4 Suku ini dandani wanita terlihat ekstrem
Wanita cantik diibaratkan dengan tubuh tinggi, langsing dan putih. Namun tak semua orang berpendapat sama. Seperti di beberapa suku di dunia, ada tradisi ekstrem bagi wanita yang ingin menjadi cantik.
Wanita cantik diibaratkan dengan tubuh tinggi, langsing dan putih. Namun tak semua orang berpendapat sama. Seperti di beberapa suku di dunia, ada tradisi ekstrem bagi wanita yang ingin menjadi cantik.
Wanita-wanita di beberapa suku tertentu harus mengikuti tradisi turun-menurun yang menyakitkan untuk bisa disebut cantik. Bukan perawatan kecantikan, tetapi beberapa tradisi mengerikan yang tak sembarang orang bisa melakukan.
-
Di mana Andien berpose mengenakan baju tradisional Thailand? Andien tampil anggun dalam balutan Chut Thai di Wat Arun, kuil tercantik di Thailand, berpose dengan sempurna di depan kamera suami tercintanya.
-
Bagaimana Andien tampil dalam balutan baju tradisional Thailand? Andien tampil anggun dalam balutan Chut Thai di Wat Arun, kuil tercantik di Thailand, berpose dengan sempurna di depan kamera suami tercintanya.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Siapa saja yang ikut dalam Tradisi Ujungan? Tradisi ini juga hanya diikuti oleh kalangan laki-laki saja, dengan kaum perempuan yang biasanya memberi semangat dan dukungan.
-
Kapan tradisi ini dilakukan? Biasanya, tradisi ini digelar pada Hari Jumat Kliwon di bulan Agustus.
-
Bagaimana tradisi upah-upah dilakukan? Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
Seperti dikutip merdeka.com dari berbagai sumber, berikut tradisi menjadi cantik ala suku-suku di dunia:
Suku Bagobo dengan gigi runcing
Wanita suku Bagobo memiliki gigi runcing agar terlihat tambah cantik. Bagi suku di Mindanao, Filipina ini memiliki gigi tajam adalah suatu keharusan untuk menjadi yang paling cantik.
Agar gigi mereka runcing, mereka menggunakan kayu atau bambu untuk memahat gigi mereka. Prosesnya tidak hanya mengerikan dan menyakitkan, tapi juga sangat lama agar bisa tajam sempurna.
Suku Kayan dengan leher panjang
Wanita Suku Kayan di Thailand akan terlihat cantik dengan leher panjang. Mereka memanjangkan leher mereka dengan memakai kumparan atau gelang kuningan sejak berusia lima tahun. Setiap kumparan atau gelang kuningan ini akan diganti dengan yang lebih panjang secara berkala.
Berat kumparan kuningan tersebut yang mendorong tulang selangka turun dan menekan tulang rusuk sehingga membuat leher ini menjadi lebih panjang. Kumparan ini tidak akan dilepas, kecuali jika ingin diganti dengan yang lebih panjang.
Wanita-wanita suku kayan melakukan ini demi alasan kecantikan, namun baru-baru ini, para antropologi atau ahli budaya memunculkan teori tentang tujuan dari adat unik ini, yakni agar lebih menarik, melambangkan naga (figure penting dari cerita rakyat Kayan) dan untuk mencegah harimau menerkam mereka.
Suku Dayak dengan telinga panjang
Suku Dayak di Kalimantan akan menyebut wanita cantik jika memiliki telinga panjang. Telinga panjang yang menjuntai hingga ke leher. Tradisi menindik telinga bagi para wanita suku ini dilakukan dengan cara menggunakan anting logam atau emas yang jumlahnya terus menerus di tambah hingga membuat telinganya memanjang.
Penambahan anting ini dilakukan tiap satu tahun sekali, untuk mengetahui berapa usia wanita suku dayak, cukup dengan menghitung berapa banyak anting yang menghiasi telinganya.
Memiliki telinga panjang bagi mereka selain menunjukan identitas dan usia, juga sebagai lambang bahwa mereka adalah keturunan bangsawan serta untuk membedakan dengan wanita yang dijadikan budak karena kalah perang atau tidak mampu membayar utang dan kecantikan. Strata sosial mereka akan semakin terangkat seiring banyaknya emas dan panjangnya telinga mereka.
Suku Mursi dengan Lip Plate
Menjadi cantik versi suku Mursi di Ethiopia ini terbilang sangat aneh. Mereka menilai kecantikan seorang wanita dari seberapa lebar ukuran mulutnya. Semakin lebar mulut seorang wanita, maka semakin cantiklah dia.
Tradisi meregangkan bibir ini disebut 'labret' atau 'lip plate', dimana wanita di suku ini mulai memperbesar ukuran mulutnya pada usia yang amat belia yakni 13 hingga 16 tahun.
Caranya pasti sangat sakit, karena bagian bawah mulut diiris sepanjang 1 sampai 2 cm lalu dimasukkan piringan bulat ke dalam irisan luka tersebut. Setelah 2 atau 3 minggu, piringan tersebut diganti dengan ukuran yang lebih besar hingga mencapai diameter 10 sampai 15 cm bahkan ada yang hingga 25 cm.
Meski sangat menyakitkan, tradisi ini harus tetap dilakukan karena bagi wanita yang menolak tradisi tersebut akan mendapatkan sanksi sosial. Piring di mulut para wanita suku Mursi ini menandakan bahwa mereka memiliki daya tahan tubuh yang kuat, kedewasaan dan kecantikan.
China dengan Lotus Feet
Kaki mungil ini mulanya hanya dijalankan oleh wanita keturunan bangsawan dan dianggap melambangkan keindahan dan kemakmuran. Proses pembentukan kaki seroja ini dilakukan sejak anak berusia empat sampai tujuh tahun.
Awalnya, kaki akan dioles dengan ramuan tumbuh-tumbuhan dan darah hewan agar lemas dan kuku kaki dipotong sedalam mungkin. Lalu semua jarai-jari kaki akan ditekuk ke arah telapak kaki hingga tulang-tulangnya patah.
Jari kaki yang menempel pada telapak kaki kemudian diikat erat dengan kain dan ditekuk sejajar dengan tungkai sampai ke punggung kaki lalu dibebat lagi dengan kain panjang.
Hasilnya kaki akan tumbuh ideal dengan panjang 7-9 cm setelah pembebatan selama 2 tahun. Gadis tersebut akan berjalan sangat perlahan dengan bertumpu pada tumit sehingga cara berjalannya akan berlenggak lenggok.
Nah, gaya berjalan inilah yang dianggap menggemaskan dan seksual bagi para pria. Namun cacat dan infeksi yang dialami kaki ini menimbulkan bau busuk sehingga wanita akan tetap mengenakan kaos kaki dan sepatu saat bercinta.
(mdk/did)