Teka-Teki Isu Dewan Jenderal Pemicu Peristiwa G30S/PKI
Soekarno yang mendengar isu Dewan Jenderal ini lantas berniat untuk menghadirkan para jenderal ke Istana.
Isu ini muncul saat CIA mendekati Jenderal Ahmad Yani.
Teka-Teki Isu Dewan Jenderal Pemicu Peristiwa G30S/PKI
Isu Dewan Jenderal disebut menjadi pemicu peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI). Dalam tragedi kelam berdarah itu disebut Dewan Jenderal ingin mengkudeta Pemerintahan Presiden Soekarno. Momentum terdekatnya adalah peringatan Hari ABRI 5 Oktober 1965.
merdeka.com
Dewan Jenderal berisikan anggota dari sejumlah jenderal Angkatan Darat. Disebutkan dokumen CIA juga pernah melacak kebenaran Dewan Jenderal ini. Namun lebih banyak sumber mengatakan itu masih dalam bentuk wacana.
Dikatakan isu ini muncul saat CIA mendekati Jenderal Ahmad Yani yang ketika itu tengah tugas belajar di Amerika. Pendekatan tersebut dilakukan untuk membentuk Dewan Jenderal terkait upaya kudeta terhadap Soekarno.
Ahmad Yani pernah mengutarakan ide CIA ini kepada para sohibnya di Angkatan Darat. Namun ide itu tidak mendapatkan respons dari mereka lantaran menimbulkan pro dan kontra.
Di sisi lain, Presiden Soekarno juga disebutkan kewalahan menghadapi Angkatan Darat. Nasakom yang digaungkan Soekarno kala itu tidak mendapatkan simpati di hati tentara Aangkatan Darat.
Selain itu, instruksi konfrontasi dengan Malaysia juga tidak dijalankan sepenuh hati sehingga menimbulkan anggapan tak loyal kepada Bung Karno. TNI AD bahkan lebih memilih sibuk mengatur barisan anti-Komunis.
merdeka.com
"Kondisi ini mendorong Soekarno untuk tidak punya pilihan lain, kecuali mengganti Panglima Angkatan Darat, Letjen Ahmad Yani," kata Salim Said dalam bukunya Gestapu 65 PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto terbitan Mizan, 2014.
merdeka.com
Dengan begitu, Jenderal yang akan didapuk selanjutnya pengganti Yani akan sesuai dengan sosok pilihan Soekarno. Orang ini akan memberikan angin segar bagi kondisi politik kala itu.
"Pasca Yani akan lebih mudah diatur oleh Soekarno. Dengan cara itu diharapkan Angkatan Darat akan mendukung gagasan Nasakom dan lebih bersahabat kepada PKI seperti sikap angkatan udara di bawah Omar Dhani."
PKI yang hubungannya terbilang mesra dengan Soekarno, juga menyimpan perseteruan hebat dengan Angkatan Darat. Gesekan keduanya semakin meruncing, seiring usulan PKI untuk membentuk angkatan ke-5 dengan mempersenjatai buruh dan tani ditolak TNI AD. Banyaknya aksi anti-Komunis yang digelar menambah panasnya situasi politik.
merdeka.com
"PKI juga ikut melancarkan kampanye terhadap kelompok yang dituduh tidak loyal kepada Soekarno. Harian Rakyat, koran resmi PKI edisi 4 September bahkan secara terang-terangan menuduh para Perwira Angkatan Darat melancarkan taktik maling teriak maling dengan menyebut PKI yang sedang merencanakan sebuah kudeta,"
merdeka.com
Bahkan, Arin Kusumaningrum dalam bukunya Gerakan Makar 30S/PKI menulis, bahwa isu Dewan Jenderal yang akan mengkudeta Soekarno diembuskan dari PKI.
"PKI menyebarkan isu yang bersumber dari dalam institusi TNI AD itu sendiri, yaitu isu dewan jenderal" tulis Arin.
Menurut dia, TNI yang sejak berada di bawah komando langsung Soekarno telah diberi predikat sebagai aparatur revolusi dan saka guru revolusi.
Untuk menangkal isu Dewan Jenderal yang akan kudeta Soekarno, dikisahkan bahwa mantan ajudan Soekarno, Mayor Sugandhi sempat menemui Presiden pada Kamis pagi, 30 September 1965.
Dalam perjumpaan itu, dia membantah kabar burung adanya Dewan Jenderal yang merencanakan perebutan kekuasaan.
Sugandhi juga meyakinkan Soekarno bahwa Jenderal Ahmad Yani sangat loyal kepadanya.
Namun ucapan itu dibalas dengan bentakan Soekarno. Sambil marah, Soekarno mengatakan,"Gandhi, kau tahu apa, kau itu sudah dicekoki Nasution." Gandhi pun diusir.
"Dia menceritakannya kepada saya dengan nada sedih," tulis Salim Said dalam bukunya itu.
Soekarno yang mendengar isu Dewan Jenderal ini lantas berniat untuk menghadirkan para jenderal ke Istana. Ada sejumlah jenderal yang memang terkenal dekat dengan Soekarno secara pribadi. Para jenderal ini yang memiliki posisi kerja di sekitar Istana Presiden.
Sehingga, dikatakan pada waktu itu Presiden Soekarno meminta beberapa jenderal itu untuk menindaklanjuti apa yang disebut Dewan Jenderal.
Orang-orang itu adalah Oemar Dani dan DN Aidit serta beberapa lainnya.
Namun, Presiden Soekarno tidak pernah mengutus siapa pun untuk memulai misi ini.
Hanya presiden pernah berkeinginan untuk mengonfirmasi tentang isu tersebut.
Misi itu disebutkan murni idenya DN Aidit yang disampaikan kepada Presiden Soekarno dan lantas disetujuinya.
Laksamana Omar Dani pun diminta turut membantu gerakan.
Seiring suhu politik di Indonesia yang memanas, ditambah kesehatan Soekarno tiba-tiba menurun, PKI mulai khawatir Angkatan Darat bakal mengambil alih kekuasaan jika presiden wafat atau tidak mampu bertugas.
Mereka menggelar operasi untuk melenyapkan lawannya pada 30 September bersama pasukan pro-PKI di bawah pimpinan Letnan Kolonel Untung.
Akhirnya teka-teki tentang ada tidaknya Dewan Jenderal masih misteri. Isu itu tidak diketahui secara jelas hingga saat meletusnya G30S/PKI yang menewaskan 7 Jenderal Pahlawan Revolusi itu.