September 1976, Saat Soeharto Bongkar Gerakan yang Ingin Melengserkannya dari Kursi Presiden
Presiden Soeharto menegaskan pergerakan yang ingin menjatuhkan dirinya dari kursi Presiden dipimpin oleh tokoh bernama Sawito.
Soeharto menyampaikan hal itu kepada Ketua PDI Sanusi.
September 1976, Saat Soeharto Bongkar Gerakan yang Ingin Melengserkannya dari Kursi Presiden
Soeharto sering kali menghadapi gerakan yang ingin melengserkannya dari kursi Presiden. Puncaknya, Presiden Soeharto meletakkan jabatannya sebagai presiden saat menghadapi Gerakan 1998.
Jauh sebelum tahun 1998, Presiden Soeharto pernah dicoba untuk dijatuhkan pada tahun 1976. Tetapi gerakan untuk menjatuhkan dirinya dari kursi Presiden dapat diantisipasi.
Presiden Soeharto menegaskan pergerakan yang ingin menjatuhkan dirinya dari kursi Presiden dipimpin oleh tokoh bernama Sawito. Seperti dikutip dari Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6 dan situs hmsoeharto.id.
Dokumen Sawito, diperlihatkan Presiden Soeharto kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Sanusi Hardjadinata. Saat Sanusi mengunjungi Soeharto pada September 1976.
Presiden Soeharto pukul 11.00 pagi itu kedatangan Ketua Umum PDI, Sanusi Hardjadinata bersama Prof. Usep Ranawidjaja, salah seorang ketua dalam struktur kepemimpinan partai itu di Cendana.
Kedatangan keduanya bermaksud untuk bersilaturahmi dengan Kepala Negara.
Pada kesempatan itu, Presiden Soeharto memberitahukan mereka tentang dokumen-dokumen Sawito.
"Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut diketahui bahwa Sawito dengan gerakannya bermaksud untuk mengganti kepala negara dengan cara yang inkonstitusional," ungkap Soeharto.
Selain Sawito, kata Presiden Soeharto, salah seorang yang terlibat dalam gerakan itu adalah Supeno, seorang kader Pesindo (Pemuda Spesialis Indonesia).
"Sebuah organisasi yang berafiliasi dengan PKI dan terlibat dalam Peristiwa Madiun,"
jelas Soeharto.