Empat kisah kemuliaan hati gelandangan ini berbuah manis
Tidak sebatas meminta-minta, mereka juga peka dan peduli sesama.
Tunawisma atau gelandangan yang marak mewarnai jalanan ibu kota memang terlihat seperti sampah masyarakat. Namun siapa sangka? ternyata mereka memiliki hati yang mulia guna menolong sesamanya.
Tidak semua dari mereka hanya bertumpu sebelah tangan mengharap rasa kasihan. Justru, kemuliaan hati menjadikan rasa sosial terhadap sesama yang membutuhkan lebih peka.
-
Apa yang menjadi keunggulan Jakarta sebagai destinasi wisata? Pulau ini merupakan rumah bagi ibu kota negara yang besar, yang memiliki semua fasilitas yang dapat Anda bayangkan, dengan harga yang murah.
-
Apa saja tempat wisata yang menarik di Kota Tua Jakarta? Di tengah gemerlapnya kota metropolitan Jakarta, berdiri bangunan-bangunan bersejarah yang jadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini, dari masa kolonial hingga masa kini. Dikenal dengan sebutan Kota Tua, tempat wisata ini adalah harta karun yang penuh dengan histori.
-
Apa saja tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di Jakarta saat liburan? Berikut rekomendasi destinasi wisata di Ibu Kota Jakarta yang patut Anda kunjungi: Taman Margasatwa RagunanTak lengkap rasanya jika berwisata bersama keluarga tak mengunjungi kebun binatang ragunan.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
Timbal baliknya, justru mereka mendapat sesuatu yang tidak terduga. Mulai dari pujian, mendapat pekerjaan, dan lainnya.
Semua dirangkum dari beragam sumber oleh merdeka.com, berikut ulasan kisahnya.
Kembalikan dompet hilang, gelandangan ini malah dapat pekerjaan
Seorang gelandangan bernama Woralop, 44 tahun, di Thailand, cuma punya uang sembilan baht atau senilai Rp 3.500 di sakunya ketika dia menemukan sebuah dompet kulit bermerek mahal berisi 20 ribu baht atau Rp 7,6 juta serta beberapa kartu kredit. Uang itu cukup untuk membeli makanan atau menyewa tempat tinggal selama sepekan, bahkan mungkin sebulan, tapi dia memutuskan mengembalikan dompet itu. Apa yang dilakukan Waralop kemudian berbuah manis.
Seandainya kita menemukan dompet berisi uang banyak, apakah kita akan mengambilnya, menyerahkannya ke polisi, atau meminta imbalan? Pertanyaan itu menguji nilai moral yang kita miliki. Tapi bagi orang yang sudah mencapai titik paling rendah dalam hidupnya, jawaban atas pertanyaan itu cukup jelas. Waralop mengatakan dia bahkan tidak terpikir untuk mengambil dan menyimpan uang serta dompet itu, setelah melihat si empunya menjatuhkannya secara tidak sengaja. Waralop tidak sempat mengejar si empunya dompet. Dia kemudian membawa dompet itu ke kantor polisi terdekat.
Si pemilik dompet bernama Niity Pongkriangyos, 30 tahun, tidak sadar dia sudah kehilangan benda itu. Polisi kemudian menghubunginya dan mengatakan dompetnya sudah ditemukan. Ketika tahu dompetnya ditemukan oleh seorang gelandangan dan seluruh isinya masih utuh, dia sangat terkejut.
"Saya sangat kaget ketika polisi mengatakan dompet saya ditemukan padahal saya tidak tahu dompet itu hilang. Kalau saya di posisi dia (Waralop) saya mungkin akan mengambilnya," ujar pria pengusaha muda itu kepada wartawan, seperti dilansir situs Oddity Central, Rabu (31/8).
"Dia hanya gelandangan dan cuma punya urang receh di sakunya tapi dia mengembalikannya. Itu menunjukkan perbuatan mulia dari orang yang sangat jujur. Itulah yang saya cari."
