7 Tanda yang Tampak saat Dewasa ketika Kurang Kasih Sayang di Masa Kanak-kanak
Kurangnya kasih sayang di masa kecil bisa menunjukkan tanda bahkan hingga seseorang sudah dewasa.
Kasih sayang adalah elemen dasar dalam perkembangan emosional seorang anak. Namun, tidak semua anak tumbuh dalam lingkungan yang memberikan kasih sayang yang cukup. Dampaknya, meski tak tampak jelas, bisa bertahan hingga dewasa, memengaruhi cara seseorang menjalani hidup, berinteraksi dengan orang lain, dan bahkan bagaimana mereka memperlakukan diri mereka sendiri.
Dilansir dari Hack Spirit, berikut tujuh tanda yang muncul pada diri seseorang dewasa yang mengalami kurangnya kasih sayang di masa kecil.
-
Apa tanda anak kurang kasih sayang? Salah satu tanda paling jelas bahwa anak kurang mendapatkan kasih sayang adalah perubahan suasana hati. Anak yang biasanya ceria tiba-tiba menjadi lebih pendiam dan cenderung menarik diri. Ia mungkin mulai menghindari interaksi dengan keluarga atau teman-temannya.
-
Apa kata-kata yang mewakili anak kurang kasih sayang? 'Hati yang terluka tidak bisa disembuhkan sekaligus. Itu lebih buruk lagi jika luka yang datang berasal dari seseorang yang engkau cintai.'
-
Mengapa kurang kasih sayang berdampak buruk? Kurangnya kasih sayang pada anak dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada anak.
-
Kenapa anak kurang kasih sayang jadi agresif? Mereka mungkin menjadi lebih sering tantrum, berperilaku agresif, atau bahkan mulai melanggar aturan yang telah ditetapkan di rumah.
-
Siapa yang bisa merasakan sedih anak kurang kasih sayang? 'Terkadang aku sedih ketika ada orang yang menceritakan kebahagiaan suasana keluarganya. Mungkin aku iri.'
-
Siapa yang merasakan dampak kurang kasih sayang? Anak-anak merupakan anugerah yang berharga dalam kehidupan.
Kurang Percaya Diri
Sebagian besar orang yang kurang mendapatkan kasih sayang di masa kecil sering merasa tidak cukup baik atau kurang percaya diri. Mereka mungkin mengira bahwa kurangnya harga diri adalah bagian dari kepribadian mereka yang memang begitu adanya. Padahal, sering kali hal ini adalah akibat dari kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima pada masa kanak-kanak.
Seperti pohon yang tumbuh kuat dan tinggi hanya jika mendapat cukup air dan cahaya matahari, harga diri seseorang pun berkembang seiring dengan penerimaan dan kasih sayang yang mereka terima. Tanpa keduanya, tumbuhlah rasa rendah diri yang bukan semata-mata kesalahan pribadi, tetapi sebagai respons alami terhadap kelangkaan kasih sayang. Mengakui hal ini adalah langkah pertama untuk sembuh.
Terlalu Mandiri
Menjadi mandiri sering kali dipandang sebagai kualitas positif yang patut dimiliki. Namun, bagi sebagian orang yang dibesarkan tanpa kasih sayang yang cukup, kemandirian ini bisa menjadi pertahanan diri. Ketakutan untuk bergantung pada orang lain—karena rasa takut akan kekecewaan atau penolakan—membuat mereka cenderung menghindari bantuan atau dukungan emosional dari orang lain.
Meskipun kemandirian penting, kemampuan untuk saling bergantung secara emosional juga sangat vital untuk keseimbangan hubungan yang sehat. Jika Anda merasa terlalu mandiri, bisa jadi itu adalah pertahanan diri yang terbentuk akibat kekurangan kasih sayang di masa kecil. Menerima bahwa Anda juga membutuhkan orang lain adalah langkah penting dalam menjalani kehidupan yang lebih penuh dan saling mendukung.
Menjadi People-Pleaser
Seseorang yang tumbuh tanpa cukup kasih sayang seringkali mencari cara untuk mendapatkan perhatian atau validasi dari orang lain. Salah satu cara yang paling sering dilakukan adalah dengan menjadi people-pleaser, atau orang yang terus berusaha menyenangkan orang lain, seringkali mengorbankan kebutuhan dan keinginan diri sendiri.
