Begini Rahasia Orang Tibet Kuno Bertahan Hidup di Dataran Tinggi Ekstrem
Dataran Tinggi Tibet, yang juga dikenal sebagai "atap dunia" adalah salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi. Wilayah dengan ketinggian rata-rta 4500 meter ini kekurangan lahan subur serta keterbatasan suber daya.
Arkeolog menemukan bukti sisa konsumsi susu pada gigi orang Tibet kuno. Hal ini menunjukkan penduduk zaman itu mampu bertahan hidup di Tibet dengan mengonsumsi susu.
Dataran Tinggi Tibet, yang juga dikenal sebagai "atap dunia" adalah salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi. Wilayah dengan ketinggian rata-rta 4500 meter ini kekurangan lahan subur serta keterbatasan sumber daya.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Mengapa para arkeolog mempelajari makam ini? Wali kota Corinaldo Gianni Aloisi mengatakan temuan tambahan di pekuburan Nevola semakin menunjukkan pentingnya area tersebut dan mungkin "memungkinkan kita untuk mengenal, dan mungkin menulis ulang, sejarah koleksi kita."
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Mengapa penggalian arkeologi ini dianggap penting? "Situs ini memiliki (peninggalan) arkeologi yang luar biasa dan memudahkan kita mendapatkan pemahaman seperti apa kehidupan orang-orang yang menempati negeri ini pada abad ketujuh."
Sehingga, tantangan terbesar untuk hidup di dataran tinggi ini adalah mendapatkan makanan yang cukup.
Orang Tibet kuno berhasil bertahan dan berkembang di daerah ini. Keberhasilan mereka kemudian dijelaskan dalam jurnal Science Advance.
Rahasia orang Tibet kuno berhasil bertahan hidup sederhana: mereka suka mengonsumsi susu.
Menurut penulis studi utama dari Institut Geoantropologi Max Planck, Li Tang, gaya hidup orang Tibet kuno sangat mengagumkan.
Kambing, domba, sapi yak
Tang dan rekannya menganalisis protein purba dari gigi 40 orang di 15 lokasi di Dataran Tinggi Tibet. Analisis tersebut menunjukkan peternakan sapi perah telah ada di tempat itu sekitar 3.500 tahun lalu.
Tang menggunakan metode paleoproteomik, yaitu studi tentang protein purba.
Penelitian juga mengungkap jika produk susu dikonsumsi oleh berbagai macam kalangan, baik wanita, pria, dewasa, anak-anak, bahkan orang berstatus tinggi dan rendah.
Penduduk Tibet kuno memanfaatkan produk susu dari kambing, domba, dan sapi yak. Hingga hari ini, susu masih menjadi produk yang banyak dikonsumsi orang Tibet modern.
Menelusuri peternakan sapi perah di masa lalu telah lama menjadi tantangan bagi peneliti. Arkeolog secara tradisional telah menganalisis sisa-sisa hewan dan bagian dalam wadah makanan untuk bukti peternakan sapi perah.
Peternakan sapi perah dianggap memiliki peranan penting dalam mendukung penggembala awal dataran tinggi. Dari analisis yang telah dilakukan, semua fosil gigi dengan bukti konsumsi susu ditemukan dari lokasi dataran dengan ketinggian lebih dari 3700 meter di atas permukaan laut.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)