Amerika Serikat Diam-Diam Setujui Kerja Sama Senjata Nuklir Dengan Arab Saudi
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump diam-diam mengejar kesepakatan yang lebih luas tentang teknologi nuklir antara negaranya dan Arab Saudi, dengan tujuan membangun setidaknya dua pembangkit listrik tenaga nuklir.
Sekretaris Energi Amerika Serikat Rick Perry menyetujui enam kesepakatan rahasia dengan perusahaan untuk menjual teknologi tenaga nuklir dan bantuan ke Arab Saudi. Laporan tersebut didapat dalam sebuah salinan dokumen resmi oleh Reuters, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (29/3).
Rupanya, pemerintahan Presiden AS Donald Trump diam-diam mengejar kesepakatan yang lebih luas tentang teknologi nuklir antara negaranya dan Arab Saudi, dengan tujuan membangun setidaknya dua pembangkit listrik tenaga nuklir.
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan "Gerbang Neraka" di Arab Saudi dibangun? Tempat tersebut memiliki 400 bangunan yang berasal dari 9.000 tahun lalu.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
Beberapa negara termasuk AS, Korea Selatan dan Rusia bersaing untuk mendapatkan kesepakatan itu, dan pemenangnya diharapkan diumumkan akhir tahun ini oleh Saudi.
Dengan persetujuan Perry, maka akan ada kemungkinan perusahaan memulai pekerjaan awal untuk tenaga nuklir sebelum kesepakatan dibentuk. Namun, peralatan yang akan masuk ke pabrik belum akan dikirimkan.
Administrasi Keamanan Nuklir Nasional Departemen Energi (NNSA) dalam dokumen tersebut menyebut bahwa perusahaan telah meminta agar administrasi Trump merahasiakan persetujuannya.
"Dalam hal ini, masing-masing perusahaan yang menerima otorisasi khusus untuk (Arab Saudi) telah memberikan kami permintaan tertulis agar otorisasi mereka ditahan dari rilis publik," kata NNSA dalam dokumen tersebut.
NNSA dan Departemen Energi belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan terkait kejelasan dokumen itu.
Di sisi lain, banyak anggota parlemen AS khawatir bahwa dengan berbagi teknologi nuklir kepada Saudi, maka hal itu bisa menyebabkan persaingan senjata nuklir di Timur Tengah.
Pangeran Saudi Muhammad bin Salman mengatakan bahwa pihaknya akan mengembangkan senjata nuklir jika musuhnya, Iran, juga melakukannya.
Baca juga:
Perbandingan Kekuatan Senjata Nuklir India versus Pakistan
Begini Pujian Trump buat Korea Utara Jelang Pertemuan Kedua dengan Kim Jong-un
Mossad, CIA, MI6 Diam-diam Selundupkan Ilmuwan Nuklir Iran ke Inggris
PBB: Korea Utara Sembunyikan Senjata Nuklir
Ikuti Jejak AS, Rusia Tunda Kesepakatan Nuklir Pascaperang Dingin