Meski menawari imbalan sebesar Rp 750 ribu kepada Woralop atas jasanya menemukan dompet, pengusaha muda itu akhirnya memutuskan memberikan dia pekerjaan di pabriknya di Bangkok. Woralop kemudian sangat senang dengan tawaran itu dan menerimanya.
Dengan bekerja di pabrik Pongkriangyos, Woralop digaji sebesar Rp 4 juta dan mendapat fasilitas memadai.
"Saya sangat bersyukur diberi kesempatan sebaik ini dan mengubah hidup saya. Sekarang saya bisa tidur nyaman di kasur dan itu membuat saya bahagia," kata Woralop.
"Saya berterima kasih kepada Nitty dan Tarika (pacar Nitty) atas kebaikan mereka kepada saya."
Tarika kemudian memajang foto Woralop di media sosial dan mengatakan kepada media Thailand, Woralop adalah contoh nyata dari kebaikan yang kita perbuat kepada orang lain.
"Jika kita baik pada orang lain maka orang pun akan baik kepada kita," kata Tarika.
Gelandangan dapat Rp 1,2 juta, habiskan uang buat orang miskin
Gelandangan asal Los Angeles, Amerika Serikat ini sungguh berhati mulia. Dalam rekaman tersembunyi di situs Youtube yang diunggah Josh Paler Lin, pria miskin papa bernama Thomas itu mendapat uang banyak, tapi kemudian pilih membeli makanan untuk dibagi pada orang lain yang membutuhkan.
Paler Lin awalnya ingin bereksperimen, mencari tahu seperti apa kelakuan gelandangan bila diberi uang lumayan banyak. Dia pun memberikan USD 100 (setara Rp 1,2 juta) pada Thomas yang kebetulan dia temui di Taman Kota Los Angeles.
Setelah itu, Lin membuntuti Thomas yang menuju toko minuman keras. "Melihat dia masuk toko miras, saya pikir akan menyaksikan cerita khas soal gelandangan membuang sia-sia uang pemberian orang," kata Lin seperti dilansir Daily Mail, Rabu (24/12).
Tak dinyana, setelah 10 menit belanja, Thomas membawa bungkusan besar. Isinya adalah roti, minuman, salad, dan pelbagai makanan lainnya. Gelandangan itu lantas berkeliling taman dan wilayah sekitarnya, membagikan makanan tersebut pada sesama pengemis dan fakir miskin lainnya.
Lin sangat tersentuh dengan apa yang dia saksikan. Video itu jadi viral, disaksikan 17 juta orang walau baru dua hari diunggah ke Youtube.
Merasa bersalah karena sudah meremehkan niat baik Thomas, Lin membuat program donasi agar penonton di Youtube mau membantu sang gelandangan. Terkumpul dana mencapai USD 35 ribu (setara Rp 436 juta), diharapkan bisa jadi modal usaha bagi Thomas.
Gelandangan berhati emas yang ditemui Lin kembali selepas rekaman ini populer, merasa terkejut aksinya direkam. Pria 45 tahun menggelandang karena uangnya habis merawat kedua orang tuanya itu, mengaku cuma ingin berbagi pada sesama.
Gelandangan muslim selamatkan wanita Israel panen pujian
Seorang gelandangan muslim di Ibu Kota Roma, Italia, menyelamatkan perempuan Israel yang mencoba bunuh diri. Tubuh perempuan itu, separuh tenggelam, ditarik oleh Sobuj Khalifa (32 tahun) dari tengah Sungai Tiber.
Imigran asal Bangladesh itu awalnya mengadu nasib ke Italia sejak delapan tahun lalu, tapi kemudian terlunta-lunta. Empat tahun terakhir dia kerja serabutan dan tidur sembarang tempat. Sedang bengong di tepian sungai, Khalifa melihat perempuan itu lompat dari jembatan di pinggiran Kota Roma.
Tanpa banyak berpikir, Khalifa terjun ke sungai, berenang mendekati perempuan yang timbul tenggelam itu. "Awalnya saya pikir dia sudah meninggal, tapi saat melihat bola matanya masih bergerak saya tahu perempuan ini bisa diselamatkan," ujarnya seperti dilansir Stasiun Televisi Al Arabiya, Minggu (17/5).
