Fakta Pasukan Militer G30S/PKI Kalah Gara-Gara Nasi Bungkus
Banyak faktor menjadi penyebab kegagalan pasukan G30S, siapa sangka salah satunya adalah soal logistik.
Banyak faktor menjadi penyebab kegagalan pasukan G30S, siapa sangka salah satunya adalah soal logistik.
Fakta Pasukan Militer G30S/PKI Kalah Gara-Gara 'Nasi Bungkus'
Gerakan 30 September langsung ditumpas habis sehari usai mereka menculik dan menghabisi para Jenderal Angkatan Darat.
Sejumlah analisa bermunculan soal penyebab kegagalan dini Letkol Untung Dkk ini.
-
Apa itu Nasi Gegok? Selain nasi tiwul, Kabupaten Trenggalek punya kuliner lain yang tak kalah menarik untuk dicicipi, yaitu nasi gegok. Yang menjadi ciri khas dari makanan ini adalah rasa pedas dari ikan terinya.
-
Apa itu Nasi Gemuk? Hidangan nasi yang dimasak dengan santan kelapa serta daun pandan ini menjadi menu andalan dalam memulai aktivitas sehari-hari bagi masyarakat Jambi.
-
Kenapa Nasi Jagung jadi penyelamat di masa paceklik? Pasalnya karena jagung bisa bertahan di kondisi cuaca apapun, sehingga mampu menjadi lauk bagi warga setempat.
-
Kenapa Nasi Gemuk unik? Mungkin namanya membuat orang-orang berpikir jika menyantap makanan ini auto gemuk. (Foto: Wikipedia) Tak perlu khawatir, Nasi Gemuk tidak membuat tubuh menjadi membesar, hanya sekedar namanya saja yang unik dan lain daripada yang lain.
-
Bagaimana ciri khas Nasi Kalong? Bagi para pecinta kuliner malam, Nasi Kalong di Bandung menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Nasi kalong terdiri dari nasi hitam yang dimasak dengan bumbu khas rempah, serta lauk-pauk yang beragam seperti ayam goreng, tahu tempe, tumis sayuran, dan dendeng. Tempat ini ramai dikunjungi para pelancong yang ingin menikmati makanan di malam hari. Rasa nasi yang gurih dan bumbunya yang khas, ditambah dengan pilihan lauk yang beragam, menjadikan Nasi Kalong sebagai tempat makan yang unik.
-
Bagaimana cara membuat Nasi Gegok? Nasi gegok merupakan kuliner nasi yang dicampur ikan. Setelah itu nasi gegok dibungkus daun pisang lalu dikukus selama kurang lebih 30 menit, hingga nasinya bertekstur lembut.
Salah satu analisa menarik disampaikan Brigjen Soepardjo.
Soepardjo adalah perwira militer dengan pangkat paling tinggi dalam gerakan 30 September.
Saat dalam pelarian dia menulis analisa soal kegagalan Gerakan 30 September.
Soepardjo Menyebut Salah Satu Penyebab Kegagalan G30S Adalah Soal Makanan Atau Logistik
Salah satu Batalyon yang awalnya mendukung Gerakan 30S, malah menyeberang ke kubu lawan di Kostrad karena tidak diberi makan sejak pagi.
Soepardjo mengkritik buruknya perencanaan gerakan tersebut.
"Semua kemacetan G30S disebabkan di antaranya oleh ketiadaan makanan. Mereka tidak makan pagi, siang dan malam," tulis Soepardjo.
Di tengah kelaparan, Yon 530 malah menerima ajakan bergabung Mayjen Soeharto di Kostrad.
Hilanglah salah satu kekuatan pendukung G30S. Soeharto kemudian menggunakan Yon 530 untuk melawan Letkol Untung Cs.
Sebagai Jenderal Bintang Satu, Tentu Soepardjo Lebih Berpengalaman Dari Untung Yang Cuma Letkol
Dia tahu pentingnya logistik dan ransum bagi pasukan. Namun semua ini tidak diperhatikan.
Hal ini ditulis Brigjen Soepardjo dalam analisanya soal kegagalan G30S yang dimuat John Roosa dalam buku Dalih Pembunuhan Masal.
Selain itu ada lagi faktor kunci kegagalan G30S. Apa itu?
Penyebab Lain Adalah Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman
Janji Sjam menghadirkan banyak pasukan untuk mendukung G30S tak terbukti.
Hanya segelintir pasukan yang hadir. Tank dan panser yang dijanjikan bakal datang pun hanya omong kosong.
Sebelum Penculikan, Letkol Untung dan Soepardjo Sudah Ragu
Namun Sjam bersikeras operasi ini harus tetap dilaksanakan.
Saat Soepardjo menanyakan bagaimana antisipasi jika kekuatan Angkatan Darat menyerang balik, Sjam yang mengendalikan operasi ini pun tidak punya jawaban.
"Sudah, jangan pikir-pikir mundur," sergah Sjam.
Dalam gerakan G30S, militer berada di bawah kendali orang-orang politik seperti DN Aidit dan Sjam Kamaruzaman.
Harapan Sjam aksi G30S di Jakarta bakal diikuti gerakan serupa di seluruh daerah pun tak terbukti.
Dukungan aksi massa dari partai tak pernah terjadi. Dalam waktu singkat semuanya berantakan.
Mayjen Soeharto dengan mudah mengalahkan mereka.