Pasukan Elite Baret Merah Buru & Tumpas Gerombolan PKI Kolonel Sahirman di Gunung Merapi-Merbabu
Kolonel Sahirman dan sejumlah pimpinan PKI Jawa Tengah melarikan diri setelah G30S/PKI gagal.
Kolonel Sahirman dan sejumlah pimpinan PKI Jawa Tengah melarikan diri setelah aksi mereka gagal.
Pasukan Elite Baret Merah Buru & Tumpas Gerombolan PKI Kolonel Sahirman di Gunung Merapi-Merbabu
Gerakan 30 September menculik para jenderal Angkatan Darat tanggal 1 Oktober 1965.
Mereka juga mengumumkan akan membentuk Dewan Revolusi di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten hingga desa.
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Apa nama pasukan elite Kerajaan Pajajaran? Surawisesa memiliki pasukan elite dari Kerajaan Pakuan Pajajaran.Pasukan itu bernama Balamati.
-
Siapa yang terlibat di Sarisa Merapi? Rini yang mulanya sebagai pengepul salak amat merasakan kondisi tak mengenakkan ini. Para petani yang sebelumnya memiliki pemasukan dari budidaya salak, tiba-tiba mendapati penjualannya timpang.'Kami dari kelompok tani ini kemudian berkumpul dan mencoba berinovasi dengan membuat olahan salak, walau harus mendapat pertengan karena khawatir tak laku di pasaran,' katanya.
-
Apa yang ditemukan di lereng Merapi-Merbabu? Bukti-bukti itu terlihat dari banyaknya candi dan prasasti yang ditemukan.
-
Kapan Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi meletus? Gunung-gunung api yang terletak pada busur vulkanik sama, cenderung mengalami erupsi bersamaan. Misalnya yang terjadi pada Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi.'Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama,' jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).
-
Siapa yang memimpin pertempuran di Tebing Tinggi? Mereka yang menjadi korban pembantaian Jepang di antaranya Jaksa Suleman, Harun Al-Rasyid, Yacub Lubis, Tahir Hasyim, Deplot Sundaro, Arif Hasibuan.
Di Semarang, Kolonel Sahirman ikut Memberontak
Sahirman mengumumkan terbentuknya Dewan Revolusi di Jawa Tengah.
Dia dan komplotannya mengambil alih Markas Kodam dan RRI Jateng.
Sejumlah anggota Kodam Diponegoro saat itu ternyata sudah disusuoi PKI.
Pangdam Diponegoro Brigjen Surjo Sumpeno Segera Berusaha Merebut Kembali Kodam dan RRI yang Dikuasai PKI
Brigjen Surjo mengerahkan pasukan kavaleri dari Magelang. Tank dan Panser rupanya membuat pasukan pendukung PKI ketakutan.
Banyak dari mereka yang melarikan diri dan menolak bertempur.
Markas Kodam pun bisa direbut kembali dari komplotan Kolonel Sahirman dengan mudah.
Kolonel Sahirman dan Sejumlah Tokoh PKI Jawa Tengah, Menolak Menyerah
Mereka memilih melarikan diri ke wilayah Gunung Merapi dan Merbabu.
Sejumlah pendukung PKI dari kalangan sipil dan militer mengikuti jejak Sahirman.
Mayjen Soeharto mengerahkan pasukan elite baret merah, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) ke Jawa Tengah.
Pasukan ini dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhie Wibowo untuk melawan kekuatan komunis di sana.
RPKAD Juga memburu Gerombolan Eks Kolonel Sahirman yang Lari ke Gunung Merapi
Komandan Batalyon RPKAD Mayor CI Santosa yakin jika RPKAD ikut mengejar gerombolan itu, paling lambat dua minggu sisa-sisa kekuatan lawan bisa dihabisi sementara sisanya akan menyerah.
Wilayah Lereng Merapi merupakan daerah gersang, gerombolan itu tidak akan lama bertahan tanpa dukungan rakyat.
Sementara rakyat kini ikut memburu mereka.
Dalam Waktu Singkat, RPKAD dan Pasukan Lainnya Berhasil Menekan Posisi Para pemberontak
Eks Letkol Usman, salah satu pucuk pimpinan Dewan Revolusi Jawa Tengah berhasil ditembak mati.
Sejumlah tokoh lainnya pun ditangkap atau ditembak saat mencoba melarikan diri.
Kondisi Sahirman dan Sisa Pengikutnya Makin Terdesak
Tanggal 14 Desember 1965, Sahirman dan beberapa pengikutnya mencoba turun gunung.
Mereka dapat disergap dan ditembak mati.
Dengan demikian berakhirlah Dewan Revolusi Jawa Tengah.
Pemberontakan Sahirman Dkk ini juga mendapat perhatian langsung dari Mayjen Soeharto.
Mayjen Soeharto memuji pasukan RPKAD dan Kolonel Sarwo Edhie dalam penumpasan tersebut.
"Sarwo Edhie turun lagi dengan Komando Operasi Merapinya di bulan Desember 1965, dan Sahirman serta kawan-kawannya dapat ditumpas," kata Soeharto.