Catatan Penting Perang AS di Afghanistan, Dari 2001 Sampai Kesepakatan Damai 2020
Amerika Serikat dan kelompok Taliban kemarin sudah menandatangani kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perang di Afghanistan. Perang yang berlangsung hampir 20 tahun ini adalah perang terlama yang pernah dijalani AS.
Amerika Serikat dan kelompok Taliban kemarin sudah menandatangani kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perang di Afghanistan. Perang yang berlangsung hampir 20 tahun ini adalah perang terlama yang pernah dijalani AS.
Setelah 18 bulan masa perundingan yang putus-nyambung, akhirnya kerangka kesepakatan dalam perdamaian itu meliputi penarikan mundur pasukan AS secara bertahap selama 14 bulan dengan tahap pertama adalah 5.000 pasukan AS ditarik dalam waktu 135 hari.
-
Bagaimana Prabowo Subianto memulai karier militernya di TNI Angkatan Darat? Prabowo memulai karier militernya di TNI Angkatan Darat pada tahun 1974 sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari AKABRI Darat di Magelang.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Bagaimana cara membentuk Angkatan Siber TNI? “Kalau ingin menambah matra atau angkatan baru, ubah dulu aturannya,” ujarnya.
-
Apa yang sedang dibahas mengenai Angkatan Siber TNI? Wacana angkatan siber kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk membentuk matra baru di TNI, yakni matra siber.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Dilansir dari laman Aljazeera, Sabtu (29/2), berikut ringkasan momen-momen penting perang AS di Afghanistan sejak 2001 hingga kesepakatan damai dengan Taliban di tahun ini:
AS menginvasi Afghanistan
Sebagai balasan atas serangan 11 September 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang Presiden AS kala itu George W Bush memerintahkan pasukannya menginvasi Afghanistan.
Tak lama sejak itu pasukan AS berniat menggulingkan kelompok Taliban yang berkuasa sejak 1996.
Pada waktu itu lebih dari 1.000 tentara AS dikerahkan ke Afghanistan dan terus bertambah. Pada Desember 2003 sudah ada lebih dari 10.000 tentara AS di Afghanistan.
Jumlah tentara AS terus bertambah
Pada 2009 Presiden Bush mengirimkan sekitar 50.000 tentara AS ke Afghanistan.
Obama melanjutkan kebijakan Bush tahun berikutnya dengan menambah pasukan hingga 68.000. Di Akhir 2009 Obama menambah lagi 30.000 pasukan untuk memerangi Al Qaidah dan Taliban.
Pada 2010 jumlah tentara AS di Afghanistan hampir mencapai 100.000 personel sedangkan jumlah tentara asing di Afghanistan totalnya mencapai 150.000.
Misi Perang Diakhiri, Korban Sipil Bertambah
Pada 2011 Obama mengumumkan akan menarik mundur pasukan AS dari Afghanistan. Tiga tahun kemudian, ada sekitar 34.000 lagi tentara AS di negara itu.
Di tahun yang sama NATO mengumumkan akan mengakhiri misi perang di Afghanistan tapi akan melanjutkan dengan melatih tentara Afghan dan menjalankan operasi kontraterorisme.
Pada 2017 tentara AS di Afghanistan tinggal 8.400 orang.
Sementara itu korban sipil berjatuhan di tengah situasi negara yang kian memburuk ketika Taliban memperluas kekuasaannya dan memperkuat angkatan bersenjata mereka di berbagai wilayah.
Di saat serangkaian serangan mematikan terus terjadi Presiden Donald trump menambah lagi 3.000 pasukan AS ke Afghanistan. AS juga mulai melancarkan serangan udara dan mengakibatkan banyak jatuh korban sipil.
Sejak 2001-2019 tentara AS yang tewas di Afghanistan mencapai 2.441 personel. Inggris 445 tentara tewas dan negara lainnya 1.144.
Pembicaran Damai Dimulai, Lalu Tertunda
Pada Oktober 2018 pejabat AS dan perwakilan Taliban mulai mengadakan pertemuan pertama untuk pembicaraan damai di Doha, Qatar. Pembicaraan itu berlanjut hingga tahun berikutnya selama delapan kali pertemuan.
