Arab Saudi Eksekusi Mati 12 Orang dalam 10 Hari
Eksekusi ini dilakukan setelah vakum selama dua tahun.
Arab Saudi mengeksekusi mati 12 orang dalam 10 hari terkait kasus narkoba. Eksekusi ini dilakukan setelah vakum selama dua tahun. Demikian disampaikan organisasi HAM.
Eksekusi dilakukan sebagian besar dengan pemenggalan menggunakan pedang.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Maarten Paes tiba di Arab Saudi? Terbaru, Maarten Paes terbang dari Amerika Serikat untuk bergabung dengan pemain lainnya dalam rangka persiapan pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
Telegraph melaporkan, para narapidana ini dihukum mati setelah dipenjara terkait dakwaan penyalahgunaan narkoba. Mereka termasuk tiga warga negara Pakistan, empat warga Suriah, dua warga Yordania, dan tiga warga Arab Saudi.
AFP melaporkan, total orang yang dieksekusi tahun ini sedikitnya 132 orang, melampaui jumlah eksekusi gabungan tahun 2020 dan 2021.
"Muhammad bin Salman berulang kali memuji visi kemajuannya, berjanji mengurangi eksekusi dan mengakhiri hukuman mati terkait kasus narkoba. Tapi saat eksekusi mematikan mendekati akhir, otoritas Saudi mulai melakukan eksekusi lagi terhadap narapidana narkoba, dalam jumlah besar dan diam-diam," jelas direktur organisasi HAM Reprieve, Maya Foa, dikutip dari Hindustan Times, Selasa (22/11).
Pada 2018, Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman atau dikenal dengan MBS mengatakan pemerintahannya berusaha "mengurangi" hukuman mati kecuali bagi terpidana kasus pembunuhan.
"Yang Mulia, Raja, tidak begitu saja menandatangani apa yang dia inginkan. Dia bekerja berdasarkan hukum, undang-undang," jelas MBS kepada majalah Time saat itu.
Baca juga:
Pangeran MBS Kebal Hukum Atas Pembunuhan Jamal Khashoggi
Jemaah Ini Detak Jantungnya Berhenti Selama 2 Menit Saat Umrah di Makkah
Penyelundupan Narkoba di Saudi Picu Insiden Penembakan dan Pembakaran Mobil
Pangeran Saudi Punya Saham Twitter Terbesar Kedua Setelah Elon Musk
Warga Arab Saudi Antusias Rayakan Halloween di Riyadh