Meski tampaknya sikap ini menunjukkan kebaikan hati, namun terlalu sering menomorduakan diri sendiri bisa menyebabkan kelelahan emosional yang berkepanjangan. Orang yang sering merasa tertekan untuk menyenangkan orang lain, tanpa sadar sedang mencari pengakuan dan penerimaan yang mungkin tidak pernah mereka terima saat kecil. Mengakui hal ini bisa menjadi kunci untuk lebih menghargai diri sendiri dan menghentikan siklus ini.
Kesulitan dalam Membangun Hubungan Intim
Mereka yang kekurangan kasih sayang di masa kecil sering kali merasa sulit untuk membangun hubungan yang dalam dan intim. Ketakutan akan penolakan atau luka emosional membuat mereka menjaga jarak dan menghindari kerentanannya dalam hubungan. Mereka seringkali merasa lebih nyaman dengan menjaga jarak emosional, berusaha melindungi diri dari potensi rasa sakit.
Namun, kesadaran akan kebiasaan ini bisa membuka jalan untuk perubahan. Dengan sedikit demi sedikit menurunkan tembok pertahanan dan belajar mempercayai orang lain, hubungan yang lebih intim dan bermakna dapat terbentuk. Ini bukan hanya soal membuka hati, tetapi juga mengenali pola lama yang menghalangi kedekatan emosional.
Tidak Nyaman dalam Mengekspresikan Emosi
Emosi adalah bagian penting dari kehidupan manusia, tetapi bagi sebagian orang yang kurang kasih sayang di masa kecil, mengungkapkan perasaan bisa terasa sangat sulit. Mereka mungkin merasa canggung ketika merasakan kebahagiaan, kesedihan, atau kemarahan, karena ekspresi emosional mereka tidak pernah dihargai atau diterima dengan hangat saat masih kecil.
Orang-orang ini sering kali menahan diri dalam perasaan mereka, takut akan penolakan atau dianggap berlebihan. Padahal, mengekspresikan emosi dengan sehat adalah hal yang wajar dan penting. Mengakui ketidaknyamanan ini adalah langkah pertama untuk bisa lebih terbuka dalam hubungan dengan orang lain dan juga dengan diri sendiri.
Cenderung Memasuki Peran Pengasuh
Mereka yang tumbuh dengan kekurangan kasih sayang sering kali cenderung mengambil peran sebagai pengasuh dalam hubungan mereka dengan orang lain. Hal ini bisa berupa usaha mereka untuk memberikan apa yang tidak mereka dapatkan semasa kecil: perhatian, kasih sayang, dan dukungan emosional.
Namun, ini juga bisa menjadi cara bawah sadar mereka untuk mengisi kekosongan emosional yang ditinggalkan oleh masa kecil yang penuh dengan kekurangan kasih sayang. Terkadang, mereka merasa bahwa dengan merawat dan mengurus orang lain, mereka bisa merasakan kepuasan dan rasa diterima. Meski niatnya baik, penting untuk mengenali bahwa kebutuhan mereka untuk memberi bukan berarti mereka tidak memerlukan kasih sayang juga.
Terlalu Mengandalkan Diri Sendiri dalam Situasi Emosional
Sama seperti dengan kemandirian, keinginan untuk menyelesaikan masalah emosional sendirian adalah tanda lain dari kurangnya kasih sayang di masa kecil. Ketika seseorang belajar sejak dini bahwa mengekspresikan kesulitan emosional atau mencari dukungan hanya akan membuat mereka merasa diabaikan, mereka cenderung menutup diri dan mengatasi segalanya sendiri.
Kebergantungan emosional yang minim ini bisa mengarah pada pengasingan diri, di mana seseorang merasa lebih nyaman mengatasi masalah mereka tanpa bantuan orang lain. Namun, kesadaran akan pola ini dapat membuka jalan untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat, di mana berbagi dan menerima dukungan emosional adalah bagian dari perjalanan hidup yang lebih baik.
Mengenali tanda-tanda kurangnya kasih sayang di masa kanak-kanak bukanlah hal yang mudah, namun ini adalah langkah pertama menuju pemulihan. Perilaku yang terbentuk sebagai respons terhadap kekurangan kasih sayang bukanlah tanda kelemahan, melainkan mekanisme pertahanan yang berfungsi untuk bertahan hidup emosional.
Dengan mengenali dan menerima tanda-tanda ini, seseorang dapat mulai menyembuhkan luka emosional masa lalu, membangun harga diri yang sehat, dan menciptakan hubungan yang lebih baik. Ingatlah bahwa setiap perjalanan menuju penyembuhan adalah langkah menuju hidup yang lebih penuh dan bermakna.