Zalmay Khalilzad, perwakilan khusus AS untuk Afghanistan mewakili Afghanistan dalam pembicaraan itu sedangkan Mullah Abdul Ghani Baradar dan Sher Muhammad Abbas Stanikzai, kepala biro politik Taliban di Doha mewakili pihak Taliban.
Meski pembicaraan tengah berlangsung, kekerasan di lapangan tidak terhindarkan. Korban tewas mencapai 1.174 dan korban luka 3.139 antara Juli hingga September atau peningkatan 42 persen di periode yang sama setahun sebelumnya.
Menurut data dari Komando Pusat Operasi Udara Gabungan AS, Angkatan Udara AS menjatuhkan 7.423 bom di Afghanistan, jauh lebih banyak dibanding 10 tahun terakhir. Lebih dari 100.000 warga Afghan tewas atau terluka sejak 2009 ketika misi PBB di Afghanistan mulai mendokumentasikan korban tewas.
Pada September 2019 Trump tiba-tiba menunda pembicaraan damai dengan Taliban setelah tewasnya seorang tentara AS. Trump juga membatalkan rencana pertemuan rahasia dengan Taliban dan presiden Afghan di Camp David yang bertujuan merampungkan kesepakatan damai.
Karena penundaan pembicaraan damai itu Taliban kian menggencarkan serangan sehingga kuartal terakhir di 2019 menjadi masa paling berdarah sejak invasi AS pada 2001.
Dalam pernyataannya kepada Aljazeera, juru bicara Taliban zabihullah Mujahid mengatakan Washington akan menyesal telah berpaling dari kesepakatan damai.
Apa yang Dimaksud dengan Kesepakatan Damai?
Kesepakatan damai yang ditandatangani Sabtu lalu punya empat poin penting: Taliban menjamin tidak lagi membolehkan kelompok bersenjata asing menjadikan Afghanistan sebagai basis untuk melancarkan serangan, penarikan mundur seluruh tentara AS dan koalisi, serta dialog internal pihak-pihak di Afghan dan gencatan senjata.
Taliban sudah menentukan penarikan mundur seluruh tentara asing sebagai tuntutan utama mereka selama ini sedangkan AS berkukuh harus ada gencatan senjata menyeluruh di seantero negeri.
AS awalnya meminta Taliban berdialog dengan pemerintahan Afghanistan tapi kelompok militan itu menolak dengan menyebut pemerintahan Afghan yang didukung negara Barat adalah boneka rezim.
Pada Juli 2019, puluhan tokoh Afghanistan, dari mulai politikus hingga kelompok masyarakat madani, termasuk aktivis dan kaum perempuan, bertemu dengan Taliban di Doha dalam pertemuan dialog internal selama dua hari.
Dua pertemuan internal Afghan juga digelar di 2019 di Ibu Kota Moskow, Rusia ketika delegasi juru runding Taliban juga bertemu dengan politikus Afghanistan.
AS melanjutkan pembicaraan damai dengan Taliban Desember lalu dan Trump bermaksud mengakhiri keterlibatan AS dalam perang Afghanistan sebelum pemilu 2020 nanti.
Sepekan "pengurangan kekerasan" antara Taliban, AS, dan pasukan keamanan Afghan dimulai pada 22 Februari dan hal itu menimbulkan harapan akan berakhirnya perang. Langkah itu berjalan sukses, hanya ada laporan serangan kecil sepanjang sepekan itu.
29 februari pejabat AS dan perwakilan Taliban menandatangani kesepakatan damai di Doha.
Beberapa saat sebelum kesepakatan diteken, AS dan pemerintah Afghan merilis pernyataan bersama yang menyatakan AS dan NATO akan menarik mundur seluruh pasukan dari Afghanistan dalam waktu 14 bulan.
"Amerika Serikat akan mengurangi jumlah tentara di Afghanistan hingga 8.600 dan menjalankan komitmen lainnya dalam 135 hari dari pengumuman ini," bunyi pernyataan bersama itu.
Sejak 2001 hingga 2019 AS sudah menghabiskan dana perang Afghanistan sebesar USD 975 miliar atau sekitar Rp13.956 triliun.
(mdk/pan)