AS blokir penjualan senjata ke Filipina, Duterte beralih ke Rusia
Amerika Serikat 'mengancam' menghentikan penjualan senapan ke Filipina, namun hal ini dihadapi Duterte dengan santai. Dia mengatakan, jika AS sudah tidak mau menjual senapan ke Filipina, maka Rusia masih mau melakukannya.
Keputusan Amerika Serikat untuk menghentikan penjualan 26.000 senapan ke Filipina ditanggapi Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan tenang. Pasalnya, Duterte sudah mendapat solusi untuk mengatasi hal tersebut.
"Mereka (AS) mengancam saya dan mengatakan tidak akan menjual senjata? Kami sudah punya banyak bahan peledak di sini," kata Duterte kepada CNN seperti dilansir dari laman The Independent, Jumat (4/11).
-
Kapan Mikhayla lahir? Lahir pada 2 Juni 2012, Mikhayla kini berusia 11 tahun.
-
Kapan Mikhaela Lee Jowono lahir? Mikha, panggilan akrabnya, lahir pada 8 Februari 2011.
-
Bagaimana wanita tersebut dimakamkan? Berdasarkan hasil penelitian kerangka, tinggi wanita tersebut sekitar 152 cm. Kerangkanya ditemukan berbaring telentang di samping kerangka suaminya, namun yang mengejutkan para ilmuwan, bagian atas kepalanya hilang.
-
Kapan Leticia lahir? Lahir pada 24 Februari 2010, anak cantik ini semakin menunjukkan bakatnya dalam dunia hiburan.
-
Siapa yang mirip dengan Mikhayla? Ternyata, potret Nia Ramadhani saat berusia 20-an, sangat mirip dengan Mikhayla.
-
Kapan Romualdo Locatelli menghilang? Namun setelah periode itu, ia menghilang tak jelas keberadaannya. Jiwa dan raganya bagaikan habis ditelan bumi di tengah berkecamuknya Perang Dunia II.
Presiden Filipina itu menyatakan bahwa Rusia telah menawarkan beberapa senjata untuk dibeli Filipina.
"Saya ingat Rusia pernah mengatakan, 'datanglah ke Rusia, kami punya apa pun yang Anda butuhkan di sini'," kata Duterte mengutip ucapan Duta Besar Rusia untuk Filipina Igor Khovaev.
Keduanya mengadakan pertemuan Oktober lalu, dan Dubes Rusia telah mengatakan siap membahas kemitraan dengan Filipina setelah Duterte mengumumkan 'perpisahan' negaranya dengan AS.
"Buatlah daftar keinginan Anda. Pikirkan jenis bantuan apa yang Anda harapkan dari Rusia dan kami siap duduk bersama untuk mendiskusikan apa yang bisa dan harus dilakukan," kata Igor Khovaev kepada Duterte menurut laporan kantor berita GMA.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS John Kirby mengatakan pihaknya tidak bisa mengomentari soal penjualan senjata karena peraturan federal.
Hubungan Filipina dan AS mulai 'panas' menyusul kritikan AS terhadap kebijakan Duterte dalam memerangi pengguna narkoba di negaranya, di mana sudah terlalu banyak warga sipil yang dibunuh tanpa diadili.
Organisasi Pengawas Hak Asasi Manusia sendiri memperkirakan sudah 5000 orang tewas karena menggunakan narkoba sejak Duterte menjabat pada 30 Juni silam.
(mdk/che)