal di sekelilingnya yang dianggap tidak lagi sejalan atau bisa menjadi saingan.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
-
Kenapa Panglima TNI dapat penghargaan? Penghargaan ini diberikan ketika sang jenderal melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Singapura dalam rangka melindungi kepentingan nasional melalui diplomasi militer.
-
Apa pekerjaan Soeharto sebelum jadi tentara? Dia kemudian mengadu nasib ke Wuryantoro dan diterima bekerja menjadi pembantu klerek di sebuah Bank Desa atau Volks-Bank.
Pangkat Kehormatan Jenderal Bintang Lima Diberikan Hanya Kepada Orang Yang Sangat Berjasa Dalam Kemiliteran Indonesia
Mabes ABRI tahun 1997 menyebutkan setidaknya ada tiga prestasi Soeharto yang membuatnya dinilai layak untuk mendapatkan gelar Jenderal Besar.
Apa saja?
Pertama: Memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan serentak tersebut ditujukan pada posisi tentara Belanda di Kota Jogjakarta.
Serangan itu membuktikan pada dunia internasional bahwa TNI masih ada, tidak seperti klaim Belanda yang mengatakan TNI telah dihancurkan seluruhnya.
Letnan Kolonel Soeharto dan pasukan TNI berhasil menguasai Kota Jogja selama enam jam sebelum mundur kembali ke hutan-hutan.
Kedua: Mayjen Soeharto menjadi Panglima Komando Mandala dalam Operasi Trikora tahun 1962.
Operasi Trikora disiapkan untuk perang besar-besaran dengan Belanda guna merebut Irian Barat.
Sejumlah pasukan sudah disusupkan. Namun perang terbuka batal terjadi. Masalah Irian dibawa ke jalur diplomasi.
Prestasi Ketiga Adalah Menumpas PKI Setelah Gerakan 30 September 1965
Soeharto membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Dia membubarkan PKI dan menangkapi orang-orang yang dianggap terlibat G30S/PKI.
Hal ini juga menjadi tonggak munculnya Orde Baru.
Selain Soeharto, Panglima Soedirman dan Jenderal AH Nasution Juga Dianugerahi Pangkat Jenderal Bintang Lima
Peristiwa tanggal 5 Oktober 1997 tersebut tidak pernah terulang hingga saat ini.
Sepanjang sejarah, Indonesia hanya memiliki tiga jenderal besar dengan tanda lima bintang.
Seragam Jenderal Besar milik Presiden Soeharto bisa dilihat di Museum Kepresidenan Balai Kirti yang terletak di Kompleks Istana Bogor.
Terlihat tanda jasa dan bintang kehormatan milik Soeharto memenuhi seluruh dada, hingga perut seragam upacara miliknya.
Pangkat Jenderal Besar tersusun melingkar. Tidak berderet seperti jenderal bintang satu hingga bintang empat dalam kepangkatan TNI.
Jenderal Besar pun merupakan gelar kehormatan. Pemiliknya tidak otomatis memiliki garis komando tertinggi terhadap pasukan TNI.