Aksinya direkam banyak orang yang berkerumun di jembatan. Media massa Italia menyebutnya pahlawan. Demikian pula surat kabar Israel - negara asal perempuan yang tidak disebut namanya itu - ikut memuji tindakan Khalifa.
Pemerintah Italia mengatakan budi baik Khalifa layak menjadi pertimbangan agar dia mendapat visa kerja Uni Eropa. Dukungan agar Khalifa memperoleh izin tinggal disuarakan oleh Wali Kota Roma Ignazio Marino.
Komunitas Yahudi di Roma telah mendatangi Khalifa, lalu berjanji memberinya pekerjaan dan rumah. "Kami ingin berterima kasih atas keberaniannya," kata juru bicara Komunitas Yahudi Roma Riccardo Pacifici.
Saat aksinya pekan lalu menjadi sorotan, Khalifa merasa bingung. Dia bersyukur tak perlu lagi menjadi imigran gelap, tapi menurutnya penyelamatan gadis Israel yang tenggelam itu sudah seharusnya dilakukan siapapun. "Tuhan pasti memerintahkan kita membantu sesama manusia," tuturnya.
Perempuan yang coba bunuh diri itu kini selamat dan dirawat di salah satu rumah sakit Roma. Belum jelas apa alasannya ada di Italia lalu berusaha mengkahiri hidup.
Gelandangan ini lebih pilih lamar kerjaan ketimbang dikasih duit
Meski sudah jadi gelandangan selama dua tahun, Frederick Callison, pria asal Sacramento, Amerika Serikat, menolak menerima pemberian uang dari siapa pun. Dia malah memberikan berkas lamaran kerja dalam amplop putih kepada siapa pun yang ingin membantunya mencarikan pekerjaan.
Callison, 52 tahun, adalah mantan juru masak berpengalaman selama bertahun-tahun di sejumlah restoran. Sebagai bahan pertimbangan dan untuk menunjukkan keseriusannya dalam mencari kerja, dia juga menyertakan sertifikat juru masak dan kartu jaminan sosial.
"Saya tidak suka mengemis," kata dia kepada wartawan stasiun televisi CBS Sacramento, seperti dilansir situs Odditycentral, pekan lalu. "Dan saya tidak mau mengemis. Saya ingin memberikan bukti apa yang saya bisa dan apa yang ingin saya tuju. Karena saya tidak ingin berada di jalanan."
Callison bisa mencetak berkas lamarannya berkat kebaikan hati sebuah kantor di dekat dia biasa membagikan amplopnya.
Kebulatan tekad Callison rupanya menarik perhatian seorang warga bernama Michael Marteen.
"Dia tidak mengemis belas kasihan," ujar Marteen. "Dia justru tetap berusaha mencari pekerjaan. Itu seperti apa yang kita lakukan selama ini." Saking tersentuh, Marteen membagikan kisah Callison ke media sosial Facebook dan dia juga meminta orang membantu pria itu.
"Gelandangan itu duduk di luar toko tidak untuk meminta uang," tulis Marteen. "Spanduk yang dia bawa tertulis 'Butuh pekerjaan dan lapar'. Dia juga membawa sejumlah berkas lamaran kerja dan amplop. Sumpah demi Tuhan, dia punya ponsel dan ingin berhenti tinggal di jalanan. Dia layak mendapat kesempatan ketimbang orang yang hanya mengemis uang."
Apa yang Marteen tulis di Facebook itu menarik perhatian organisasi nirlaba Sukarelawan Amerika California Utara dan Nevada Utara. Organisasi itu kemudian mengatakan dalam laman Facebook, mereka berjanji mencarikan Callison pekerjaan.
Saat malam tiba, Callison mengatakan dia lebih suka tidur di tempat yang lebih terang dan ada kamera pengawas supaya orang tidak mencuri barang-barang miliknya ketika dia tidur.
Hidup memang keras, tapi tidak cukup keras bagi seorang Callison yang menolak pemberian uang meski dia gelandangan.
Â
(mdk/ard)