Bocornya data facebook dan diam Zuckerberg yang berakibat fatal
Skandal penyalahgunaan data di Facebook menjadi masalah terbesar yang pernah dihadapi raksasa media sosial tersebut. Masalah ini sempat menjadi-jadi karena sang CEO, Mark Zuckerberg sempat membisu setelah kejadian.
Skandal penyalahgunaan data di Facebook menjadi masalah terbesar yang pernah dihadapi raksasa media sosial tersebut. Masalah ini sempat menjadi-jadi karena sang CEO, Mark Zuckerberg sempat membisu setelah kejadian.
Seperti diketahui, saat isu skandal ini mulai berembus, Zuckerberg tak kunjung bersuara, bahkan untuk sekadar memberikan pernyataan. Aksinya itu pun berakibat pada kondisi finansial perusahaan.
-
Apa saja yang dicakup dalam "kompensasi lain" Mark Zuckerberg? Tahun lalu, Meta mengatakan bahwa dana keamanan tersebut bisa digunakan Zuckerberg untuk membayar “personel tambahan, peralatan, layanan, perbaikan tempat tinggal,” dan kebutuhan keamanan lainnya. Di luar dana keamanan, Zuckerberg bisa menggunakan “kompensasi lain” yang ia punya untuk “biaya yang berkaitan dengan penggunaan pesawat pribadi.”
-
Di mana Mark Zuckerberg dan timnya membuat Facebook? Mereka merintis proyek ini dari sebuah kamar kos di Harvard pada tahun 2004.
-
Jam tangan mewah apa yang dikenakan Mark Zuckerberg? Menurut laporan, miliarder teknologi ini memakai jam tangan Patek Philippe Platinum in-line perpetual calendar dengan dial biru, yang harganya mencapai $141.400 atau sekitar Rp1,18 miliar.
-
Apa tujuan awal Mark Zuckerberg dalam membuat Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat. Bersama teman-temannya, Andrew McCollum, Eduardo Saverin, Chris Hughes, dan Dustin Moskovitz, Zuckerberg mengembangkan Facebook saat mereka masih kuliah di Universitas Harvard.
-
Kenapa Mark Zuckerberg tertarik dengan jam tangan mewah? "Saya tidak pernah benar-benar ingin punya jam tangan. Tapi setelah melihat itu, saya merasa jam tangan itu keren," ujar Zuckerberg.
-
Di mana bunker rahasia milik Mark Zuckerberg berada? Di bawah tanah seluas 57.000 kaki persegi itu, dikabarkan ada sebuah bunker persembunyian.
Selama masa bungkamnya itu, saham Facebook bahkan turun hingga 8,5 persen. Dengan kondisi ini, Profesor dari University of Kent Business School Dr. Michael Koch menyebut keputusan Zuckerberg yang diam saat krisis merupakan hal buruk.
"Dalam sejumlah kasus, tentu kamu akan mengharapkan seorang CEO perusahaan akan bereaksi untuk mengatasi masalah secepat mungkin, terlebih saat saham perusahaan merosot," tuturnya seperti dikutip dari The Street, Rabu (28/3/2018).
Sekadar informasi, dalam kepemimpinannya, Zuckerberg memang dikenal tak begitu tanggap menghadapi masalah. Saat kasus berita palsu di Facebook, ia malah mengeluarkan pendapat bahwa tak masuk akal berita palsu di-platform-nya dapat mempengaruhi pemilihan umum.
Meski pada awal 2017 ia akhirnya mengaku keliru, pernyataannya itu sudah telanjur dilontarkan ke publik. Tak berbeda jauh, dalam kasus penyalahgunaan data Facebook ini, suami dari Priscillia Chan itu disebut mengulangi langkah serupa.
Sejak skandal ini pertama kali mencuat, tak ada pernyataan apa pun yang meluncur dari dirinya selama hampir tiga hari. "Saat seorang pemimpin senior dari platform sosial terbesar di dunia diam, saya pikir itu telah melanggar kepercayaan," tutur branding expert Eric Schiffer.
Menurutnya, saat ini hal yang penting adalah soal kredibilitas dan rasa percaya untuk perusahaan. "Ini merupakan ujian terberat yang dilalui Facebook sebagai perusahaan," tuturnya.
Sekadar informasi, setelah bungkam beberapa hari, Zuck, begitu sapaan karibnya, secara resmi meminta maaf kepada seluruh pengguna Facebook dan masyarakat.
Tak hanya lewat unggahan di Facebook, ia juga mengeluarkan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat melalui iklan di satu halaman beberapa koran ternama di Amerika Serikat.
Mengutip Ubergizmo, Selasa (27/3/2018), pada iklan tersebut, Zuckerberg meminta maaf kepada seluruh pengguna dan masyarakat serta memberikan klarifikasi tentang posisi perusahaan dalam masalah ini.
"Anda mungkin mendengar tentang aplikasi kuis dari peneliti di universitas yang membocorkan puluhan juta data pengguna di tahun 2014. Saya meminta maaf karena kami tidak melakukan lebih banyak hal saat itu," kata Zuckerberg dalam permintaan maaf Facebook tersebut.
Perusahaan, kata Zuckerberg, kini mengambil langkah untuk memastikan bahwa kebocoran data seperti ini tidak akan terulang kembali. Zuckerberg melanjutkan, Facebook telah menghentikan aplikasi-aplikasi semacam ini dari memperoleh akses ke banyak informasi pengguna.
Bahkan, perusahaan membatasi data yang diberikan kepada aplikasi saat pengguna sign in ke aplikasi menggunakan akun Facebook.
Perusahaan, kata Zuckerberg, juga melakukan investigasi pada setiap aplikasi yang mendapatkan akses ke sejumlah data signifikan sebelum masalah ini diperbaiki.
Facebook menduga, akan ada aplikasi-aplikasi lain yang menggunakan data pengguna dan jika Facebook mendapati aplikasi-aplikasi tersebut, perusahaan langsung memblokir akses mereka dan melaporkan kepada pengguna yang terdampak.
Reporter: Agustinus Mario Damar
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Skandal Cambridge Analytica, majalah Playboy tutup akun Facebook
Kebocoran data Facebook, DPR dukung Kemkominfo lakukan koordinasi
Apakah hapus Facebook berarti privasi kita aman? Pakar sebut tidak
Skandal Facebook berlanjut, riwayat telepon dan SMS juga bocor
PM India diduga terlibat kasus bobolnya data pengguna aplikasi ponsel