Perintah Rahasia Letjen Soeharto ke Kostrad: Lindungi Mahasiswa yang Berdemo
Militer ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Para mahasiswa turun ke jalan menuntut PKI dibubarkan. Militer mendukung mereka.
Perintah Rahasia Letjen Soeharto ke Kostrad: Lindungi Mahasiswa yang Berdemo
Tahun 1965-1966, Para Mahasiswa dan Pelajar Turun ke Jalan
Saat itu situasi politik tengah panas. Baru saja terjadi G30S/PKI.
Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA.
-
Siapa yang memimpin gerakan G30S/PKI? Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
-
Siapa yang membela Soebandrio dalam peristiwa G30S? Pada 1966, Tham Hiem membela Soebandrio, Menlu Kabinet Juanda.Soebandrio saat itu dituduh terlibat dalam peristiwa G30S.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Mengapa peringatan G30S PKI penting? Peringatan G30S PKI … Jangan Biarkan Masa Kelam ini Terulang Kembali di Masa Depan!.
-
Apa yang dilakukan pasukan G30S/PKI di Semarang? Gerakan G30S/PKI di Jakarta diikuti dengan gerakan di sejumlah daerah. Salah satunya di Jawa Tengah. Kolonel Sahirman yang dipengaruhi PKI membentuk Dewan Revolusi Jawa Tengah. Kolonel Sahirman dan Pasukannya Menduduki Markas Kodam Diponegoro Dia menyeberang ke kubu Letkol Untung Cs, dan merebut sejumlah obyek vital di Semarang.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat
1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya
2. Rombak Kabinet Dwikora
3. Turunkan Harga-Harga
Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama.
Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Soeharto punya hubungan dekat dengan jaringan mahasiswa itu.
Para mahasiswa berharap Soeharto dan kekuatan TNI AD yang anti-komunis bisa membantu memperjuangkan tuntutan mereka.
Situasi Makin Panas Karena Pemerintah Menggunakan Cara-Cara Represif
Gelombang-gelombang demonstrasi terus bermunculan. Mahasiswa mengempesi mobil-mobil menteri yang hendak mengikuti sidang kabinet.
Dalam sebuah aksi demonstrasi, seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak.
Hal ini menimbulkan kemarahan dari para mahasiswa dan masyarakat.
Demo-demo mahasiswa saat itu mendapat tentangan dari loyalis Presiden Sukarno.
Di tengah maraknya aksi unjuk rasa itu, Soeharto memberikan perintah khusus pada Kepala Staf Kostrad Brigjen Kemal Idris.
"Lindungi anak-anak muda yang berdemonstrasi itu dari serangan Cakrabirawa. Saya menaruh harapan pada anak-anak muda itu."
Kemal Idris dan Pasukannya Mengawal Aksi-Aksi Mahasiswa Tersebut
Markas Komando Tempur II Kostrad di Jalan Kebon Sirih Jakarta menjadi tempat berkumpul para mahasiswa. Sampai mereka menginap di sana.
Brigjen Kemal Idris pun mengakui beberapa anggotanya dikirim untuk menjaga markas KAMI, khawatir jika ada serangan dari pasukan lawan.
"Perintah Pak Harto, jangan sampai jatuh korban lagi," kata Kemal Idris dalam biografinya Bertarung dalam Revolusi.
Menurut Kemal Idris, militer mendukung aksi-aksi itu. Salah satu alasannya, jika militer yang bergerak, maka akan dianggap sebagai kudeta militer pada Presiden Sukarno.
Karena itu mahasiswa bergerak, TNI AD melindungi mereka di belakang.
Hubungan Militer dan Mahasiswa Tahun 1966 Tengah Erat-Eratnya.
Puncaknya saat Letjen Soeharto berhasil membubarkan PKI
"Hidup Pak Harto, Hidup Pak Harto," teriak para mahasiswa mengelu-elukan Soeharto.
Peristiwa itu merupakan rangkaian tumbangnya Orde Lama dan naiknya Orde Baru.
Namun kemesraan mahasiswa dan Orde Baru tidak lama.
Tahun 1974 kembali sejarah mencatat aksi mahasiswa menolak penanaman modal asing di Indonesia. dan penyimpangan Orde Baru.
Tahun 1998, mahasiswa pula yang mengakhiri kekuasaan Presiden Soeharto dan Orde Baru.