Panser & Tank Kavaleri TNI AD Bikin Pasukan G30S/PKI di Semarang Kocar-Kacir
Pemberontakan G30S/PKI juga meletus di Semarang. Brigjen Suryo Sumpeno mengerahkan panser dan tank untuk mengusir mereka.
Dewan Revolusi Jawa Tengah berhasil menguasai sejumlah objek vital. Brigjen Suryo Sumpeno pun melawan.
Panser & Tank Kavaleri TNI AD Bikin Pasukan G30S/PKI di Semarang Kocar-Kacir
Gerakan G30S/PKI di Jakarta diikuti dengan gerakan di sejumlah daerah.
Salah satunya di Jawa Tengah. Kolonel Sahirman yang dipengaruhi PKI membentuk Dewan Revolusi Jawa Tengah.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Mengapa pasukan G30S/PKI kalah? Semua kemacetan G30S disebabkan di antaranya oleh ketiadaan makanan. Mereka tidak makan pagi, siang dan malam,' tulis Soepardjo.
-
Siapa yang memimpin pasukan G30S/PKI? Saat Soepardjo menanyakan bagaimana antisipasi jika kekuatan Angkatan Darat menyerang balik, Sjam yang mengendalikan operasi ini pun tidak punya jawaban.
-
Kapan G30S/PKI terjadi? 'Jumlah pasukan yang ikut gerakan ini sangat kecil. Kodam Jaya punya 60.000 prajurit, 20 kali lebih banyak dari pasukan yang ikut G30S.
-
Bagaimana G30S/PKI kalah? Dalam waktu singkat semuanya berantakan. Mayjen Soeharto dengan mudah mengalahkan mereka.
-
Bagaimana PKI melancarkan G30S PKI? Gerakan ini pada awalnya hanya mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal dengan menculik mereka untuk dibawa serta disekap di Lubang Buaya. Akan tetapi dalam pelaksanaanya, 3 orang langsung dibunuh di tempat.
Kolonel Sahirman dan Pasukannya Menduduki Markas Kodam Diponegoro
Dia menyeberang ke kubu Letkol Untung Cs, dan merebut sejumlah obyek vital di Semarang.
Sahirman sebelumnya adalah asisten intelijen Kodam, namun dia berkhianat.
Letkol Usman ikut mengambil alih pimpinan Kodam Diponegoro dari Brigjen Suryo Sumpeno.
Pasukan pendukung Dewan Revolusi Jateng ini cukup kuat.
Brigjen Suryo Sumpeno sendiri saat itu tengah mengikuti acara di Magelang.
Dia selamat dari aksi penculikan pasukan pendukung G30S/PKI.
Di Yogyakarta, PKI berhasil menculik dan membunuh Kolonel Katamso dan Letkol Sugiono.
Brigjen Suryo Sumpeno Sebenarnya Sudah Ditodong Senjata Oleh Seorang Kapten
"Saya dari dewan revolusi," kata Kapten itu.
Brigjen Suryo Sumpeno bersandiwara. Dia balik menghardik sang kapten.
"Kapten, kamu tahu apa soal Dewan Revolusi. Saya lebih tahu soal Dewan Revolusi!" tegas Suryo.
Kapten tersebut terkejut. "Panglima dari Dewan Revolusi?"
"Ya, kamu mau apa?" balas Suryo tegas.
Kapten Tersebut Kebingungan
Dia tidak jadi menangkap Brigjen Suryo Sumpeno.
Kesempatan itu segera digunakan oleh Suryo untuk melarikan diri. Dia segera naik mobil meninggalkan Salatiga menuju Semarang.
Tentu saja ini hanya siasat Brigjen Suryo agar terhindar dari penangkapan kapten tersebut.
Tapi situasi benar-benar genting. Belum diketahui siapa lawan dan siapa kawan.
Brigjen Suryo segera berkoordinasi diam-diam ke Garnisun Magelang.
Saat itu hanya pasukan dari Magelang yang diyakininya bebas dari pengaruh G30S/PKI.
Di sana juga terdapat Batalyon Kavaleri TNI AD.
Selain itu pasukan yang tersedia adalah unsur zeni, dan artileri medan serta unsur-unsur Brigade Para yang masih setia.
Brigjen Suryo memutuskan pasukan harus segera bergerak ke Semarang sebelum Kolonel Sahirman bisa melakukan konsolidasi.
Berikut Kekuatan Panser & Tank Yonkav II/VII di Magelang
1 Kompi Panser (Humbre)
1 Kompi pendukung (BTR)
2 Kompi tank (Tank Stuart).
Sebenarnya kendaraan lapis baja ini merupakan alutsista tua. Sebagian besar adalah senjata eks Perang Dunia II
"Kok nggeremet seperti semut," komentar Brigjen Suryo melihat iring-iringan panser dan tank tua ini bergerak seperti semut.
Namun panser dan tank ini kemudian memegang kunci kemenangan telak atas G30S/PKI di Jawa Tengah.
Gerakan Tank dan Panser TNI AD ini Meruntuhkan Moril Pasukan Yang Dipengaruhi Kolonel Sahirman
Banyak pasukan yang awalnya mendukung Dewan Revolusi memilih meninggalkan pos mereka tanpa perlawanan.
Begitu juga pasukan yang disiapkan untuk menjaga Makodam Diponegoro. Mereka mundur tanpa perlawanan sama sekali.
Tanggal 2 Oktober 1965, seluruh obyek vital di Semarang berhasil direbut kembali.
Sahirman, Usman dan Sejumlah Pimpinan Dewan Revolusi Menolak Menyerah
Mereka melarikan diri ke Pegunungan Merapi dan Merbabu. Kedua pimpinan G30S di Jawa Tengah itu berhasil ditembak mati dalam pengejaran oleh RPKAD dan pasukan lain.
Panser dan Tank Yonkav II terus melakukan pembersihan kekuatan kiri di Jawa Tengah.